Semua orang
menginkan sukses hidupnya di masa depan. Sukses yang dimaksudkan itu biasanya
menyeluruh, yaitu meliputi kehidupan spiritual, sosial, ekonomi,
intelekitual, kesehatan dan lain-lain. Secara spiritual, seseorang selalu
merindukan semakin dekat pada Tuhan. Dengan demikian hidupnya akan menjadi
lebih tenang, damai, dan bebas dari rasa khawatir, was-was, dan takut kepada
siapapun kecuali kepada Dzat Yang Menghidupkan.
Sukses
secara sosial manakala seseorang semakin bertambah kawan dan sahabatnya, baik
dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Orang sukses biasanya adalah
orang-orang yang memiliki jaringan sosial yang luas dan produktif.
Gagal dalam membangun komunitas biasanya juga diikuiti oleh kegagalan-kegagalan
hidup. Kondisi seperti itu tidak diinginkan oleh siapapun. Oleh karena
itu keluasan jaringan sosial, sahabat, teman, kenalan, dan lain-lain
dianggap sebagai kekayaan seseorang. Seseorang menjadi merasa
semakin terhormat manakala memiliki banyak teman atau sahabat itu.
Faktor
ekonomi juga dijadikan ukuran keberhasilan seseorang. Orang yang sukses
secara ekonomi akan bisa memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Demikian
pula sebaliknya, orang yang gagal ekonominya, juga akan gagal pada
aspek lainnya. Setidaknya setiap orang membutuhkan kecukupan kebutuhan
primer, yaitu pangan, sandang, dan papan. Oleh karena
itu kecukupan ekonomi adalah amat penting dalam hidup ini.
Belajar
dari kehidupan tumbuhan, bagian yang dibangun terlebih dahulu
adalah akar. Dengan akarnya maka tumbuhan akan mampu menyerap makanan
dan selanjutnya menjadikan batangnya tegak dan lama-lama
semakin kokoh. Mestinya manusia juga begitu, sejak awal dilatih
untuk memikirkan dan merancang pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari itu.
Perkembangan
intelektual juga penting dipelihara dan dikembangkan. Siapapun tidak
senang mendapat sebutan ketinggalan zaman. Orang yang terbatas bacaan dan
pergaulannya, maka akan ditinggal oleh zaman. Mereka masih ada
tetapi sudah dianggap tidak ada. Orang seperti itu akan merasa
tersiksa. Maka, Islam mengajarkan agar menuntut ilmu sepanjang
hayat. Sehari-hari dianjurkan membaca al Qur’an. Para ahli
sosiologi, astronomi, biologi, fisika, suatu ketika boleh tidak menyentuh
bukunya, tetapi sehari-hari al Qur’an harus dibuka dan dibaca, agar
pikirannya tetap hidup dan tumbuh.
Selain
itu orang harus sehat. Apapun yang dimiliki tanpa disokong oleh
kesehatan, maka tidak ada artinya apa-apa. Banyak orang yang memiliki
kekayaan melimpah, tetapi sekedar mencicipinya saja tidak dibolehkan oleh
dokter, khawatir mengganggu kesehatannya. Ia memiliki uang milyaran rupiah,
tetapi tidak ada yang bisa dibeli dan dinikmati. Orang seperti itu akan merasa
lebih menderita daripada orang miskin.
Orang
kaya tetapi kurang sehat dan sebaliknya, orang miskin sekalipun sehat
adalah sama-sama tidak bisa menikmati sesuatu yang diinginkan.
Namun orang kaya yang tidak boleh menikmati makanan lezat lebih menderita
daripada orang miskin. Orang miskin tidak bisa menikmati sesuatu, oleh
karena tidak memilikinya, sementara orang kaya yang tidak sehat, tidak bisa
menikmati sesuatu oleh karena kondisi badannya yang tidak membolehkan.
Atas dasar
logika tersebut, maka disebut sebagai orang sukses adalah orang yang berhasil
meraih berbagai kebutuhan hidup yang bisa dinikmatinya. Kebutuhan itu
jenisnya banyak, maka berbagai jenis perlu diraih bersama-sama. Sebab sebagian
aspek kebutuhan itu terpenuhi, sementara aspek lainnya gagal, maka tidak akan
ada artinya apa-apa. Orang kaya yang sakit-sakitan tidak akan bisa menikmati
kekayaannya yang melimpah. Itulah sebabnya, kesehatan, kekayaan, dan juga
kepintaran memang seharusnya bisa diraih secara bersama-sama.
Pertanyaan
mendasar yang perlu dijawab adalah bagaimana agar hidup ini meraih kesuksesan.
Jawabnya tentu tidak sederhana dan apa lagi menjalankannya. Seseorang agar
sukses hidupnya harus mau dan berani selalu mengubah cara berpikir dan
kerjanya. Cara berpikir agar maju, menjadi semakin cerdas, sehat,
berpenghasilan halal dan melimpah, dan selalu dekat
pada Tuhan, semuanya itu harus diupayakan dengan
sungguh-sungguh. Tidak ada keuntungan yang datang dari langit dengan
sendirinya.
Selain itu,
bahwa dunia ini selalu berubah, maka siapapun harus mau melakukan perubahan
terhadap dirinya agar tidak ditinggal oleh zaman. Pertanyaannya adalah
mau dan bersediakah melakukan perubahan itu. Orang sukses adalah orang yang
suka melakukan perubahan dalam hidupnya. Sebab sebutan sukses sebenarnya
adalah tatkala orang selalu mampu membuat perubahan itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar