Tradisi Berbuka Puasa Bersama



Rupa-rupanya berbuka puasa bersama di bulan Ramadhan sudah menjadi tradisi bagi kaum muslimin di mana-mana. Mengambil tempat di kantor atau di rumah salah seorang, para tetangga, sesama jamaah, organisasi, atau kolega sekantor diundang untuk berbuka bersama. Mereka berbuka bersama di kantor diikuti oleh para pimpinan dan pegawai di kantor itu. Begitu juga berbuka puasa bersama di masjid, di kantor organisasi, kantor perusahaan, diikuti oleh masing-masing komunitasnya.

Berbuka bersama biasanya juga diselengarakan oleh keluarga besar seseorang. Sanak famili yang masih memiliki hubungan dekat diundang untuk berbuka puasa bersama. Kegiatan itu dirasa penting untuk mempererat hubungan tali silaturahim. Mereka makan bersama dan biasanya diawali dengan kegiatan tausiah atau ceramah dimaksudkan sebagai bagian dari upaya mempererat dan membangun kebersamaan.

Terkait dengan tradisi berbuka puasa bersama ini, saya menemukan sesuatu yang agak berbeda. Berbuka puasa bersama dimaksud dilakukan oleh seorang kyai dengan tidak mengambil tempat di rumahnya sendiri atau di pesantrennya melainkan di lembaga pemasyarakatan atau penjara. Kyai yang dikenal peduli terhadap orang-orang miskin dan atau orang-orang yang sedang mengalami kekurangan dimaksud, setiap tahun selalu berusaha berbuka puasa bersama dengan orang-orang yang sedang dipenjara.

Di setiap bulan Ramadhan, kyai ini sebelum datang ke penjara menanyakan berapa jumlah orang yang sedang dipenjara di lembaga pemasyarakatan. Setelah diketahui dengan jelas jumlahnya, -------misalnya seribu orang, maka kyai datang sendiri dengan membawa nasi bungkus sejumlah yang diperlukan, termasuk untuk para penjaganya. Kyai dimaksud kemudian mengajak semua penghuni penjara berbuka puasa bersama di tempat itu.

Kyai itu lebih memilih berbuka puasa bersama di penjara, dengan pertimbangan bahwa orang-orang di tempat itu sedang memerlukan untuk disapa dan digembirakan. Sehari-hari orang yang sedang dipenjara secara psikis tersiksa dan justru memerlukan sapaan dari orang lain. Menurut pandangan kyai dimaksud, makan bersama dengan orang-orang yang sedang menderita seperti itu lebih bermakna dibanding makan bersama dengan para sesama jamaah, kolega atau juga saudaranya sendiri yang berkecukupan.

Berbuka puasa bersama di antara keluarga, teman sekantor, dan juga di antara sesama teman seorganisasi memang penting, untuk membangun tali sillaturahmi, tetapi berbuka bersama dengan anak-anak yatim, orang-orang miskin yang tidak terurus, termasuk orang yang sedang dipenjara adalah jauh lebih penting dan lebih memerlukannya. Oleh karena itu, kyai dimaksud lebih memilih tempat berbuka puasa bersama penghuni penjara. Namun sayangnya, kyai dimaksud sudah beberapa tahun wafat, sehingga menurut informasi dari pegawai penjara, belum ada yang lain yang peduli seperti kyai dimaksud.

Pada umumnya orang lebih menyukai berkumpul dan makan bersama dengan orang-orang yang memiliki status atau kelompok yang sama. Mereka mengira dari tempat itu akan mendapat kebahagiaan. Padahal berbuka puasa bersama dengan orang-orang yang sedang mengalami penderitaan atau kekurangan, justru dari sana akan memperoleh kebahagiaan yang lebih, oleh karena kehadirannya memang dibutuhkan. Wallahu
a’lam.

Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar