Seorang Nabi atau Rasul biasanya disertakan kepadanya
mukjizat. Mukjizat ialah suatu perbuatan luar biasa (amrun khariqun lil ‘adah)
yang diberikan kepada para nabi untuk meyakinkan dirinya sebagai nabi.
Seperti perahu Nabi Nuh menantang tsunami, Ibrahim tidak
terbakar oleh api, Sulaiman memerintah jin, angin, dan binatang buas, Musa
diberikan tongkat ajaib yang bisa membelah lautan, dan Isa menghidupkan orang
mati.
Mungkinkah perempuan
menjadi nabiyyah?
Dalam beberapa artikel terdahulu dibahas misteri Maryam.
Kali ini kita akan mengukur kapasitas yang dimiliki Maryam, apakah dia memenuhi
unsur sebagai seorang ‘nabi perempuan’ (nabiyyah) atau tidak?.
Maryam memiliki berbagai kekhususan. Di antaranya Alquran
sendiri memberikan pengakuan bahwa Maryam seorang yang shiddiqah yang
diterjemahkan oleh Alquran terjemahan versi Kementerian Agama dengan “seorang
yang sangat benar”:
“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul yang
sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang
sangat benar (shiddiqah), kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan
bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan
(Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan
ayat-ayat Kami itu).” (QS al-Ma’idah
[5]: 75).
Maryam juga memiliki keluarbiasaan, yaitu bisa mengandung
dan melahirkan Nabi Isa dalam keadaan perawan suci tanpa pernah bersentuhan
dengan laki-laki, seperti dilukiskan Alquran:
”Maryam berkata, ‘Bagaimana akan ada bagiku seorang anak
laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan
(pula) seorang pezina!’. Jibril berkata, “Demikianlah. Tuhanmu berfirman, ‘Hal
itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi
manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang
sudah diputuskan.’ Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (QS
Maryam [19]: 20-22).
Nasarrudin Umar
0 komentar:
Posting Komentar