Sebuah
penelitian psikologi sosial menyebutkan, terdapat tiga pilar utama kebahagiaan
seseorang, yaitu having a good family life, having a good job,
dan having good friends and community.
Ketika diteliti, sebagian besar
umur seseorang akan dihabiskan di dalam tiga zona pergaulan dan aktivitas di
atas. Tiap zona aktivitas dan pergaulan akan saling melengkapi dan menutupi
kejenuhan dan kekurangan yang lain. Yang pertama dan paling dasar adalah
keluarga yang baik (a good family life). Secara emosional, keluarga
memiliki daya gravitasi paling besar bagi kehidupan seseorang. Apa pun yang
dilakukan seseorang di luar rumah pada akhirnya akan kembali kepada keluarga
sehingga rumah tangga sering diibaratkan tempat berlabuh bagi sebuah kapal
setelah mengembara ke lautan lepas.
Oleh karenanya, karier seseorang
yang otentik dan kokoh hanya akan mungkin diraih kalau basis keluarganya solid.
Soliditas keluarga dibangun terutama oleh hubungan cinta dan iman. Cinta
bagaikan pupuk atau air yang akan membuat pohon rumah tangga selalu tumbuh
segar, sedangkan iman memberikan ikatan moral yang kuat bahwa rumah tangga
adalah amanat suci dan sebuah bahtera yang jangkauannya sampai di akhirat
nanti. Rumah tangga bukan sekadar transaksi administrasi layaknya jual-beli,
melainkan juga sebuah perjalanan dan pertumbuhan moral-spiritual.
Kedua, having a good job. Seseorang
bekerja tidak semata untuk mengejar uang, tetapi menyangkut harga diri,
aktualisasi diri, dan bersosialisasi di luar zona keluarga. Bisa dipastikan,
orang yang menganggur, meski memiliki banyak uang, tidak akan bahagia. Orang
yang hidup semata mengandalkan harta warisan tidak akan bangga dengan dirinya.
Begitu pun mereka yang bekerja, tetapi tidak merasa cocok dan bangga dengan
pekerjaannya, hatinya akan tersiksa. Ruang kerja bagaikan ruang tahanan.
Kerja akan terasa nyaman jika
sesuai dengan bakat dan minatnya serta kulturnya bagus, tidak koruptif, dengan
imbalan gaji yang cukup, syukur berlebih, untuk mendukung kehidupan keluarga.
Sebuah lingkungan kerja akan dianggap sehat kalau para karyawannya memiliki
peluang dan dorongan untuk tumbuh, baik skill, pengetahuan maupun
kepribadiannya. Apalah artinya gaji tinggi jika ternyata tidak halal dan
budayanya koruptif. Semua itu akan merongrong kualitas kebahagiaan yang
dibangun dalam rumah tangga.
Ketiga, lingkungan pertemanan dan
komunitas. Kita semua mengalami bahwa umur kita tidak hanya dihabiskan dalam
urusan rumah tangga dan kerja, tetapi juga bermasyarakat. Itu suatu kebutuhan
sosial dan psikologis. Makanya muncul komunitas “alumni” di luar jaringan
keluarga dan kerja. Hanya, penting dicatat bahwa lingkungan pergaulan yang
tidak sehat akan menggerogoti aset kebahagiaan yang kita bangun lewat zona
keluarga dan kerja.
Sering terjadi sebuah keluarga
terjerat masalah oleh jaringan pertemanan yang tidak sehat. Ini paling mudah
diamati pada remaja, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa. Keburukan itu
mudah menular, bahkan kadang lebih cepat dari kebaikan. Oleh karenanya, having
good friends and community merupakan satu pilar penting untuk meraih
kebahagiaan hidup seseorang. Demikianlah, tentu saja banyak pilar lain yang
memengaruhi kebahagiaan seseorang. Namun ketiga aspek tadi begitu dominan.
Di atas ketiganya, menurut hasil
penelitian dimaksud, adalah personal values. Nilai-nilai hidup
seseorang akan sangat berpengaruh dalam memaknai hidup ini. Bagi orang yang
taat beragama dan tidak, tentu akan berbeda dalam memandang keluarga, harta,
dan pergaulan. Ada orang yang yakin dengan banyak bederma, bersedekah, maka
jalan rezeki akan semakin terbuka. Namun ada yang berpandangan sebaliknya.
Inilah yang dimaksud dengan personal values.
Sebuah kerangka berpikir dan
keyakinan hidup yang sangat berpengaruh dalam perilaku seseorang, termasuk
dalam berumah tangga, bekerja, dan bermasyarakat. Sebagai pribadi saya yakin
kerja dan harta yang tidak halal tidak akan mendatangkan berkah dan kebahagiaan.
Jika harta haram masuk ke mulut kemudian mengalir bersama darah dalam tubuh, maka
harta haram tadi akan masuk disertai energy negative (setan) sehingga
perilaku seseorang juga akan seperti setan.
Pikirannya, tangannya, kakinya, mulutnya
akan dikendalikan oleh setan. Makanya sebagai orang tua mesti hati-hati
memberikan rezeki atau nafkah kepada keluarga. Hindari membawa barang haram ke
rumah jika kita benar-benar sayang kepada keluarga. Jangan membawa racun
kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar