Siapapun menghendaki agar hidupnya
mendapatkan kemuliaan. Namun ternyata pemahaman tentang kemuliaan itu beraneka
ragam. Sementara orang mengira bahwa kemuliaan terletak pada kekayaan
yang melimpah. Oleh karena itu, mereka mengejar harta. Apapun dilakukan untuk
mendapatkannya.
Sementara orang lainnya menganggap
bahwa kemuliaan itu ada pada jabatan atau pangkat. Oleh karena itu mereka
berusaha, apapun dilakukan untuk mendapatkan jabatan atau pangkat
itu. Mereka mengira bahwa dengan pangkat dan jabatan yang tinggi, maka
orang akan datang dan menghormatinya. Selain itu dengan jabatan atau
pangkat yang ada padanya, maka harta kekayaan juga akan diperoleh.
Lain lagi, orang mengira bahwa
kemuliaan akan diperoleh ketika seseorang berpendidikan setinggi-tingginya.
Setelah ijazah dimiliki menurut perhitungannya, akan segera mendapatkan
pekerjaan, jabatan, dan bahkan juga uang. Oleh karena itu, mereka
mengejar-ngejar agar segera memiliki ijazah setinggi-tingginya. Padahal
sebenarnya, menuntut ilmu seharusnya bukan semata-mata mendapatkan ijazah,
melainkan yang terpenting untuk mendapatkan ilmu dan ridha dari Allah swt.
Kegagalan tidak saja dalam hal
memaknai kemuliaan, melainkan juga dari siapa kemuliaan itu diperoleh.
Sekedar kemuliaan yang datang dari sesama manusia, kiranya harta, pangkat
atau ijazah akan mencukupi. Akan tetapi, hal yang perlu dipertanyakan
adalah fungsi kemuliaan yang diperoleh dari sesama manusia itu sendiri.
Kemuliaan seperti itu tidak akan memberi apa-apa bagi kehidupannya. Sebaliknya,
justru akan membebani dirinya dan bahkan, bisa-bisa akan mencelakakan. Betapa
banyaknya, kekayaan dan pangkat, akhir-akhir ini justru mengantarkan pemiliknya
masuk penjara.
Kemuliaan yang seharusnya
diraih adalah yang datang dari Allah swt. Kemuliaan itu adalah
benar-benar sesuatu yang akan menyematkan dan membahagiaan secara abadi, dan bisa
diraih oleh siapapun asalkan mau mengejarnya. Cara meraihnya adalah melalui
ketaatan pada Tuhan dan Rasul-Nya. Puasa adalah bagian dari jalan upaya menuju
untuk mendapatkan kemuliaan itu.
Selain itu, kemuliaan dalam
perspektif ilahiyah hanya bisa diraih melalui upaya memahami hakekat
dirinya sendiri sebagai pintu untuk memahami Tuhannya, menjaga trust,
kemauan untuk melakukan tazkiyatun nafs, dan selalu berusaha untuk
berpikir dan berbuat hingga di luar batas-batas kepentingan dirinya sendiri.
Manakala hal itu dilakukan, maka kemuliaan itu, insya Allah akan diraih. Wallahu
a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar