Ada dua cara termudah
untuk menimbang dan menghargai benarkah agama sebagai pilar peradaban. Pertama,
dengan melihat sejarah, monumen, dan warisan peradaban, apakah yang diwariskan
oleh agama-agama besar dunia.
Kedua, buat saja pengandaian,
kehidupan model apakah yang akan terjadi ketika sebuah keluarga,
masyarakat,bangsa,dan negara tidak memiliki agama? Warisan agama yang
intangibledan universal serta tertanam kuat adalah keyakinan adanya karmic law.
Yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa perbuatan baik-buruk seseorang pasti akan
memperoleh akibatnya, entah sekarang atau pada kehidupan lanjut setelah
kematian.
Keyakinan ini dijumpai pada semua
agama dengan berbagai formula dan penjelasannya. Semua pemeluk agama mengenal
apa yang disebut guilty feeling. Yaitu rasa salah dan dosa ketika
melakukan tindakan yang tidak baik, yang merugikan dan mencelakakan orang lain.
Warisan Nabi Musa yang tercantum dalam Sepuluh Perintah Tuhan sangat jelas dan
kuat pengaruhnya bagi pemeluk Yahudi dan pesan moralnya universal.
Manusia diseru untuk beriman pada
Tuhan Yang Esa, jangan mencuri dan berzina, dan senantiasa taat pada hukum
Tuhan. Lalu warisan Nabi Isa yang oleh umat Kristiani diseru sebagai Tuhan
Yesus sangat menekankan hukum moral yang berpusat pada kasih sayang, pelayanan,
dan pengorbanan untuk membela mereka yang menderita.
Ratusan juta penduduk bumi merasa
terinspirasi dan tercerahkan oleh ajaran Musa dan Yesus. Tak terhitung lagi
berbagai kegiatan kemanusiaan dilakukan dari abad ke abad karena inspirasi dan
ingin mengikuti ajaran kedua tokoh tersebut. Menurut Marx Weber, Etika
Protestan bahkan telah mendorong lahirnya masyarakat industri dan kapitalis di
awal abad-20. Mereka memiliki doktrin bahwa Tuhan lebih mencintai pada mereka
yang mau kerja keras dan hidup hemat.
Tuhan itu Mahakasih Sayang, namun
kasih-Nya mesti dijemput dengan kerja keras. Lalu sosok Nabi Muhammad telah
mengubah masyarakat jahiliah padang pasir Arab waktu itu menjadi pusat
peradaban besar yang masih terus berkembang hingga hari ini. Nabi Muhammad dikenal
oleh sejarah sebagai penggerak umatnya untuk mencintai ilmu pengetahuan,
mengajarkan persamaan hak, dan mengangkat harkat wanita.
Tetapi sangat disesalkan,prestasi
besar peradaban yang dimotori, diwariskan, dan diteruskan oleh para sahabatnya
mengalami kemandekan setelah tersaingi oleh kemajuan Eropa dan Amerika.
Supremasi ilmu pengetahuan dan pembelaan hakhak asasi manusia lebih menonjol
dikumandangkan oleh Barat, sekalipun Barat juga memiliki banyak catatan hitam
tentang kemanusiaan.
Pejuang peradaban dunia pantas
berterima kasih kepada sosok-sosokreligiusseperti Thomas Jefferson, Mahatma
Gandhi, Ayatullah Khomeini, Nelson Mandela, dan sekian aktor sejarah lain,yang
sepak terjang hidupnya sangat diinspirasi oleh nilai-nilai agama. Di Indonesia
kita akan menemukan para pejuang kemerdekaan dan kemanusiaan yang kental sekali
penghayatan dan keyakinan agamanya.
Jasa mereka bagi bangsa dan
masyarakat jauh lebih dirasakan ketimbang gerakan ekstremis yang mengaku
sebagai pembela agama. Dalam bidang peradaban yang bersifat tangible atau
kasatmata,yang paling spektakuler adalah dalam bidang seni arsitektur. Hampir
semua bangunan tua yang indah dan megah selalu diinspirasi dan dimotivasi oleh
keyakinan agama.
Kalau sempat jalan-jalan ke Eropa,
kita akan dibuat kagum oleh berbagai bangunan gereja yang sangat megah dan
indah. Begitu pun di Spanyol dan Turki, keindahan dan kemegahan masjid kuno
menjadi objek turis dunia yang sangat terkenal. Di India terdapat banyak
kuil-kuil yang artistik. Yang tak kalah indahnya justru terdapat di Indonesia,
yaitu Candi Borobudur dan Prambanan. Di Indonesia, kita mudah melihat berbagai
bangunan tempat ibadah yang indah senantiasa bermunculan.
Masih dalam bidang seni, banyak
seni tari, musik, dan puisi yang kesemuanya dicipta karena dorongan penghayatan
iman.Tak terhitung lagi, berapa juta judul buku keagamaan yang mengajak
pembacanya untuk memajukan ilmu pengetahuan, mendorong perdamaian, dan
berperilaku terpuji. Ajakan dan bimbingan agama untuk membangun peradaban agung
senantiasa bergema dari zaman ke zaman.
Pemikir dan pejuang kemanusiaan
yang berangkat dari kesadaran agama selalu lahir di setiap zaman. Semua ini
sebuah kenyataan yang tak terbantahkan dan tak terkalahkan oleh sekelompok
gerakan yang mengusung simbol agama, namun nyatanya malah merusak citra dan
martabat agama. Karena itu, tidak mengherankan jika sekarang ini pusat-pusat
studi keagamaan berkelas dunia semakin bertambah jumlahnya.
0 komentar:
Posting Komentar