Sahur merupakan jamuan “ketuhanan” yang sering terabaikan
oleh kaum Muslim. Padahal mengakhirkan sahur merupakan salah satu petunjuk
kenabian dalam beribadah puasa.
Banyak orang bermalas-malasan malakukan sahur karena merasa
kuat menahan lapar dan dahaga mulai terbit matahari hingga terbenamnya.
Padahal, di dalam ajuran pengakhiran sahur terkandung banyak
urgensi dan manfaat, diantaranya:
Pertama, sahur
mengandung keberkahan dunia dan akhirat. Keberkahan dunia di antaranya orang
yang melakukan sahur menjadi lebih sehat dan mendapatkan cukup energi sebelum
menjalankan puasa.
Sedangkan keberkahan akhirat antara lain orang yang bersahur
memperoleh ridha Allah SWT. Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Bersahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur terdapat
berkah." (HR. Bukhari-Muslim).
Kedua, sahur
merupakan pelestarian tradisi (sunnah) Rasulullah SAW. Mereka yang menjaga kelestarian tradisi
tersebut mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah
bersabda, "Barangsiapa menghidupkan sunahku, maka ia telah mencintaiku.
Dan barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga." (HR. Tirmidzi)."
Ketiga, sahur
merupakan bentuk aktivitas yang membedakan antara model puasa kaum Muslim
dengan Ahlul Kitab. Rasulullah SAW bersabda, "Perbedaan antara puasa kita
dan puasa Ahlul Kitab terletak pada jamuan sahur." (HR. Muslim).
Keempat, orang
yang melakukan sahur mendapatkan doa dari para malaikat dan ridha Allah SWT.
Dari Abu Said Al-Khudri RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sahur
mengandung keberkahan, maka janganlah ditinggalkan walaupun hanya dengan
seteguk air, karena Allah SWT dan malaikat-Nya mendoakan kepada orang-orang
yang melakukan sahur." (HR. Ahmad).
Kelima, sahur
menjadi pengingat niat bagi yang belum berniat puasa pada malam hari atau
menjelang tidur. Niat puasa Ramadhan merupakan salah satu wajib puasa sehingga
tidak sah puasa Ramadhan tanpa didahului niat. Dari Hafsah RA, Rasulullah SAW
bersabda, "Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum terbit fajar,
maka berarti ia tidak berpuasa." (HR.
Abu Dawud).
Keenam, sahur
menjadi pembuka kebaikan, penyebab ibadah sunah, zikir dan doa pada waktu
sepertiga malam yang merupakan waktu dikabulkannya doa dan permintaan. Allah
SWT berfirman, "Dan dari sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai ibadah
tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang
terpuji." (QS. Al-Isra': 79).
Ketujuh, sahur
sekaligus berfungsi untuk mengusir setan karena orang yang sahur bangkit dari
tidurnya dengan doa, berwudhu dan shalat sunah atau Subuh. Rangkaian kegiatan
itu secara otomatis mengusir ikatan setan di kepala manusia, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, “Setan mengikat tengkuk (kuduk) salah seorang dari kalian saat
tidur dengan tiga ikatan.”
“Pada setiap ikatan dia membisikkan kepadamu: “Malam masih panjang (maka tidurlah).” Jika dia
bangun lalu berzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Jika dia
berwudhu, maka lepaslah dua ikatan. Dan jika dia shalat, maka lepaslah seluruh
ikatan itu. Sehingga pagi harinya dia mulai kegiatan dengan penuh semangat dan
jiwa bersih. Jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang
sempit dan penuh kemalasan.” (HR.
Bukhari ).
Kedelapan, sahur
menjadikan seseorang lebih siap dalam menjalankan puasa dan menggairahkan
semangat beraktivitas. Dengan bersahur seseorang berada tepat pada garis start
puasa yang tepat disertai kesiapan bekal jasmani dan rohani yang mantap.
Selesai sahur, berbagai aktifitas kebaikan menunggu sebagai bentuk kelanjutan
dari permulaan kebaikan yang dikerjakan, sekaligus tanda diterimanya kebaikan
di sisi Allah SWT. Wallahua’lam
Muhammad Hariyadi
0 komentar:
Posting Komentar