Uang dan Kebahagiaan



Umumnya orang mempercayai bahwa dengan uang siapapun  akan mendapatkan kebahagiaan. Dengan uang maka apa saja bisa dibeli. Tidak saja kebutuhan pokok, seperti beras, pakaian, perumahan, biaya kesehatan bisa dipenuhi dengan uang, tetapi juga kesenangan lainnya. Artinya tanpa uang,  maka orang tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Atas dasar pandangan itu, maka sehari-hari orang sibuk mendapatkan uang. Bahkan tidak jarang uang dipandang sebagai simbol harga diri, sehingga untuk mendapatkannya harus diperjuangkan lewat berbagai cara.

Betapa pentingnya uang kiranya tidak ada yang membantahnya. Karena tanpa uang maka kebutuhan apapun tidak akan  terpenuhi. Akan tetapi  memposisikan uang sebagai sesuatu yang berlebihan juga justru akan mengorbankan harga diri yang bersangkutan. Uang tetap memiliki arti penting, tetapi cara mendapatkannya harus benar. Kesalahan mendapatkan uang akan  mengakibatkan  harkat dan martabat seseorang menjadi runtuh.

Bukti  bahwa uang bisa mencelakakan pemiliknya  sudah sedemikian banyak  yang bisa dilihat.  Orang yang mendapatkan amanah mengatur uang dan kemudian tidak bisa menjalankannya dengan  semestinya, --------uang itu dikorup, ternyata menemui  kesengsaraan yang luar biasa. Mereka diadili dan akhirnya dipenjarakan. Keadaan  yang demikian  tidak saja membuat dirinya malu dan sengsara, melainkan penderitaan itu juga akan dirasakan oleh  keluarganya. Isteri atau suami, anak-anaknya akan ikut  menanggung beban sebagai keluarga korup. Lagi pula, beban psikologis itu  tidak mudah dihilangkan.

Islam mengajarkan bahwa harta termasuk uang harus didapatkan secara benar. Harta yang demikian itu disebut halal. Umat Islam tidak boleh mendekati harta  haram,  baik haram dilihat dari jenis dan atau  cara mendapatkannya.  Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, harta atau uang  harus didapatkan dari  cara yang benar. Melanggar ketentuan dari ajaran Islam itu, maka pelakunya  akan mendapatkan  resiko, baik di dunia ini, -------dipenjarakan, dan bahkan juga di akherat nanti.

Dengan pandangan seperti tersebut, maka menjadi sangat jelas, bahwa uang tidak selalu mendatangkan kebahagiaan. Uang  justru akan mencelakaan bagi pemiliknya manakala cara mendapatkannya tidak benar.  Bahkan pada uang atau harta kekayaan seseorang  terdapat hak bagi orang lain.  Hak orang lain itu harus dibayarkan, baik lewat zakat, shadaqoh, infaq dan  lainnya.

Tatanan kehidupan Islam menjadi sedemikian jelas,  tampak  begitu  indah dan menyelamatkan,  baik terhadap  kehidupan dunia maupun akherat.  Pada akhir-akhir ini, banyak pihak yang melakukan penyimpangan dalam mendapatkan harta kekayaan, seperti misalnya lewat korupsi.   Pelakunya kemudian ditangkap, diadili,  dan dipenjarakan. Hal itu  merupakan pelajaran penting, agar semua pihak menjadi lebih hati-hati.  Bahwa uang atau harta tidak selalu menjadikan pemiliknya meraih kebahagiaan. Apalagi, cara mendapatkannya tidak lewat jalan yang benar.


Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar