Menyingkap Misteri Maryam (7-habis)



Dan kedua, saat menceritakan pertemuan antara Maryam dan St Elizabeth, “Dan, Elizabeth telah terpenuhi dengan the Holy Ghost (Roh Kudus), dan dia telah berbicara dengan suara yang keras dan berkata beliau, ‘Telah dimuliakan kamu di kalangan perempuan dan telah dimuliakan buah dari rahim kamu’.” (Luke [1]:41-42).

Dalam tradisi Kristen, Maria sudah dipenuhi dengan berkah Tuhan (“God’s Grace”), tidak ada lagi ruang untuk diisikan dengan dosa.

Maria adalah holiness (kesucian). Maria adalah kemurnian (the purity), kecantikan (the beauty), kebaikan (the goodness), dan kerendahan hati (the humility). Maria adalah substansi kosmis dan sekaligus gambaran mikrokosmis.

Dalam Alquran, pengakuan akan kesucian Maryam juga ditemukan di sejumlah ayat, antara lain, “Maryam berkata, ‘Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!

Jibril berkata, ‘Demikianlah. Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” (QS Maryam [19]: 20-21).

Hanya, dalam tradisi intelektual Islam, Maryam belum banyak dibahas dan dianalisis secara tuntas dan mendalam sebagaimana halnya dalam tradisi intelektual Kristen.

Tetapi, ini tidak berarti keberadaan Maryam tertutup kemungkinan untuk didalami. Banyak ayat dalam beberapa surah dalam Alquran yang berbicara tentang Maryam.

Sekiranya dilakukan metode tematik (maudhu’i) tentang siapa sesungguhnya Maryam, maka tidak tertutup kemungkinan kita akan memperoleh pemahaman mendalam tentang Maryam.

Setidaknya, beberapa kriteria kenabian sudah dimiliki Maryam. Artikel berikutnya kita akan membahas, “Apakah Maryam Seorang Nabiyyah?” Simak uraiannya pada edisi mendatang.



0 komentar:

Posting Komentar