Bumi,
matahari, bulan, bintang, langit, dan seluruh alam adalah ciptaan-Nya,
milik-Nya, dan berada dalam kendali-Nya. Tidak ada daun kering yang jatuh dari
tangkainya, kecuali atas ijin-Nya. Tiada semut hitam yang merayap di atas batu
hitam, pada malam yang gelap gulita, kecuali atas pantauan dan penglihatan-Nya.
Dia-lah
yang Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengendalikan. Dia-lah Yang Maha
Besar, di tangan-Nyalah segala urusan.
Dengan
kekuasaan yang sangat besar dan tak terbatas itu, adalah pantas bagi-Nya untuk
menyombongkan diri. Sikpa sombong itu terutama ditujukan oleh-Nya kepada mereka
yang angkuh, yang berjalan di muka bumi-Nya dengan membusungkan dada. Kepada
mereka yang angkuh itu, Allah seolah menyapa: di bumi mana engkau sekarang
menginjakkan kaki? Udaranya siapa yang anda hirup? Kepada makhluqnya siapa anda
menyombongkan diri?
"Kebesaran
(kesombongan atau kecongkakan) adalah pakaian-Ku dan keagungan adalah
sarung-Ku. Barangsiapa yang merampas salah satu (dari keduanya), Aku lemparkan
ia ke neraka Jahannam." (Hadits Qudsi Riwayat Abu Dawud)
Allah
adalah Al-Mutakabbir, hanya Dia yang pantas menyandang gelar ini. Seorang raja
yang paling berkuasa sekalipun tak pantas menyandang kesombongan, sebab mereka
lahir ke muka bumi tidak membawa apapun. Bahkan dirinya sendiri tak pernah
meminta dilahirkan sebelumnya. Tidak ada manusia yang bisa memilih dikandung
dalam rahim siapa, dan akan beribu bapak dengan siapa. Dalam penciptaan
manusia, tidak ada intervensi, tidak juga interupsi. Penciptaan itu benar-benar
murni kehendak Allah.
"Dia-lah
Allah yang menciptakan kalian semua di dalam rahim-rahim ibu kalian, sesuai
dengan yang diinginkan-Nya." (QS. )
Bagaimana
mungkin manusia berbuat sombong, sedang mereka sepanjang hidupnya senantiasa
membawa urine dan kotoran yang busuk baunya? Setiap hari manusia mengeluarkan
bau busuk melalui pori-porinya, berupa keringat. Bau busuk itu lebih menyengat
lagi ketika Buang Air Kecil, maupun Buang Air Besar. Kelak ketika mereka mati,
seluruh tubuhnya membusuk. Adakah yang bisa disombongkan manusia? Wahai
manusia, janganlah kalian berjalan di muka bumi dengan angkuh, sebab kakimu
tidak bisa menembus bumi, sedangkan ketinggianmu tidak bisa menembus langit.
Sesungguhnya
orang yang sombong itu telah menggabungkan kebodohan dan kebohongan. Mereka
bodoh karena tak tahu diri. Mereka berbohong karena sesungguhnya yang mereka
bangga-banggakan bukan miliknya. Ia membohongi dirinya sendiri sebelum
berbohong kepada orang lain.
Iblis
dikutuk dan dilaknat sepanjang hidupnya bukan karena tidak mengakui eksistensi
Allah, bahkan ia sangat mengenal-Nya. Ia juga mengakui keberadaan-Nya. Iblis
dikutuk, karena ia menyombongkan diri, ketika menolak diperintah sujud kepada
Adam. Iblis memandang dirinya lebih mulia dan lebih utama dari pada dirinya. Ia
memandang Adam lebih hina dan pantas dihinakan.
"Dan
ingatlah ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada
Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabbur dan adalah ia
termasuk golongan kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)
Allah
tidak memberi toleransi sedikitpun kepada orang yang menyombongkan diri. Bagi
Allah, tempat yang layak bagi mereka adalah neraka, sebagaimana sabda
Rasulullah saw: “Tidak akan masuk surga seseorang yang terdapat di dalam
hatinya sebesar atom bibit keangkuhan.”
Bersikap
sombong hanya boleh dilakukan oleh manusia, jika ia sedang menghadapi
orang-orang yang menyombongkan diri. Sikap seperti itu, bahkan merupakan
sedekah. Rasulullah saw juga bersabda: “Menyombongi orang yang angkuh adalah
sedekah”.
Jika
kita ingin meneladani sikap Al-Mutakabbir-Nya Allah, maka yang boleh kita tiru
adalah bersikap sombong kepada orang-orang yang menyombongkan dirinya agar
mereka segera sadar dan tidak berlarut-larut dalam keangkuhannya. Itulah
sebabnya, berjalan dengan angkuh pada saat perang diperbolehkan, bahkan
dianjurkan, agar musuh-musuh Islam merasa gentar dan berniat mengurungkan
peperangan. Ketika Rasulullah menyaksikan para sahabat berjalan dengan angkuh
pada saat perang, beliau berkomentar: “Sesungguhnya ini adalah cara jalan yang
dibenci Allah, kecuali dalam situasi seperti ini”.
Ya
Mutakabbir, hilangkan sifat sombong di hati kami dan gantikan dengan sifat
tawadhu, merendah diri. Bukalah dada kami untuk menerima kebenaran, dari
siapapun datangnya. Jauhkan kami dari sikap diskriminatif dan memandang rendah
oorang lain. Ya Mutakabbir, hanya Engkau yang pantas menyandang gelar ini.
Hamim Thohari
0 komentar:
Posting Komentar