Di
atas jiwa nabati (vegetative soul), dalam diri manusia terdapat jiwa
hewani (animal soul). Pada level ini kemiripan antara manusia dan
hewan semakin terlihat dekat dan jelas.
Karakter pokok jiwa hewani adalah
hidup dan beraktivitas dengan dukungan indera dan insting, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, bergerak, dan dorongan seksual. Kesemuanya ini melekat
pada manusia dan hewan. Yang membedakan terletak pada ketajaman dan
kekuatannya. Ada hewan-hewan tertentu yang memiliki daya penciuman jauh di atas
kapasitas manusia.
Salah satunya anjing pelacak.
Begitu pun pendengaran dan penglihatan, kapasitas manusia jauh di bawah
hewan-hewan tertentu. Ketika di bawah laut terjadi gejala tsunami, hewan-hewan
lebih dahulu mengetahui lalu menyingkir ke tempat tinggi. Mata burung elang pun
jauh lebih tajam daripada penglihatan mata manusia. Kombinasi antara jiwa
nabati dan hewani sudah cukup membuat kehidupan manusia menjadi meriah dan
heboh.
Mobilitas manusia tak pernah
mengenal lelah dan berhenti untuk mencari makan, baik sekadar untuk bertahan (survive)
ataupun untuk memenuhi gaya hidup seperti banyak yang dilakukan kelas menengah
kota, misalnya menghabiskan waktu santai di restoran atau pesta-pesta. Coba
saja perhatikan sekeliling, di mana-mana pasti ditemukan warung, restoran, dan
pedagang makanan serta minuman yang kesemuanya itu untuk memenuhi dorongan
nafsu nabati dan hewani. Menurut kajian para psikolog, dimensi libido pada jiwa
hewani memiliki peran sangat penting dalam dinamika kehidupan manusia.
Menurut Sigmund Freud, bahkan
paling vital perannya karena menentukan alam pikiran dan perilaku seseorang
yang kesemuanya mesti ada keterkaitannya dengan nafsu libido. Menurut Freud,
dorongan libido atau sexual pleasure melahirkan dinamika dan
keberanian hidup seseorang untuk berjuang dan menghadapi rintangan serta risiko
demi memperolehnya. Seorang pemuda dalam bawah sadarnya memiliki dorongan
belajar dengan serius agar jadi sarjana, dan setelah sarjana gigih mencari
kerja yang menjanjikan penghasilan tinggi.
Untuk apa? Menurut teori ini agar
nantinya mudah memperoleh suami atau istri yang diidealkan. Jadi, dorongan
libido pada jiwa hewani sungguh luar biasa efek yang diciptakannya dalam
kehidupan manusia. Betapa banyak terjadi pertengkaran gara-gara konflik yang
ditimbulkan jiwa hewani. Dorongan jiwa ini bisa membuat seseorang menjadi
dinamis, pemberani, dan tidak takut risiko. Pendeknya, ibarat sebuah kendaraan
mobil, jiwa hewani merupakan sumber energi yang membuat laju kehidupan berjalan
dengan berbagai dinamikanya.
Hanya saja, sebagaimana jiwa nabati
yang mengenal titik antiklimaks, jiwa hewani ini pada usia tertentu juga
mengenal puncaknya. Menurunnya kapasitas jiwa hewani ditandai antara lain
ketajaman pendengaran, penciuman, dan penglihatannya semakin menurun. Pergerakannya
pun kian lambat, bahkan ada yang lebih parah lagi, misalnya mesti pakai bantuan
kursi roda dengan didorong orang lain. Ini semua merupakan hukum alam yang
telah diciptakan Tuhan. Jadi, siapa pun yang menempatkan kenikmatan jiwa nabati
dan hewani sebagai puncaknya, sejak awal mesti sadar, pada akhirnya pasti
menemui kekecewaan dan kekalahan.
Indera penglihatan pun sering kali
menipu karena apa yang dilaporkan mata tidak selalu benar. Gunung yang dari
jauh tampak indah ternyata kalau didekati sangat berbeda realitasnya. Indera
mata dan pendengaran memiliki kelebihan, tetapi oleh Tuhan juga diberi batasan.
Bayangkan saja, andaikan seseorang memiliki daya pendengaran yang luar biasa
sehingga mampu mendengarkan suara jarak jauh serta suara gerakan hewan yang
lembut-lembut, pasti akan terganggu ketenangannya.
Tidur pun tidak bisa nyenyak karena
selalu terdengar berisik dan riuh rendah meskipun terjadi di kejauhan. Namun
karena kecerdasan manusia, keterbatasan indera pendengaran ini diatasi dan
dibantu oleh teknologi telepon, yang akan kita bahas pada eksistensi jiwa
insani. Hikmah keterbatasan jiwa insani juga terlihat pada daya penglihatannya.
Andaikan kita memiliki daya pandang tajam bagaikan laser sehingga mampu melihat
objek-objek yang tertutup, termasuk ke dalam isi perut dan tubuh kita, sungguh
malah akan merusak ketenangan hidup.
Apa yang terjadi jika ketika kita
berpesta dengan pakaian rapi dan mahal, juga dengan hidangan lezat tersedia,
tetapi mata sanggup menembus pandang ke seluruh tubuh temannya sekali pun telah
berpakaian? Di mana lagi keindahannya? Sungguh Allah Maha Bijaksana. Manusia
dibekali jiwa hewani dengan dayanya yang hebat, tetapi juga memiliki
keterbatasan. Ini merupakan jenjang-jenjang eksistensi dan instrumen bagi
manusia untuk meraih derajat kehidupan yang lebih tinggi dan bermakna.
0 komentar:
Posting Komentar