"Allah tiada tuhan melainkan Dia, Yang Hidup
kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapa yang bisa memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa yang ada di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar." (Al-Baqarah: 255)
Di antara ribuan ayat Al-Qur’an, ayat di atas merupakan
yang paling favorit dan paling banyak dihafal. Ayat itu dikenal kaum muslimin
sebagai Ayat Kursi, yang dibaca dalam majelis-majelis dzikir, juga saat
menghadapi momen-momen tertentu.
Ayat di atas menegaskan bahwa Allah SWT sangat sibuk
mengurus semua makhluk-Nya hingga Dia tidak pernah mengantuk maupun tertidur.
Bayangkan jika sedetik saja benda-benda angkasa lepas dari pengawasan-Nya lalu
beredar di luar garis orbitnya, apa yang terjadi? Bumi, bulan, matahari,
planet, galaksi, supergalaksi, super-supergalaksi saling berbenturan,
bertabrakan, dan hancur berkeping-keping. Hanya karena Dia Al-Hafizd, Yang Maha
Pemelihara semua berjalan pada garis edarnya.
“Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang
terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesaran Allah)
itu.” (Al-Anbiyaa: 32)
Coba bayangkan ketika kita selamat sampai di kantor,
betapa sibuk-Nya Allah menyelamatkan kita. Ratusan kendaraan yang berpapasan
dengan kita diatur-Nya sehingga tidak bertabrakan dengan kendaraan kita. Ratusan
sopir distel pikirannya agar menyetir di jalurnya, berhenti saat lampu merah
menyala, meminggirkan sedikit kendaraannya ketika hendak berpapasan dengan
kendaraan kita, dan menghidupkan lampu sain saat hendak belok ke kanan atau ke
kiri. Allah juga yang menjaga para sopir itu agar tidak mengantuk. Berapa
banyak orang yang dihalangi langkahnya ketika hendak menyeberangi jalan saat
kita melintasinya? Semua itu af’alullah (perbuatan Allah) yang tak kita sadari.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah.” (Ar-Ra’du: 11)
Kesehatan yang kita nikmati adalah tanda-tanda
pemeliharaan-Nya. Betapa banyak virus dan penyakit yang mengitari kita. Udara
yang kita hirup, air yang kita minum dan kita pakai untuk bersih-bersih,
semuanya tidak ada yang steril seratus persen dari bakteri, virus, dan
penyakit. Lalu kenapa kita tetap sehat? Bukan karena kita imun, bukan karena
kita memiliki ketahanan tubuh yang prima. Semua ini terjadi karena Allah hendak
memelihara kita. Allah masih sayang kepada kita.
Siapa yang menjaga kita saat kita tidur? Siapa yang
mengembalikan ruh kita saat kita terbangun? Siapa yang mencegah niat orang
jahat? Siapa mencegah orang yang hasud, iri hati, dan dengki? Katakan, siapa
yang menyelamatkan kita? Siapa yang menyehatkan kita?
Lalu, apakah ketika sakit berarti kita
ditinggalkan-Nya? Sama sekali tidak. Melalui sakit kita diingatkan agar
merasakan kehadiran-Nya, agar kita memanggil nama-Nya, meminta pertolongan-Nya
dan berdo’a kepada-Nya. Biasanya, di kala sakit kita baru merenungkan apa saja
yang pernah kita lalui. Melalui sakit kita diingatkan untuk kembali ke
jalan-Nya.
Al-Junaid Al-Baghdadi berkata: Bala adalah penerang
bagi orang yang arif, kebangkitan bagi orag yang menghendaki ridha Allah, dan
kebaikan bagi orang-orang mukmin. Sesungguhnya sakit atau musibah adalah
peringatan atau pemeliharaan Allah atas iman dan akidah kita. Jika kita
menerimanya dengan sabar dan ridha, maka pahalanya akan dilipatgandakan. Allah
berfirman dalam hadits Qudsyi:
“Tidak ada seorang hamba pun yang terkena musibah lalu
berpegang kepada-Ku, kecuali Aku akan memberinya sebelum ia meminta dan Aku
mengabulkannya sebelum ia berdo’a. Dan tiada seorang hamba pun yang terkena
musibah lalu bergantung kepada makhluk selain Aku, kecuali Aku tutup
pintu-pintu langit baginya.”
Ya Hafidz, peliharalah iman kami sampai kami
menghadap-Mu kembali.
Hamim Thohari
0 komentar:
Posting Komentar