“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan” (Qs. An Nahl 90)
Al-‘Adl,
berasal dari tiga suku kata ‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang
adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan
sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika
berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak
berpihak pada salah satu yang bersengketa.
Allah
Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat.
Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena
jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah hanya diukur dari
seberapa besar mereka berusaha meningkatkan taqwanya. Semakin tinggi taqwanya,
semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Begitupun sebaliknya.
Dia
berfirman: “Sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah adalah yang paling
besar, dalam, dan tinggi taqwanya.”
Sebagian
dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang
terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya
istilah dosa turunan, juga tidak ada hukum karma. Di hadapan-Nya masing-masing
individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.
Lebih
dari itu, keadilan-Nya selalu disertai dengan sifat kasih sayang. Dia memberi
pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan melipatgandakan pahalanya jika
kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung
memberi catatan dosa selagi masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru
dicatat apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.
Adil
juga berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawan kata adil
adalah Dzalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempat
yang semestinya disebut dzalim atau berbuat aniaya.
Untuk
memahami keadilan Allah, mari kita jelajahi benda-benda angkasa. Adakah di
antara benda-benda itu yang ditempatkan semau-Nya? Semua tertata rapi,
masing-masing menempati posisi yang pas dengan tingkat presisi yang sempurna.
Bayangkan jika tidak presisi, tentu akan timbul benturan antara yang satu
dengan lainnya. Sudah bisa diduga, berapa umur dunia ini.
Perhatikan
firman-Nya:
“Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (Qs. Qaf: 6)
“Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (Qs. Qaf: 6)
Lalu
perhatikan diri kita sendiri, betapa Allah dengan sifat Adil-Nya telah
menempatkan seluruh anggota tubuh kita pada tempat yang semestinya. Dia telah
menempatkan hidung, mata, telinga, kepala, tangan, dan kaki pada tempat yang
pas. Bayangkan jika tempat masing-masing anggota tubuh kita tidak pada
posisinya seperti sekarang ini. Duh, Maha Adil Engkau Ya Allah.
“Dan
pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. Adz-Dzariyat:
21)
Lalu,
masih sangsikah kita terhadap keadilan-Nya? Teladani keadilan-Nya dengan cara
berbuat adil terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, masyarakat, dan kepada
semua.
Hamim Thohari
0 komentar:
Posting Komentar