Tawuran dan Iman



Masyarakat tersentak. Ayah-bunda kehilangan. Guru-guru diliputi kekhawatiran setelah sejumlah media didominasi berita tawuran.

Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik amat sangat menyedihkan. Bukan lagi sekadar kenakalan remaja, melainkan mengarah pada kriminalitas, bahkan sampai pada tingkat ekstrakriminalitas (baca: pembunuhan).

Tawuran mulai menjadi satu bentuk kejahatan yang cenderung diorganisasi, memiliki kaderisasi, doktrinasi, dan aksi-aksi kekerasan yang terencana. Saya teringat ketika SMA kami pada pengujung 1980-an diserang hanya karena dendam terhadap satu-dua siswa yang sempat terlibat tawuran. Kebetulan letak sekolah persis bertetangga dengan sekolah lain.

Kericuhan yang terjadi melibatkan aksi lemparan bom molotov hingga kantin sekolah kami terbakar. Dari sedikit upaya kilas balik, saya mencatat beberapa hal. Pertama, rata-rata yang terlibat tawuran adalah murid laki-laki, jarang sekali melibatkan perempuan, kecuali sebagai korban. Meski terlalu dini untuk menyimpulkan besarnya ego para pelajar putra sebagai penyebabnya.

Catatan kedua, ada semacam kesan hanya anak-anak yang tertinggal pelajaran pelakunya. Bagaimana dengan anak-anak yang pintar secara akademis? Di lapangan, saya menemukan bahwa mereka yang berasal dari sekolah favorit pun--yang untuk masuk ke dalamnya diperlukan nilai ujian nasional yang tinggi--juga tidak luput dari hal ini.

Lalu, bagaimana dengan pelajar yang gemar olahraga? Siapa pun tahu, olahraga jika diterapkan dengan benar, akan melatih sportivitas.

Dengan prinsip ini, seharusnya para pelajar pencinta olahraga tidak terlibat tawuran. Namun, beberapa orang tua justru curhat tentang anak-anak mereka yang menyukai olahraga, tapi diketahui terlibat tawuran.

Sampai di sini saya mulai frustrasi. Begitu sulit menemukan kelompok pelajar yang menebar sejuk dan kedamaian, yang tidak mudah terpancing keributan. Tetapi, tunggu dulu. Mudah-mudahan tidak subjektif ketika saya berangsur menemukan jawaban keresahan ini pada para aktivis Rohis. Nyaris tidak pernah terjadi aktivis Rohis terlibat perkelahian.

Kalaupun ada, umumnya hanya anggota yang ikut-ikutan dan bukan benar-benar aktivisnya. Tidak hanya rohani Islam, remaja lain yang aktif dalam kegiatan kerohanian lainpun umumnya jauh dari kegiatan anarki. Bisa jadi karena iman menguatkan kesadaran bahwa manusia bersaudara dan seharusnya saling menjaga, bukan menyakiti.

Mereka yang dekat dengan Allah memahami, mungkin hukum dunia bisa dikelabui, bisa luput dari kejaran polisi, guru atau kepala sekolah mungkin tidak tahu, teman-teman satu geng mampu merahasiakan, tapi Allah Yang Mahatahu dan Mahaadil mustahil dibohongi.

Ketika seorang pelajar meyakini benar adanya pengawasan Allah, percaya akan akibat buruk sebagai hukuman bagi siapa saja yang menyia-nyiakan kehidupan sendiri atau orang lain, sandaran itu cukup kuat untuk mendorong siapa pun, termasuk pelajar kita, untuk sibuk memperbaiki bekal mereka di hadapan Allah. Dan, memenuhi diri dengan kebajikan hingga aktivitas tawuran terlihat sangat-sangat tidak menarik.

Bukan hanya terjaga dari tawuran, iman sekaligus akan menjadi cahaya yang menuntun anak-anak jauh dari narkoba, menyontek, melakukan tindakan aniaya atau bully terhadap yang lebih lemah.

Darah yang sudah tumpah, tidak bisa dikembalikan. Nyawa yang hilang tidak bisa digantikan. Tetapi, kita bisa berjuang lebih keras untuk mengubah keadaan agar peristiwa tragis tak terulang. Khususnya, aksi kekerasan massal di antara pelajar ini juga menjadi ancaman bagi pelajar lain yang tidak terlibat.

Jika ingin tawuran menjadi momok yang ditakuti atau sebaliknya dianggap tidak penting, dekatkan anak-anak pada kegiatan kerohanian, bukan justru ditakut-takuti bahwa aktivis Rohis adalah cikal bakal teroris.

Saatnya orang tua berusaha lebih dekat lagi dengan anak-anak dan memperbanyak doa. Para guru bekerja keras mendidik dan memberi sanksi tegas serta menyertakan unsur iman dalam pelajaran dan berbagai aktivitas. Sementara itu, pemerintah membuat kebijakan yang lebih melindungi dan membuang jauh-jauh kesempatan sekecil apa pun yang berisiko hilangnya nyawa buah hati kita.


Asma Nadia

26 komentar:

  1. Tawuran mulai menjadi satu bentuk kejahatan yang cenderung diorganisasi, memiliki kaderisasi, doktrinasi, dan aksi-aksi kekerasan yang terencana.remaja yang aktif dalam kegiatan kerohanian lainpun umumnya jauh dari kegiatan anarki. Bisa jadi karena iman menguatkan kesadaran bahwa manusia bersaudara dan seharusnya saling menjaga, bukan menyakiti.Mereka yang dekat dengan Allah memahami, mungkin hukum dunia bisa dikelabui , tapi Allah Yang Mahatahu dan Mahaadil mustahil dibohong . Bukan hanya terjaga dari tawuran, iman sekaligus akan menjadi cahaya yang menuntun anak-anak jauh dari narkoba, menyontek, melakukan tindakan aniaya atau bully terhadap yang lebih lemah.
    Jika ingin tawuran menjadi momok yang ditakuti atau sebaliknya dianggap tidak penting, dekatkan anak-anak pada kegiatan kerohanian, bukan justru ditakut-takuti bahwa aktivis Rohis adalah cikal bakal teroris.
    Solusi/tambahan: bekali anak-anak dengan keimanan, orang tua seharusnya membimbing anaknya ke arah yang lebih baik

    Kelas: X IIS B
    No: 31

    BalasHapus
  2. kesimpulan: Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik amat sangat menyedihkan
    Tawuran mulai menjadi satu bentuk kejahatan yang cenderung diorganisasi, memiliki kaderisasi, doktrinasi, dan aksi-aksi kekerasan yang terencana
    rata-rata yang terlibat tawuran adalah murid laki-laki, jarang sekali melibatkan perempuan, kecuali sebagai korban
    ada semacam kesan hanya anak-anak yang tertinggal pelajaran pelakunya
    Dengan hal ini pastinya para aktivis rohis tidak terlibat tawuran
    Nyaris tidak pernah terjadi aktivis Rohis terlibat perkelahian.
    Bisa jadi karena iman menguatkan kesadaran bahwa manusia bersaudara dan seharusnya saling menjaga, bukan menyakiti.
    Ketika seorang pelajar meyakini benar adanya pengawasan Allah, percaya akan akibat buruk sebagai hukuman bagi siapa saja yang menyia-nyiakan kehidupan sendiri atau orang lain, sandaran itu cukup kuat untuk mendorong siapa pun, termasuk pelajar kita, untuk sibuk memperbaiki bekal mereka di hadapan Allah. 
    solusi: Jika perkara ini diabaikan yakni tidak berusaha menanamkan pola pikir dan pola sikap Islam pada diri seorang pelajar, maka perilaku menyimpang dengan berbagai bentuknya sulit kalo tidak dikatakan mustahil untuk dihilangkan.

    Karena itulah,  tak bisa ditawar lagi selain kita senantiasa terus menanamkan Islam dalam diri pelajar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT yang diawali dengan tertanamnya pola pikir dan pola sikap islami pada seorang guru.

    kelas: X IIS B
    no: 30

    BalasHapus
  3. Kesimpulan:
    Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik amat sangat menyedihkan. Bukan lagi sekadar kenakalan remaja, melainkan mengarah pada kriminalitas, bahkan sampai pada tingkat ekstrakriminalitas.
    Mereka yang dekat dengan Allah memahami, mungkin hukum dunia bisa dikelabui, bisa luput dari kejaran polisi, guru atau kepala sekolah mungkin tidak tahu, teman-teman satu geng mampu merahasiakan, tapi Allah Yang Mahatahu dan Mahaadil mustahil dibohongi.
    Ketika seorang pelajar meyakini benar adanya pengawasan Allah, percaya akan akibat buruk sebagai hukuman bagi siapa saja yang menyia-nyiakan kehidupan sendiri atau orang lain, sandaran itu cukup kuat untuk mendorong siapa pun, termasuk pelajar kita, untuk sibuk memperbaiki bekal mereka di hadapan Allah.Bukan hanya terjaga dari tawuran, iman sekaligus akan menjadi cahaya yang menuntun anak-anak jauh dari narkoba, menyontek, melakukan tindakan aniaya atau bully terhadap yang lebih lemah.
    Solusi:
    Kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT agar kita selalu diberi kemudahan dalam mengerjakan sesuatu dan selalu diberikan petunjuk yang benar.
    X IIS B/04

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik sangat menyedihkan. Tawuran mulai menjadi salah satu bentuk kejahatan yang cenderung di organisasi-organisasi yang. Pelakunya biasanya adalah anak-anak yang memiliki ego yang besar ataupun ada juga anak-anak yang tertinggal pelajaran. Seharusnya mereka lebih mendekatkan dirinya dengan Allah ketika seorang pelajar meyakini benar benar adanya pengakuan atau pengawasan Allah mereka akan percaya akan akibat buruknya atau hukuman yang akan diterimanya.
    Solusi : agar terhindar dari tawuran seperti diatas, kita bisa memilih teman mana yang buruk mana yang baik untuk bergaul, kita juga bisa mendekatkan diri kita dengan AllahAllah .

    Kelas : X IIS B
    No : 29

    BalasHapus
  6. Kesimpulan tawuran dan iman:
    Tawuran itu sendiri mengandung pengertian perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan secara beramai-ramai. Pelajar biasanya melakukan aksi tawuran selepas jam bubaran sekolah. Maka dari itu, diperlukan iman yang kuat agar terhindar dari aksi tawuran dan pergaulan bebas. Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”
    Solusinya:
    -Selalu beriman kepada Allah SWT dan rasulnya
    -Selalu mengikuti kegiatan-kegiatan positif

    Kelas : X IIS B
    No : 20

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus




  8. Kesimpulan: kenakalan remaja sudah mencapai batasnya, banyak sekali remaja yang sekarang mengikuti tawuran, entah karena ada dendam tersendiri atau hanya ikut ikuran. Padahal mereka tau apa dampak dari tawuran itu sendiri. Bahkan tawuran mulai menjadi tidak kejahatan yang cenderung di organisasi- organisasi. Tawuran dan kenakalan remaja membuat para orang tua was was terhadap anak anaknya. Padahal sebenarnya organisasi organisasi banyak yang mengarahkan untuk tidak melakukan tindakan kriminalitas. Rohis misal atau organisasi organisasi lain. Mungkin karena keimanan dan yakin bahwa Alloh maha pengawas membuat mereka terjauh dari tindakan tawuran tersebut. Salah pergaulan merupakan salah satu penyebab dari kenakalan remaja
    Oleh karena itu peran dari berbagai pihak sangat di perlukan untuk membentuk karakter anak. Anak pun seharusnya lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan nya kepada Alloh SWT dan sebaiknya anak pun harus diajarkan mana yang baik dan buruk untuk di tiru dan di terapkan.


    No:15
    Kelas:X IIS B

    BalasHapus
  9. kesimpulan:perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ketitik amat sangat menyedihkan.tawuran mulai menjadi satu bentuk kejahatan yg cenderung diorganisasi,memiliki kaderisasi,doktrinasi,dan aksi aksi kekerasan yang terencana.kricuhan yg terjadi melibatkan aksi lemparan bom molotov.dengan prinsip ini,seharusnya para pelajar pencinta olahraga tdk terlibat tawuran.begitu sulit menemukan kelompok pelajar yang menebar sejuk dan kedamaian,yang tdk mudah terpancing keributan.tidak hanya rohani islam,remaja ini yang aktif dalam kegiatan kehohanian lainpun umumnya jauh dari kegiatan anarki.bukan hanya terjaga dari tawuran,iman sekaligus akan cahaya yang menuntun anak anak dari narkoba.
    solusi:orang tua harus mengawasi dan mengingatkan anaknya tentang bahayanya tawuran dan ank harus bisa menjaga keimananya dan melakukan kegiatan yg bersifat positif

    BalasHapus
  10. Kesimpulan: Tawuran pelajar adalah kejahatan yang biasanya di kota-kota besar. Mereka (pelajar)bergerombol atau berkumpul di tempat-tempat keramain (halte, mall-mall, jalan-jalan protokol) siap mencari lawannya, tetapi tak jarang sasaran mereka justru pelajar sekolah yang tidak pernah ada masalah dengan sekolahan mereka. Dengan berpura-pura menanyakan nama seseorang yang mereka cari, dengan beraninya merampas atau meminta uang dengan paksa kepada pelajar yang mereka temui. Dengan berbekal senjata tajam, gier, rantai, dan alat pemukul mereka siap mencari sasaraan dan melakukan tindak kekerasan. Para pelajar ini menurunkan kebiasan buruknya kepada adik-adik kelasnya.
    Solusi: Menyalurkan energi berlebih yang ada dalam anak-anak tersebut ke kegiatan-kegiatan olahraga. Pengontrolan dan pengawasan pergaulan. Menindak atau memberi sanksi yang keras kepada pihak-pihak baik diluar maupun didalam sekolah yang berpotensi menyulut tawuran.
    Kelas: X IIS B
    No : 14

    BalasHapus
  11. Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik amat sangat menyedihkan dan begitu sulit menemukan kelompok pelajar yang menebar sejuk dan kedamaian, yang tidak mudah terpancing keributan. Namun, nyari tidak pernah terjadi aktivis rohis yang terlibat perkelahian, karena iman menguatkan kesadaran bahwa manusia bersaudara dan seharusnya saling menjaga, bukan menyakiti.
    Solusinya:
    1. Perkuatlah iman dengan amal soleh dan tidakan terpuji.
    2. Berusaha mengontrol emosi.
    3. Berani berkata 'Tidak' ketika teman mengajak hal negatif

    Kelas : X IIS B
    No: 06

    BalasHapus
  12. Kesimpulan
    Tawuran dikalangan pelajar sudah merajarela dan sampai membentuk organisasi yang tidak sehat dan sampai membuat keributan yang tak pantas bagi para pelajar. Para pelajar yang tawuran pastinya akan merusak sarana dan prasaran di sekitar tempat mereka melakukan aksinya. Di sisi lain banyak anak-anak yang terlibat dalam pencemaran nama baik sekolah nya walaupun di tidak ikut contoh anak yang berprestasi di bidang akademik menjadi kurang bersemangat untuk belajar karena sekolahnya sudah tercemar nama baiknya. Alangkah baiknya kita saling menghargai satu sama lain atau mungkin bersama-sama berangkat ke majelis ta'lim untuk mendapatkan siraman rohani yang bermanfaat.

    Solusi
    Kita seharusnya mencari ilmu sebanyak-banyaknya untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Dan juga jika perlu kita datang ke majelis ta'lim untuk mendapatkan siraman rohani dan semakin beriman terhadap Allah SWT semakin kuat.

    Kelas :X IIS B
    No. :24

    BalasHapus
  13. Kesimpulan :
    Tawuran itu menyakiti pihak lawan baik dengan lisan dan tangan. Padahal Allah melarang itu:

    Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzab: 58)

    Faktor Internal

    1- Kurangnya didikan agama

    Faktor internal yang paling besar adalah kurangnya didikan agama. Jika pendidikan agama yang diberikan mulai dari rumah sudahlah bagus atau jadi perhatian, tentu anak akan memiliki akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia inilah yang dapat memperbaiki perilaku anak.
    2. Pengaruh teman

    “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari , dari Abu Musa).
    Solusi :
    ☆ Memperkuat ajaran agama tentang larangan tawuran
    ☆ Memperkuat iman
    ☆ Memperketat pengawasan sekolah

    X IIS B / 09

    BalasHapus
  14. Kesimpulan:
    Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai titik yang menyedihkan.Tawuran Mulai menjadi satu bentuk kejahatan yang cenderung diorganisasi,memiliki kaderisasi,doktrinasi,dan aksi-aksi kekerasan yang terencana.Terkadang sulit menemukan menemukan kelompok pelajar yang menebar sejuk dan kedamaian.Mungkin jika Iman menguatkan kesadaran bahwa manusia bersaudara dan harus saling menjaga,bukan menyakiti.Namun sebaliknya jika iman seseorang kurang,kesadarannnya pasti juga kurang.Mereka yang dekat dengan Allah memahami, mungkin hukum dunia bisa dikelabui, bisa luput dari kejaran polisi, guru atau kepala sekolah mungkin tidak tahu, teman-teman satu geng mampu merahasiakan, tapi Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil, mustahil jika dibohongi.Ketika seorang pelajar meyakini benar adanya pengawasan Allah, percaya akan akibat buruk sebagai hukuman bagi siapa saja yang menyia-nyiakan kehidupan sendiri atau orang lain, sandaran itu cukup kuat untuk mendorong siapa pun, termasuk pelajar kita, untuk sibuk memperbaiki bekal mereka di hadapan Allah. Intinya kita juga harus sadar diri dan menguatkan iman kita,supaya terhindar dari hal hal seperti yang diatas.

