Sungguh keutamaan Rasulullah SAW di antara para nabi dan
rasul lain di antaranya terletak pada sifat wahyunya yang umum, menyeluruh dan
berlaku bagi semua umat manusia.
Allah SWT berfirman, "Katakanlah (Muhammad),
"Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua." (QS. Al-A'raf: 158).
Pada ayat lain, Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak
mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui." (QS. Saba': 28).
Oleh karenanya, mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT
kepada Rasulullah SAW bersifat nonmateri, mudah dipahami akal sehat dan abadi.
Berbeda dengan mukjizat para rasul sebelumnya yang bersifat materi dan terbatas
dari sisi waktu dan tempat.
Mukjizat Musa AS misalnya, berupa tongkat yang dapat berubah
menjadi ular yang menelan ular sulapan para ahli sihir Firaun. Sedangkan
mukjizat Alquran menggetarkan hati dan jiwa; sesuai dengan landasan akal
manusia; dan tidak lekang oleh waktu. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9).
Oleh sebab itu pula, syariat yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Rasulullah SAW merupakan syariat terakhir dan penyempurna dari
syariat-syariat sebelumnya. Perhatikanlah syariat shalat, zakat, puasa dan haji
yang merupakan penyempurnaan dari model syariah para rasul terdahulu dan tidak
diperkenankan perubahan di dalamnya sampai kapan pun.
Allah SWT berfirman, "Pada hari ini telah
Ku-sempurnakan agamamu dan Ku-cukupkan nikmat-Ku kepadamu serta Ku-ridhai Islam
menjadi agama bagimu." (QS. Al
Maidah: 3).
Tepatlah kemudian jika Allah SWT menempatkan Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul terakhir karena kapabelitasnya dari semua segi. Semua
peristiwa dan penyelesaian yang dilakukan oleh rasul-rasul terdahulu bahkan
semua peristiwa masa lampau telah menjadi bekal dalam diri Muhammad SAW untuk
menghadapi persoalan umatnya, sehingga di dalam mencari jalan penyelesaian
beliau melakukan berbagai modifikasi untuk mendapatkan solusi terbaik.
Saat ditanya mengenai keengganannya menggunakan doa
pamungkas, Rasulullah SAW menjawab, "Aku menggunakan doaku (doa pamungkas)
untuk kepentingan pemberian pertolongan (syafaat) bagi umatku, nanti pada hari
kiamat.”
Pantas pula jika kemudian Allah memperlakukan rasul-Nya yang
satu ini dengan perlakuan yang berbeda dari rasul-rasul lainnya. Lihatlah
bagaimana Allah SWT tidak pernah memanggil namanya kecuali dengan
mengikutsertakan jabatan kerasulan di belakangnya.
Hal tersebut berbeda dengan rasul-rasul lain yang langsung
disebut namanya oleh Allah SWT. "Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, bersikap
kasih sayang terhadap sesama mereka." (QS.
Al Fath: 29).
Pantas lah lagi jika kemudian Allah SWT menjadikannya
sebagai teladan terbaik dalam hubungannya dengan manusia dan Tuhan; dunia dan
akhirat; orang-orang mukmin dan kafir; serta hubungannya dengan semua makhluk
tanpa kecuali. Allah SWT berfirman, "Sungguh telah ada pada diri
Rasulullah suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta memperbanyak menyebut
Allah." (QS. Al Ahzab: 31).
Inilah Muhammad SAW yang keutamaannya di antara para rasul
menjadi inspirasi keutamaan bagi setiap pribadi Muslim atas pribadi lain karena
banyaknya kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama. Wallahu a'lam.
Muhammad Hariyadi
0 komentar:
Posting Komentar