Meski
doa artinya menyeru dan memohon, di dalamnya tersimpan kekuatan untuk bangkit
dan membuat loncatan hidup jauh ke depan (quantum leap). Ketika berdoa
kepada Tuhan, beban seseorang akan menjadi ringan karena telah dibagi dengan
Dia Yang Maha Agung yang di tangan-Nya tergenggam semesta ini.
Dengan mengadu dan membuka diri di
hadapan- Nya, doa akan mengalirkan energi Ilahi, sehingga seseorang akan
memperoleh kekuatan baru dan berlipat ibarat kita recharging baterai yang sudah
lemah. Ketika seseorang berdoa dengan sungguh-sungguh, dia tengah melakukan
channeling dengan gelombang energi semesta sehingga semesta akan berpihak
kepadanya.
Ritual semua agama intinya berdoa.
Dalam doa itu seseorang, baik secara individual maupun kolektif,menyampaikan
puji syukur kepada Tuhan dan menyampaikan permohonan. Baca saja kidung suci
semua agama,di sana terdapat banyak persamaan yang berisi puji-pujian dan
permohonan.
Dalam Islam, kidung suci dimaksud
yang utama adalah surat Al-Fatihah, yang kandungannya universal dan isinya
mudah diterima semua pemeluk agama. Bahkan orang yang enggan berafiliasi dengan
sebuah institusi agama, tetap saja berdoa menyeru Tuhan.
Hanya saja ada kecenderungan orang
berdoa hanya di kala duka. Ketika sudah sangat terjepit oleh situasi atau
keadaan, baru kita datang kepada Tuhan, berdoa, mengajukan pertolongan. Setelah
problem berlalu, doa pun berhenti. Padahal, menurut sabda Rasulullah, doa yang
disampaikan baik waktu suka maupun duka, akan lebih dikabulkan.
Tanpa disadari, saking semangatnya
meminta kita terkesan mengajari atau mendikte Tuhan. Menurut sebuah hadis,
Tuhan akan marah pada hamba-Nya yang sombong, tidak pernah berdoa. Namun Tuhan
juga marah jika melihat hamba-Nya banyak berdoa saja,tanpa bekerja.Ora et
labora.
Ketika berdoa hendaknya tetap
tulus,pasrah pada Tuhan, bukan mengajari atau mendikte Tuhan karena Dia
Mahatahu dan Mahabijak apa yang terbaik buat hamba-Nya. Makanya di penutup doa
kita diajarkan agar tetap memuji dan menyucikan Allah, menyadari bahwa apa yang
kita anggap baik belum tentu baik bagi Allah.
Akhirnya kita serahkan kepada-Nya
dan kita menunggu keputusan-Nya, sembari tetap berusaha. Rasulullah bersabda,
semua permintaan hamba-Nya pasti akan dikabulkan jika seseorang berdoa dengan
sungguh- sungguh. Ada empat kemungkinan jawaban Tuhan. Satu, doanya dikabulkan
sebagaimana yang diminta dalam waktu dekat.
Dua, dikabulkan namun dalam waktu
lama setelah seorang hamba lagi dan lagi datang pada-Nya untuk meminta hal yang
sama. Tiga, doanya dikabulkan namun diganti dalam bentuk lain yang lebih cocok
bagi kepentingan hamba-Nya.Salah satunya adalah diganti dengan dihindarkan dari
malapetaka.
Empat, segala kebaikan yang diminta
akan dikabulkan dengan berlipat ganda,tetapi nanti diberikan di akhirat. Doa
adalah hak dan kebutuhan yang melekat sejak kita lahir, karena Tuhan telah
menciptakan manusia,maka manusia merasa memiliki hak untuk mengajukan berbagai
permintaan kepada penciptanya.
Karena itu ada orang yang berdoa
yang isinya penuh pujian dan terima kasih, tetapi ada juga yang bernada protes
dan keluh kesah atas nasib hidupnya yang tidak beruntung. Karena doa itu
universal dan melekat pada setiap orang, maka ungkapan seperti ”Oh, my God”
sangat populer di seluruh dunia, sekalipun mereka mengaku tidak beragama.
Saya sendiri pernah mengalami,
ketika tahun 1981 jalan-jalan di Moskow ditemani oleh seorang pemandu, ketika
hujan turun spontan dia berseru ”Oh, my God...,” padahal dia seorang ateis.
Rupanya, sepanjang sejarah, kesadaran akan adanya Zat dan Kekuatan Absolut yang
mengatasi semesta ini tetap ada, yang kemudian disebut Tuhan, sehingga manusia
sulit untuk tidak memikirkannya dan mencarinya serta menyampaikan doa pada-Nya.
Namun perlu
disadari,kehidupanyangsukses tidak selalu karena kekuatan doa,melainkan hasil
kerja keras dan cerdas dengan mengikuti hukum alam, yang sesungguhnya hukum
alam itu pun merupakan ciptaan Tuhan.Karena itu Tuhan selalu memerintahkan,
bekerjalah kamu dengan sungguh-sungguh lalu serahkan semuanya itu kepada Tuhan.
Fenomena mutakhir yang sering kita
lihat,ada orang yang masuk penjara karena korupsi lalu berdalih ini semua
karena cobaan Tuhan. Maka ketika di dalam penjara dia sangat rajin berdoa dan
bersembahyang. Sikap demikian bisa dipahami, sebab dengan mendekatkan diri pada
Tuhan semoga bebannya akan berkurang.
Tetapi menurut nalar sehat, apa
kepentingan Tuhan memasukkan seseorang ke penjara jika jelasjelas dia seorang
koruptor? Bahwa dia lalu bertobat itu bagus dan logis.Tetapi rasanya tidak
tepat bahwa berbuat korupsi lalu masuk tahanan itu merupakan takdir dan cobaan
Ilahi.
Ketika orang ditimpa musibah,
ketika orang lain tidak sanggup membantu, maka Tuhan merupakan sandaran
terakhir.Sehingga muncul ungkapan yang mengalir dari lisannya: ”Demi
Allah,””Allah yang Mahatahu,” ”Ini semua fitnah. Fitnah. Saya yakin Allah yang
Mahatahu dan Mahaadil.” ”Nanti Tuhan yang akan membalasnya.”
”Tuhan yang akan mengungkapkan
kebenaran akhir,”dan seterusnya. Ini bisa saja merupakan ekspresi doa atau
menghibur diri sambil menutupi kebohongan. Kita melihat dan mendengar para koruptor
yang menganggap pengadilan terhadap mereka sebagai cobaan dari Tuhan.
Namun sebelum menjabat, mereka
berdoa sepenuh hati agar diberi jabatan, berusaha sekuat-kuatnya,jika perlu
dengan menyogok atau melakukan kolusi dan menjual integritas mereka demi
mencapai kedudukan atau jabatan. Setelah menjabat, mereka sibuk mengumpulkan
kekayaan dan mengekalkan kekuasaan mereka, melakukan korupsi dan melupakan
Tuhan.
Ketika korupsi mereka terungkap dan
mereka harus menghadapi sidang pengadilan, mereka berucap bahwa Tuhan tengah
memberi ujian dan mereka tengah mendapat cobaan dari Tuhan. Ucapan mereka
sesungguhnya merupakan pelemparan tanggung jawab dan kesalahan pada Tuhan yang
telah mengabulkan doa mereka.
Pernyataan para politisi bahwa dia
dizalimi, sementara dia adalah bagian dari rezim yang membuat susah rakyat,
juga merupakan pelemparan tanggung jawab dan kesalahan pada Tuhan. Jika kita
percaya dan pasrah pada kemampuan Tuhan saat kita berdoa, kita juga selayaknya
percaya dan pasrah pada nasib atau hal-hal jelek yang timbul dari di
kabulkannya doakita.
Tuhan Maha sempurna dan tidak
mungkin melakukan kesalahan, sedangkan manusia adalah makhluk lemah dan serakah
yang sangat mungkin melakukan kesalahan. Hati-hati dalam berdoa karena doamu
bisa jadi akan dikabulkan Tuhan dan kamu belum tentu siap akan konsekuensi dari
hal itu.
0 komentar:
Posting Komentar