    Solusi:
    Mendekatkan diri kepada Allah,Menguatkan iman seperti lebih memperbanyak ibadah,menjaga sikap,bergaul dengan teman atau kelompok/oragnisasi yang baik, terlebih kelompok/organisasi tersebut mengandung nilai Islam.

    Kelas: X IIS B
    No :13

    BalasHapus
  15. Kesimpulan: Perkelahian sekolah atau tawuran biasa terjadi, tawuran dianggap kenakalan remaja, seharusnya sudah dianggap kriminalitas karena dapat merusak ataupun membunuh. Tawuran biasanya dilakukan oleh pelajar yang secara akademis kurang, atau yang pintar olahraga, padahal kalau pandai berolahraga dan dapat memanfaatkannya dengan benar, dapat menjadi sebuah sportivitas.

    Solusi: - Saling menghormati
    - Kuatkan iman
    - Dukungan dan kasih sayang orangtua diperlukan
    - Berpikir dewasa.

    BalasHapus
  16. Kesimpulan:
    Tawuran mulai menjadi satu bentuk kejahatan yang cenderung diorganisasi, memiliki kaderisasi, doktrinasi, dan aksi-aksi kekerasan yang terencana.Solidaritas semu dipilih oleh sebagian anak muda sebagai bentuk kecintaan terhadap golongan atau kelompok. Rumah terbakar, fasilitas rusak, korban luka bahkan ada yang meninggal akibat aksi tawuran, adalah cara pencarian jati diri anak muda yang keliru dalam menyelesaikan masalah.
    Solusi:
    -Pemerintah perlu menyediakan fasilitas olahraga atau tempat bermain untuk anak-anak.
    -Tawuran yang kerap kali dilakukan oleh anak-anak sekolah perlu mendapatkan perhatian oleh para pelaksana
    -Secara dini perlu dilakukan home visit di wilayah-wilayah yang rawan konflik sosial sebagai tindakan antisipatif dan preventif.
    Kelas: X IIS B
    No:21

    BalasHapus
  17. Kesimpulan:
    Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik amat sangat menyedihkan. Bukan lagi sekadar kenakalan remaja, melainkan mengarah pada kriminalitas, bahkan sampai pada tingkat ekstrakriminalitas.
    Mereka yang dekat dengan Allah memahami, mungkin hukum dunia bisa dikelabui, bisa luput dari kejaran polisi, guru atau kepala sekolah mungkin tidak tahu, teman-teman satu geng mampu merahasiakan, tapi Allah Yang Mahatahu dan Mahaadil mustahil dibohongi.
    Ketika seorang pelajar meyakini benar adanya pengawasan Allah, percaya akan akibat buruk sebagai hukuman bagi siapa saja yang menyia-nyiakan kehidupan sendiri atau orang lain, sandaran itu cukup kuat untuk mendorong siapa pun, termasuk pelajar kita, untuk sibuk memperbaiki bekal mereka di hadapan Allah.Bukan hanya terjaga dari tawuran, iman sekaligus akan menjadi cahaya yang menuntun anak-anak jauh dari narkoba, menyontek, melakukan tindakan aniaya atau bully terhadap yang lebih lemah.
    Solusi:
    Kita harus tawakal, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar terhindar dari hal hal yang buruk.
    No : 07
    Kelas : X IIS B

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Tawuran dan Iman
    Tawuran merupakan salah satu aksi kriminal yang terjadi di Indonesia. Dan, sebagian besar pelaku tawuran adalah pelajar. Tawuran merupakan suatu bentuk aksi yang sangat merugikan. Dari tawuran, dapat diakibatkan terjadinya pertumpahan darah bagi banyak orang. Islam sebagai agama rahmah sangat menghargai nyawa manusia. Saking berharganya, nyawa seorang muslim itu lebih bernilai dari pada dunia di sisi Allah. Karena itulah, Islam melarang keras umatnya untuk melakukan segala tindakan yang bisa menghilangkan nyawa sendiri atau orang lain.
    Tawuran dalam hubungannya dengan iman berkaitan dengan budi yang dimiliki masing-masing individu. Yaitu, baik atau tidaknya iman, hati, serta pikiran seseorang dalam menjalani kehidupannya. Walaupun, pergaulan dan masalah lingkungan juga merupakan salah satu penyebabnya.
    Kelas: X IIS B
    No. Absen: 22

    BalasHapus
  20. Kesimpulan:
    Tawuran saat ini menjadi momok yang berbahaya bagi remaja. Bukan hanya remaja yang suka ngegenk-ngegenk saja tetapi sekarang tawuran pun sudah menjalar ke seluruh siswa baik siswa yang gemar olahraga,bahkan siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang bagus. Tetapi masih ada siswa yang tidak menganggap tawuran, atau menyepelekannya yaitu siswa yang mengikuti rohis atau rohani Islam atau pun rohani lainnya. Mereka mengetahui bahwa Tuhan Maha Tau dan Maha Adil.


