Semakin banyaknya peristiwa tawuran di kalangan para
siswa pada akhir-akhir ini menjadikan banyak pihak
merasa prihatin. Orang tua, guru, bahkan para pejabat pemerintah
mengungkapkan kesedihannya atas peristiwa itu. Rawuran antar siswa
mestinya tidak terjadi. Lembaga pendidikan adalah tempat anak-anak mencari
ilmu, dididik menjadi anak yang baik, diberi contoh atau tauladan. Tetapi pada
kenyataannya masih terjadi kenalakan dan bahkan tawuran yang menelan
korban hingga meninggal.
Jumlah yang meninggal sebagai akibat tawuran itu
n tidak seberapa, hanya beberapa orang saja. Akan tetapi tidak boleh hanya
alasan jumlah itu menjadikan orang tua, guru, pemerintah dan masyarakat
menganggap peristiwa itu sederhana. Berapapun tatkala peristiwa
sudah menelan korban harus dianggap besar dan tidak boleh diabaikan. Apalagi
tawuran siswa selalu melibatkan puluhan dan bahkan ratusan anak-anak yang
saling menyerang. Oleh karena itu, siapapun tidak boleh menganggapnya
sebagai persoalan kecil.
Memperhatikan berbagai pendapat, lewat dialog, diskusi
dan bahkan juga tulisan di berbagai media massa, bahwa tawuran itu muncul dari
berbagai sebab. Di antaranya adalah , dari
sejarah yang sudah, perhatian sekolah yang kurang maksimal, latar belakang
ekonomi, pembinaan pemerintah yang kurang maksimal, lingkungan sekolah dan
keluarga, dan bahkan ada yang berpendapat bahwa jam pelajaran agama dirasa
masih kurang jumlahnya. Masing-masing pandangan atau pendapat itu
disertai oleh rasionalitasnya masing-masing.
Selain itu, ada juga yang berpandangan bahwa
tawuran bukan disebabkan oleh satu atau dua faktor, melainkan dari
akumulasi berbagai faktor yang saling berkelindan antara satu dengan
lainnya. Atas dasar pandangan itu, maka usaha pencegahan
juga seharusnya dilakukan dengan berbagai cara, baik oleh guru,
sekolah dan juga pemerintah. Akan tetapi, sekalipun cara-cara itu sudah
ditempuh, ternyata masih terjadi peristiwa seperti itu dari
waktu-ke waktu. Bahkan semakin lama, frekuensinya semakin banyak.
Kenyataan seperti itu menjadikan banyak orang
semakin prihatin dan kebingungan, harus melakukan apa, sehingga
peristiwa itu tidak berlanjut. Semua orang berharap bahwa korban yang baru saja
terjadi diharapkan adalah yang terakhir. Menteri pendidikan dan kebudayaan juga
membuat statemen bahwa kekerasan harus distop. Padahal tanpa statemen
itupun sebenarnya, sejak dulu kekerasan dan tawuran juga harus distop, tidaki
boleh terjadi.
Oleh karena itu menghentikan tawuran tidak cukup hanya
lewat himbauan, larangan, statamen, dan bahkan ancaman dari manapun
asalnya. Kementerian pendidikan dan kebudayaan mestinya harus berani
melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang pelaksanaan pendidikan di negeri
ini. Pada akhir-akhir ini telah dilakukan peninjauan
kembali terhadap kurikulum di sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas. Peninjauan kurikulum mestinya akan
dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan secara
mendasar. Kiranya kebijakan itu penting, sebab pada kenyataannya,
ijazah SMA tidak begitu dihargai di pasar kerja. Lulusan SMA, haya
dianggap pantas menjadi petugas security, cleaning service, dan
sejenisnya.
