Akibat kekeliruan dilakukan Hawa/Maria maka kaum perempuan
dinyatakan menanggung 10 macam kutukan, yaitu:
Perempuan
mengalami siklus menstruasi, yang sebelumnya Hawa tidak pernah mengalaminya di
surga.
Perempuan yang
pertama kali melakukan persetubuhan mengalami rasa sakit.
Perempuan
mengalami penderitaan dalam mengasuh dan memelihara anak-anaknya. Anak-anak
membutuhkan perawatan, pakaian, kebersihan, dan pengasuhan sampai dewasa. Ibu
merasa risi manakala pertumbuhan anak-anaknya tidak seperti yang diharapkan.
Perempuan merasa
malu terhadap tubuhnya sendiri.
Perempuan merasa
tidak leluasa bergerak ketika kandungannya berumur tua.
Perempuan merasa
sakit pada waktu melahirkan.
Perempuan tidak
boleh mengawini lebih dari satu laki-laki.
Perempuan masih
ingin merasakan hubungan seks lebih lama sementara suaminya sudah tidak kuat
lagi.
Perempuan sangat
berhasrat melakukan hubungan seks terhadap suaminya, tetapi amat berat
menyampaikan hasrat itu kepadanya.
Perempuan lebih suka
tinggal di rumah.
Bandingkan juga dengan Kitab Kejadian [3]: 15 yang sering
dianggap sebagai the protoevangelium:
“Dan Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu (benihmu) dan keturunannya (benihnya);
keturunannya (benihnya) akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya.”
Kalangan teolog Kristen sering mempertentangkan atau
memperhadap-hadapkan antara figur Hawa dan Maryam, namun ada juga yang
menganggap Hawa dan Maryam adalah sepasang perawan yang saling melengkapi.
Jika Hawa yang muncul dari Adam menjadi simbol kejatuhan
manusia, maka Maria perawan suci yang melahirkan Nabi Isa adalah simbol
kemenangan dan keterangkatan manusia ke langit atas.
Melalui simbol kesucian dan kasih sayang Maryam, maka
manusia akan menguasai dosa yang diwariskan oleh simbol Hawa, sang pembawa
bencana dengan kekuatannya sebagai penggoda (tempter).
0 komentar:
Posting Komentar