Memaknai Puasa Sebagai Solusi Bangsa



Setiap tahun umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa sebulan lamanya, yaitu di bulan Ramadan. Dengan penuh suka cita umat Islam menyambut kedatangannya sebagai bulan yang penuh berkah, ampunan dan rahmat Allah. Puasa adalah untuk Allah, seperti yang ditegaskan dalam niat setiap orang yang menjalakannya, yaitu “lillahi”, hanya untuk Allah saja.Karena itu, puasa harus dijalankan dengan penuh ketulusan, kesabaran, kejujuran dan kerendah hatian.

Diwajibkannya puasa adalah untuk mencapai derajat ketakwaan. Alquran 2:183 menegaskan yang artinya : wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajiban atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Tradisi berpuasa dengan berbagai versinya adalah tradisi keagamaan pada umumnya, yang juga dijalankan oleh berbagai agama, seperti Yahudi, Kristen bahkan Budha.

Sedangkan siapakah orang yang bertakwa yang dimaksudkan? Alquran 2:3-5 memberikan penjelasan yang artinya : “Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang melaksanakan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan, dan mereka yang beriman kepada yang telah diturunkan kepadamu dan yang telah diturunkan sebelummu, serta tentang akhirat mereka yakin. Mereka itulah yang berada di atas petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung”.

Jika ditarik benang merahnya, maka puasa adalah takwa, puasa tanpa ketakwaan adalah puasa yang hanya mendapatkan lapar dan dahaganya saja. Puasa yang sia-sia belaka. Sedangkan orang yang bertakwa adalah orang yang beriman dan beramal salih. Iman tanpa amal salih adalah iman yang sia-sia, sedangkan amal salih tanpa iman adalah suatu kedustaan, karena kesalehan pada hakikatnya merupakan pancaran dari iman kepada yang gaib, yaitu Tuhan, bukan pada kepentingan-kepentingan duniawi yang sementara sifatnya, baik kepentingan untuk kekuasaan, kekayaan maupun interes pribadi.

Puasa yang kita jalankan diharapkan dapat meningkatkan kepedulian kita terhadap tuntutan kemanusiaan universal yang dewasa ini sedang mengalami penggerusan hebat di mana-mana, baik oleh kemiskinan dalam berbagai dimensinya, ketidak adilan yang makin sulit diwujudkan dalam kehidupan masyarakat yang makin plural, korupsi yang terus merajalela dalam berbagai aspek kehidupan, dan konflik kekerasan yang masih saja terjadi di berbagai belahan bumi ini.

Puasa seharusnya menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari problem. Puasa seharusnya memberikan kesejukan, bukan kegalauan. Puasa seharusnya memberikan kedamaian bukan bukan konflik kekerasan. Puasa seharusnya memperkuat kebersamaan bukan perpecahan. Puasa seharusnya memberikan pencerahan bukan kesempitan berpikir. Jika puasa dapat menjadikan bangsa ini makin takwa, yang dijadikan salah satu syarat bagi kepemimpinan nasional, maka puasa akan menjadi solusi bagi bangsa ini. Semoga.


 Musa As'arie

0 komentar:

Posting Komentar