Evaluasi secara mendalam mestinya juga dilakukan
terhadap ujian nasional. Konsep ujian nasional itu
sendiri mungkin dianggap baik, agar pemerintah dan masyarakat
mengetahui tentang peta dan tingkat keberhasilan pendidikan. Akan
tetapi dalam pelaksanaannya, ternyata tidak sedikit resiko yang
muncul dan sangat merugikan terhadap upaya membangun
nilai-nilai pendidikan. Kasus-kasus seperti pemberian kunci jawaban,
adanya tim sukses ujian nasional, target-target kelulusan yang harus
tercapai, semua itu berakibat para siswa menjadi tahu bahwa
sekolah telah melakukan kebijakan yang kurang
semestinya. Kekeliruan itu akan mengakibatkan efek
buruk pada jiwa anak-anak. Penyimpangan oleh pihak sekolah akan
dianggap menjadi hal biasa dan boleh dilakukan oleh para siswa. Hal-hal negatif
seperti itu, sesungguhnya besar sekali dampaknya terhadap upaya membangun
jiwa, watak, prilaku peserta didik.
Para siswa akan mau mengikuti siapapun untuk
berpeilaku jujur, sabar, ikhlas, menghormati sesama teman, menyelamatkan
dan berbuat damai antar sesama teman, manakala orang-orang yang dilihatnya juga
melakukan sebagaimana yang diajarkan. Mereka tidak akan mau mengikuti
siapapun manakala orang yang seharusnya diikuti itu, antara apa
yang diucapkan dan dilakukan selalu berbeda. Mereka merasa dibohongi, dan
siapapun tidak akan mau diperlakukan seperti itu. Para kyai
di pesantren pada umumnya sangat dihormati dan diikuti oleh para santrinya,
oleh karena para kyai berhasil mendekatkan antara yang diucapkan dengan yang
dilakukan. Bahkan sekali saja kyai melakukan sesuatu yang berbeda dengan yang
dicapkan, maka santrinya juga akan bubar. Peristiwa seperti itu juga
benar-benar pernah terjadi di pesantren-pesantren. Kiranya apa yang
terjadi di pesantren dimaksud, perlu dijadikan bahan renungan untuk
menjawab persoalan pelik, seperti di antaranya tawuran para siswa
pada akhir-akhir ini. Wallahu a’lam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKesimpulan=Tawuran adalah perbuatan yang sangat tidak bagus karena dapat melukai diri sendiri dan bisa berakibat meninggal . Seharusnya guru dan orang tua selalu menjaga sikap anaknya biar tidak berprilaku agresif . Harus didik dan terus dipantau dengan benar agar para siswa mempunyai prilaku baik
BalasHapusSolusi:
-siswa diajarkan agar permasalahan tidak dibalas dengan kejahatan juga
-selalu didik pelajar dengan agama
-tidak mengikuti teman yang tidak baik
Nama:Arya Fattah Santoso
Kelas:X.IBB
No Absen : 07
Regita Widyastuti/24/X MIA E
BalasHapustawuran meruakan hal yang tidak teruji karena daat melukai orang lain dan diri sendiri. di saming itu, eran orang tua serta guru atauun wali anak sangat enting yaitu, harus bisa menjaga dan mendidik anaknya lebih ketat suapaya tidak salah pergaulan dan melakukan hal seperti ini. sebagai anak, kita juga harus pandai dalam menjaga emosi, memilih teman yang bisa menuntun ke jalan yang baik dan benar. dan untuk itu, kita harus menaati perintah allah, serta memperkuat keimanan.
skian terimakasih
Tawuran merupakan perkelahian keras oleh dua kelompok atau lebih yang sangat dilarang dan merupakan tindakan tidak terpuji. Tawuran memiliki akibat yang tidak baik bagi penindak, atau sama saja ingin melukai diri sendiri. Oleh karena itu, kita perlu menjaga emosi serta memilih pergaulan yang benar. Orang tua juga berperan penting, perlu memperhatikan putra putrinya untuk tidak terlibat dalam tawuran. Agar tidak terjerumus ke jalan yang salah dan senantiasa mendekatkan hati kepada Allah SWT agar terjaga dan terhindar dari perbuatan tercela (Hilmy Ilyas/X MIA E/12)
BalasHapus