    Solusi:
    - meningkatkan keimanan kita kepada Allah
    - mengingat bahwa Allah maha mengetahui dan maha adil

    Kelas: X IIS B
    No :23

    BalasHapus
  21. Kesimpulan:
    Perkelahian pelajar saat ini sudah sampai ke titik yang sangat menyedihkan. Tawuran mulai menjadi satu bentuk kejahatan yang cenderung diorganisasi, memiliki aksi kekerasan yang tercerna. Begitu sulit menemukan kelompok pelajar yang menebar kedamaian yang tidak mudah terpancing emosi. Bisa saja kita tidak mudah terpancing emosi karena iman menguatkan kesadaran bahwa manusia bersaudara dan seharusnya saling menjaga, bukan menyakiti. Bukan hanya terjaga dari tawuran, iman sekaligus akan menjadi cahaya yang menuntun anak-anak jauh dari narkoba, menyontek, dan melakukan tindakan aniaya atau bully terhadap yang lebih lemah. Tawuran bisa dianggap tidak penting oleh anak-anak jika mereka didekatkan pada kegiatan kerohanian.
    Solusi/tambahan:
    Seharusnya kita bisa meningkatkan iman kita kepada Allah swt dan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt.

    Kelas : X IIS B
    No . : 32

    BalasHapus
  22. sangat disayangkan, sebab kematian siswa itu adalah tawuran antar-siswa SMA.

    Kita tidak akan membahas dari sudut pandang pendidikan. Karena kita sepakat, menteri pendidikan tidak layak disudutkan kerena peristiwa ini. Kita juga tidak membahas dari sisi politik. Karena kejadian ini tidak memiliki korelasi langsung dengan pemerintah. Kita jadikan peristiwa ini sebagai bagian masalah umat. Sehingga masing-masing bisa mengambil ibrah untuk memperbaiki diri dan lingkungannya.

    Islam sebagai agama rahmah sangat menghargai nyawa manusia. Saking berharganya, nyawa seorang muslim itu lebih bernilai dari pada dunia di sisi Allah ta’ala. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ

    “Sesungguhnya hancurnya dunia, itu lebih ringan di sisi Allah, dari pada terbunuhnya seorang muslim.” (HR. Nasa’i 3987, Turmudzi 1395, dan dishahihkan Al-Albani)

    Karena itulah, islam melarang keras umatnya untuk melakukan segala tindakan yang bisa menghilangkan nyawa sendiri atau orang lain, kecuali karena alasan yang dibenarkan secara syariat, seperti jihad di jalan Allah ta’ala. Jihad menjadi salah satu alasan bolehnya mempertaruhkan nyawa, mengingat manfaatnya yang sangat besar. Untuk itulah, orang yang mati karena jihad di jalan Allah mendapat gelar kehormatan sebagai syahid.

    Tentu saja, untuk bisa disebut jihad di jalan Allah, harus memenuhi segala persyaratannya. Sehingga tidak semua kasus hilangnya nyawa seorang muslim, bisa disebut jihad.

    Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang dari pelosok yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya tentang orang yang berperang agar disebut pemberani, atau berperang karena fanatisme, atau karena riya (mengharap pujian), manakah diantara mereka yang di jalan Allah. Beliau bersabda,

    مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ العُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

    “Siapa yang berperang agar kalimat Allah ditinggikan maka dia di jalan Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)

    Menilik kriteria di atas, kita tentu sepakat bahwa tawuran bukan termasuk jihad fi sabilillah. Rasanya belum pernah kita jumpai ada orang yang tawuran dalam rangka meninggikan kalimat Allah. Kalaupun ada, itu karena kesalah-pahaman dengan makna meninggikan kalimat Allah. Di saat itulah, darah korban bisa jadi sia-sia. Tidak bernilai sebagai jenazah yang terhormat.

    Kelas : X IIS B
    No : 16

    BalasHapus