Manusia
adalah salah satu mahakarya Allah yang luar biasa. Manusia bukanlah bentuk
pengulangan dari ciptaan sebelumnya. Tidak ada manusia yang sama, sekalipun
telah mencapai milyaran jumlahnya. Baik dari segi fisik, apalagi struktur
kejiwaannya.
Allah
menciptakan segala ciptaannya dengan teliti, sehingga tak satupun manusia yang
memiliki sidik jari yang sama, bentuk mata yang sama, bahkan bau badan yang
sama. Masing-masing individu berbeda. Manusia memang tidak diciptakan secara mass-product,
demikian juga binatang, dan segala ciptaan lainnya. Sungguh luar biasa.
"Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut?" (QS. Al-Insaan: 1)
Al-Baari
adalah nama Allah yang menunjukkan kemampuan menciptakan sesuatu dari tiada
sama sekali menjadi ada. Makhluk manusia diciptakan dari tiada menjadi ada.
Sebelum diciptakan, manusia belum bisa disebut apa-apa (lam yakun syaian
madzkuura). Sebelum berbentuk setetes mani yang dimiliki bapak kita,
sebutan apa yang cocok untuk kita? Sebelum bapak ibu kita menikah, apa sebutan
kita? Allahu Akbar, hanya Dia yang mengadakan manusia dari tiada menjadi ada.
Lalu,
adakah keberadaan kita di muka bumi ini tanpa rencana dan blueprint-Nya
Al-Baari? Sungguh mustahil, karyacipta yang mahakompleks itu tercipta tanpa
rencana, tanpa design, dan tanpa blueprint. Semuanya telah dituang dalam sebuah
blueprint yang tersimpan rapi di sisi-Nya. Semua yang tercipta, termasuk alam
semesta, ada, berkembang, dan kemudian menjadi tiada kembali sesuai dengan
rencana dan blueprint-Nya.
Jika
sekiranya rencana Allah itu digambar dalam lembaran kertas, tak kan terhitung
jumlah kertas yang dibutuhkan. Apalagi rencana itu tidak saja bersifat global,
tapi hingga detailnya. Bagian demi bagian, elemen per elemen. Mahasuci Allah
dari segala bentuk penyerupaan dan dari segala angan-angan.
Al-Baari
dengan demikian dapat diartikan sebagai Yang Maha Merencanakan segala sesuatu.
Dengan sifat dan Asma-Nya tersebut, Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar
senantiasa membuat rencana sebelum mengerjakan sesuatu. Jika Allah Yang Maha
Sempurna dan Berkuasa atas segala sesuatu dalam penciptaan mahakarya-Nya saja
menggunakan sebuah rencana, bagaimana dengan kita, makhluk dan hamba-Nya yang
lemah dan hina? Dalam rangka bertakhalluq (meneladani Sifat dan Asma Allah itu)
kitapun hendaknya membuat rencana setiap kali hendak melakukan sesuatu.
Setiap
individu harus memiliki rencana, baik yang bersifat jangka panjang, menengah,
dan pendek. Bahkan setiap hari hendaknya setiap pribadi menyusun sebuah
rencana. Jangan tidur sebelum membuat rencana kegiatan esok hari. Seorang
karyawan, jangan pulang dari kantor sebelum menulis catatan tentang rencana
kerja esok hari. Seorang guru, jangan meninggalkan sekolah sebelum membuat
rencana untuk mengajar esok hari.
Apalagi
seorang pemimpin, mereka dituntut untuk menyusun visi dan misi agar organisasi,
bisnis, atau sosial yang dipimpinnya dapat berjalan sesuai harapan. Visi yang
bagus merupakan hasil perencanaan yang matang dan seksama yang mencerminkan
sebuah proses kegiatan yang rapi, sistematis, dan berkelanjutan.
Tolok
ukur kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya menyusun rencana.
Seorang pemimpin yang gagal menyusun rencana, berarti dia telah menggali lubang
kematian bagi diri dan organisasi yang dipimpinnya. Dia akan membiarkan
organisasi berjalan apa adanya, tanpa target, tanpa arah, dan tanpa tujuan.
Biasanya organisasi seperti ini akan layu sebelum berkembang.
Merencanakan
sama artinya dengan membangun sebuah proses untuk sebuah sukses, sebab sukses
itu merupakan serangkaian proses panjang yang diusahakan secara terus menerus
dan berkelanjutan. Sukses itu bukan seperti durian jatuh dari pohon. Bukan pula
sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, tanpa direncanakan dan diupayakan.
Sukses adalah paduan dari rencana dan usaha keras untuk mencapainya.
Ya
Allah, anugerahi kami kemampuan untuk mengendalikan diri agar kami dapat
membuat rencana yang baik, rapi, sistematis, dan berkelanjutan dalam kehidupan
kami di dunia ini menuju ridha-Mu.
Ya
Allah, karuniai kami kemampuan mendesign rencana, agar kami terhindar dari
sikap tergesa-gesa dan aniaya.
Ya
Allah, kabulkan doa kami.
Hamim Thohari
0 komentar:
Posting Komentar