Kecerdasan akal merupakan karunia Allah dan modal untuk
meraih tujuan dan cita-cita. Namun, modal tersebut belum cukup sebab kecerdasan
akal harus dilengkapi dengan kecerdasan spiritual dan emosional.
Betapa banyak sahabat di bangku sekolah dasar hingga kuliah
yang hebat kemampuan akalnya, namun ketika terjun di masyarakat dilampaui peranan
dan kesuksesannya oleh sahabat-sahabat lain yang pada masa pendidikan
biasa-biasa saja.
Akal memerlukan pemeliharaan ketajaman dan kecerdasannya.
Pemeliharaan tersebut dilakukan oleh jiwa dengan cara menjaga semangat,
ketekunan, keteguhan dan komitmen atau di dalam bahasa agama dengan sikap
istiqamah.
Jika akal istiqamah dengan tujuannya, maka istiqamahlah
seluruh anggota badannya, sebaliknya jika akal bengkok maka hilanglah fokus
pada tujuan yang dimaksudkannya.
Islam memandang penting sikap istiqamah setelah seseorang
meyakini kebenaran akidah. Allah SWT memerintahkan baginda Rasulullah SAW untuk
bersikap istiqamah melalui firman-Nya,
"Maka istiqamahlah engkau (Muhammad) di jalan yang benar..." (QS. Huud: 112).
Sikap istiqamah juga dipegang teguh oleh para sahabat dalam
mempertahankan keimanan mereka, betapa pun ejekan, intimidasi dan penyiksaan
terus menimpa. Lihatlah penyiksaan yang dialami oleh Bilal bin Rabah, namun
semua bentuk intimidasi dan penyiksaan tersebut sama sekali tidak menggoyahkan
keimanannya.
Kita (kaum muslimin) juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk
beristiqamah dalam memegang teguh dan menjalankan agama ini dengan disertai
memohon ampun kepada-Nya. (QS. Fushilat:
6).
Istiqamah menjadi penting di dalam beragama maupun di semua
bidang usaha karena ia merupakan kumpulan dari cabang ibadah dan keimanan serta
pembuka bagi jalan yang lurus, Maka Rasulullah SAW pun berwasiat kepada kita
semua agar kita senantiasa beristiqamah, "Katakanlah, aku beriman kepada
Allah kemudian beristiqamahlah."
(HR. Muslim).
Sedemikian pentingnya sikap istiqamah, sehingga tidak ada
satu usaha (ikhtiar) yang berujung pada keberhasilan tanpa dilandasi oleh sikap
istiqamah. Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk mengenai sikap istiqamah
melalui sabdanya, "Tidaklah istiqamah iman seseorang sampai hatinya
istiqamah. Dan sekali-kali hati seseorang tidak akan istiqamah sampai lisannya
dulu istiqamah).”
Adapun keuntungan bagi orang-orang yang istiqamah, maka
mereka ini akan senantiasa merasa dekat dengan Allah, tenang hati dan
pikirannya, pandai menerima takdir, tidak takut dan khawatir dalam menghadapi
segala macam cobaan dan rintangan dalam kehidupan dunianya, selalu optimis dan
tidak kenal kata putus asa.
Sebagaimana kabar gembira yang diberikan Allah SWT, "Sesungguhnya
orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka
(dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih
hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
kepadamu.”
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Di dalamnya (surga ) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
mendapatkan apa yang kamu minta."
(QS. Fushshilat: 30-31). Wallahu a'lam.
Muhammad Hariyadi
0 komentar:
Posting Komentar