Tidak dimungkiri bahwa silaturahim merupakan salah satu
perintah Allah SWT yang menjadi pilar bagi terbentuknya masyarakat dan kuat dan
sehat.
Silaturahim sendiri mengandung banyak manfaat dan keutamaan,
baik bagi penjalin silaturahim, pihak yang disilaturahimi maupun masyarakat
luas. Salah satu buah dari silaturahim adalah terjalinnya persatuan dan
kesatuan antar berbagai golongan di masyarakat.
Namun sayang, buah silaturahim yang satu ini terkadang
bersifat semu dan tidak nyata dalam kehidupan, karena silaturahim yang
dilakukan sebatas pemenuhan kebutuhan bersosialisasi, tidak didasari oleh niat
sungguh-sungguh dalam memaknai arti silaturahim, kuatnya ego yang mengganggap
diri dan kelompoknya paling benar sedang kelompok lain berada pada pihak yang
salah, dan tidak berangkat dari titik yang sama.
Padahal, silaturahim yang membuahkan persatuan dan kesatuan
merupakan dambaan setiap orang yang berada di dalam dan di luar area
silaturahim, karena baik silaturahim maupun persatuan merupakan salah satu
bentuk ketaatan kepada Allah dan manifestasi berpegang teguh terhadap agama
Islam.
Mereka yang ingin senantiasa berada dalam ketaatan kepada
Allah dan berpegang teguh terhadap agamanya idealnya memanifestasikan beberapa
hal berikut ini dalam kehidupannya. Pertama,
bersikap kasih sayang terhadap sesama Muslim, toleran terhadap non-Muslim dan
bersikap keras terhadap orang kafir yang memusuhi Islam. Allah SWT berfirman, "Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap
orang-orang kafir dan bersikap kasih sayang terhadap sesama mereka." (QS. Al Fath: 29).
Kedua,
mengikuti jalan Islam yang lurus dan menjauh dari jalan bengkok yang
menyalahinya. "Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah!
Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Demikian Dia memerintahkan kepadamu kamu bertakwa." (QS. Al-An'am: 153).
Ketiga, merasa
diawasi Allah dalam setiap perbuatan dan diamnya serta mengikhlaskan segala
perbuatan karena-Nya. Ikhlas merupakan syarat utama diterimanya ibadah dan
ketaatan. Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman melakukan perbuatan
semata-mata mengharap ridha-Nya dan bekerja keras atas dasar keimanan
kepada-Nya, karena dengan dua modal itu perbuatan manusia menjadi sempurna. (QS. Az-Zumar: 2).
Keempat,
siap berjihad dengan jalan mengorbankan diri, jiwa dan harta di jalan Allah dan
untuk kepentingan agama-Nya. jihad di sini adalah jihad dalam rangka menegakkan
agama Allah, membela kebenaran, membela tanah air, membela masyarakat dan
membela tempat tinggal kita. (QS.
At-Taubah: 41).
Kelima,
siap bekerjasama di pelbagai bidang yang melahirkan kemaslahatan individu,
kelompok, masyarakat, bangsa maupun dunia demi merealisasikan kemajuan dunia
dan akhirat. Allah SWT berfirman, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa."
(QS. Al-Ma'idah: 2).
Keenam,
turut merasakan kesedihan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh saudara sesama
Muslim baik di dalam maupun di luar negeri. Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan
orang-orang yang beriman di dalam sikap saling mencintai, lemah lembut dan
kasih sayangnya bagaikan satu anggota badan, apabila satu dari anggotanya
menderita sakit, maka anggota yang lain merasakan (pula) sakit dan demam." (HR. Bukhari-Muslim).
Demikianlah pengingat yang sering terlupa dalam kegiatan
silaturahim agar kita senantiasa mewujudkan persatuan dan kesatuan karena di
dalamnya terkandung kekuatan, kebahagiaan, kepentingan dan kemuliaan umat
Islam. Wallahu a'lam.
Muhammad Hariyadi
0 komentar:
Posting Komentar