Sikap positif untuk selalu bersyukur atau terima kasih itu memiliki
keajaiban di luar yang kita perhitungkan. Sungguh
tepat, hampir semua kitab suci dan agama yang saya pelajari selalu mengajarkan
untuk selalu bersyukur atas anugerah hidup.
Apa pun kondisinya, selalu saja ada
yang pantas sekali kita syukuri. Barangsiapa bersyukur, Allah pasti akan
menambah nikmat yang sudah diterimanya. Tetapi, barangsiapa yang selalu
mengingkari nikmat-Nya, pasti hidupnya akan menderita (Alquran, 14:7).
Sikap bersyukur dan senang mengucapkan terima kasih hanya akan muncul dari
orang yang mencintai kehidupan. Nasihat suci itu mudah sekali kita amati
dan buktikan dalam pengalaman hidup sehari hari.
Dalam ungkapan klasik dan populer, di
alam semesta ini berlaku law of attraction. Hukum tarik-menarik antara
sesama energi. Kalau seseorang selalu berpikir positif, gembira, dan mensyukuri
hidup, energi dan nasib positiflah yang akan datang bergabung pada orang itu.
Sebaliknya, orang yang selalu berpikir negatif dan serba mengeluh, dunia akan
selalu terlihat gelap dan menyiksa. Mereka yang mempelajari teori kekuatan
bawah sadar sangat percaya dengan formula ini.
Apa pun yang dibayangkan,
pikirkan, dan bisikkan di hati, sesungguhnya seseorang tengah berjalan menuju
apa yang dia dambakan. Lebih kuat lagi daya tarik
sukses itu kalau disertai doa memohon kepada Allah untuk ikut campur tangan
memudahkan jalannya. Coba amati perilaku diri kita masing-masing.Ketika
hati dan pikiran jernih lalu mengalir darinya rasa syukur, menatap terbit matahari
pagi pun akan terlihat indah. Pepohonan juga turut bicara.
Kehadiran mereka memberikan
kesejukan mata dan berbagi oksigen yang diperlukan manusia. Belum lagi guyuran
air di pagi hari yang membuat badan sehat dan segar.Semua itu menjadi hidup dan
terasa melimpah hanya ketika seseorang memiliki hati dan pikiran positif untuk
selalu mensyukuri anugerah kehidupan. Demikianlah selama 24 jam begitu
melimpah anugerah Tuhan yang pantas kita syukuri, tanpa kehilangan sikap kritis
dan peduli terhadap keadaan yang kurang nyaman.
Situasi sosialpolitik yang pengap
bahkan merupakan salah satu panggilan dan peluang untuk berbuat kebajikan
menolong sesama sebagai ungkapan rasa syukur utamanya bagi mereka yang memiliki
ilmu, kekayaan, jabatan,serta kesehatan untuk mengisi hidup agar lebih
bermakna. Pikiran itu ibarat kacamata. Jika warna kacanya hitam, pemandangan
akan menjadi hitam.Tentu saja pikiran lebih dari kacamata karena pikiran
akan memengaruhi kinerja organ-organ lain dalam tubuh kita, dari yang kasar
sampai yang halus.
Pikiran yang sehat, kreatif, dan
konstruktif akan membangun dunia imajinasi yang sehat.Pikiran negatif akan
selalu mengutuk lingkungan yang dijumpai, di mana saja, kapan saja,dan siapa
saja. Selalu berpikir negatif tak ubahnya mengoleksi
memori negatif dalam album atau disket pikiran kita sehingga ketika muncul ke
permukaan yang keluar adalah cerita dan narasi negatif.
Para nabi dan avatar telah
memberikan contoh. Ibarat pohon teratai yang tumbuh
di kolam yang kotor dan berlumpur, selalu saja pohon teratai memberikan bunga
yang indah dan bersih. Mereka menghadapi dunia yang semrawut, amburadul,
namun pikiran tetap kritis, konstruktif, dan hati jernih untuk membangun dunia
baru yang beradab yang menjadi warisan dan kekayaan sejarah. Yang selalu
merusak pribadi yang penuh syukur adalah sikap rakus dan sombong.
Orang yang rakus sulit
mensyukuri anugerah yang sudah di tangan. Sebaliknya,
dia akan selalu merasa kurang terus sehingga hatinya selalu merasa miskin dan
gelisah. Inilah yang mungkin menjangkiti para politisi dan pejabat negara kita
sehingga tidak mampu menahan dorongan korupsi. Berapa pun jumlah gaji dan
kekayaan yang didapat akan selalu dirasakan kurang. Suasana batin ini
diperparah lagi ketika bertemu dengan sikap sombong.Tidak rela, bahkan sakit
hatinya, ketika melihat orang lain berlebih dari dirinya.
Karena itu, rakus, sombong, dan
dengki selalu hadir dan bekerja bersamaan. Jika tiga
penyakit itu bercokol pada orang yang memiliki kedudukan tinggi dalam
pemerintahan, kekayaan negara dan hak rakyat akan dilibas dan dikeruknya. Berbahagialah
mereka yang mampu memelihara hati dan pikiran untuk selalu bersyukur dan
berterima kasih kepada Tuhan dan sesama mengingat nilai kekayaan dan kepintaran
itu pada akhirnya bukan pada jumlahnya, melainkan pada fungsi dan manfaatnya
untuk membuat kehidupan lebih bermakna.
Hidup lebih nyaman, terbebas dari
perasaan salah dan dikejar dosa. Seorang koruptor bisa saja merasa menang
dalam proses pengadilan.Tetapi, pengadilan nurani tak bisa dibohongi.Bagi
orang yang beriman, kita semua akan menghadap pengadilan Tuhan yang tak mungkin
disuap.Yang membela dan meringankan adalah amal kebajikan kita.
0 komentar:
Posting Komentar