Kata nabi berasal dari bahasa Arab. Akar katanya naba’a
berarti memberitakan atau memberitahukan, kemudian membentuk kata al-nabiy
berarti orang yang mendapat berita dari Allah (man anba’a ‘anillah), nabi atau
pembawa berita.
Kriteria seorang nabi dalam literatur Islam, antara lain,
diturunkan kepadanya wahyu melalui perantara malaikat dan memiliki perbuatan
luar biasa (mukjizat) yang bisa meyakinkan masyarakatnya.
Perbedaan antara nabi dan rasul ialah, nabi orang yang
memperoleh wahyu dari Allah SWT hanya untuk dirinya sendiri, tidak wajib
disampaikan kepada umat atau masyarakat.
Sedangkan rasul ialah seorang nabi yang memperoleh wahyu
dari Allah dan wahyu itu wajib disampaikan kepada umat dan masyarakat. Dalam
hadis sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim dari Abu Dzar berkata, “Berapa nabi
secara keseluruhan? Dijawab, “100.000 nabi”. Sedangkan rasul hanya
diperkenalkan 25 orang dalam Alquran.
Istilah yang digunakan Alquran untuk mengidentifikasi
seorang nabi atau rasul, antara lain, bisa dipahami secara eksplisit yaitu
Allah menyampaikan wahyu kepada mereka, seperti kata wa auha … (saya wahyukan):
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail,
Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.” (QS
An-Nisaa’ [4]:163).
Biasa juga digunakan istilah “al-shiddiq” (orang yang amat
dipercaya), seperti: ”(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru),
“Yusuf, hai orang yang amat dipercaya’ (al-shiddiq), terangkanlah kepada kami
tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor
sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh)
lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka
mengetahuinya.” (QS Yusuf [12] :46).
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Nasarrudin Umar
0 komentar:
Posting Komentar