"Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya),
tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya dan Dia Mahacepat
perhitungan-Nya." (QS Ar-Ra’d: 41)
Apabila kita rajin mengamati benda-benda kosmos di angkasa,
kita akan mendapati benda-benda itu bergerak stabil tanpa dipengaruhi
faktor-faktor eksternal sejak jutaan tahun yang lampau. Tak bisa tidak, kita
akan menyimpulkan bahwa ada sistem perhitungan yang amat komplek atasnya yang
begitu alamiah. Perhitungan yang diperlukan untuk menjalankan kosmos besar itu
tidak pernah bisa dijangkau oleh “rasio” manusia, siapa pun.
Lalu, siapakah yang menciptakan sistem yang begitu kompleks,
rumit, dan perhitungan yang demikian akurat? Dia-lah Allah, yang menjadikan
kriteria kosmis tetap untuk melindungi kelangsungan hidup manusia di muka bumi
dengan cara yang sempurna, yang dengan itu manusia dapat melaksanakan tugasnya
di muka bumi sebagai hamba sekaligus khalifah.
Coba renungkan betapa Allah (Al-Hasib) membuat keseimbangan
kimiawi, fisiologis, dan astronomis yang ada di alam semesta secara mengagumkan
sehingga tidak kita temukan kesalahan sekecil apa pun di dalamnya. Kesalahan
perhitungan sekecil apa pun, bahkan sebesar rambut dibelah lima puluh (bukan
sekadar dibelah tujuh), sekalipun pasti akan berakibat fatal. Di sini, tidak
ada toleransi terhadap kesalahan sekecil apa pun.
“Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan dengan
kadar (kalkulasi dan akurasi) yang ditentukan. Dan perintah Kami hanyalah
(dengan) satu perkataan bagaikan kejapan mata.” (QS Al-Qamar: 49 dan 50).
Luar biasa! Betapa akuratnya perhitungan Allah dalam
penciptaan benda-benda angkasa sehingga keberadaannya dapat dihisab sekaligus
dirukyat.
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu
mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan
demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang berilmu.” (QS Yunus: 5).
“Dialah yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah
ketetapan Allah Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS Al-An’am: 96).
Sungguh, secerdas apa pun pikiran manusia, mereka tak bakal
mampu menjangkau angka perhitungan di seluruh jagad raya dari atom terkecil
hingga planet terbesar dalam berbagai jenis, orbit, dan lingkungannya. Manusia,
bahkan tak bakal mampu menyebut angka perhitungan yang terjadi dalam tubuh
mereka sendiri.
Al-Qur’an tidak saja menjelaskan tentang akurasi perhitungan
Allah terhadap penciptaan langit dan bumi. Tapi Dia sangat cermat dalam
memperhitungkan segala amal perbuatan hamba-Nya dan membalas mereka sesuai
dengan keadilan-Nya.
“Sesungguhnya Allah Maha memperhitungkan segala sesuatu.”
(QS An-Nisaa: 86).
"Agar Allah membalas setiap jiwa (seperti) apa yang
telah mereka usahakan. Sesungguhnya Allah Mahacepat dalam menghisab.” (QS
Ibrahim: 51).
Setiap perbuatan manusia, yang baik maupun yang buruk, semua
diperhitungkan, tanpa ada yang kelewat. Sekecil apa pun perbuatan manusia,
bahkan yang masih disembunyikan dalam hati, diketahui oleh Allah dan
diperhitungkan-Nya. Kelak di hari kiamat, manusia akan melihat data, rekaman,
dan dokumentasi amalnya.
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan
seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS Al-Zalzalah: 7 dan
8).
Lalu, hikmah apa yang bisa kita ambil dari sifat dan nama
Allah Al-Hasib? Hisablah dirimu sendiri sebelum dirimu dihisab. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar