Lumayan
panjang sudah, saya menguraikan logika sains dalam memandang ‘ketidak-kekalan’
dunia dan akhirat. Bahwa, ditinjau dari sisi mana pun planet Bumi – dunia – dan
alam semesta berlapis tujuh – akhirat – niscaya bakal ‘musnah’. Diantara sekian
panjang analisa sains itu, satu note saya khususkan untuk membahas istilah ‘baqaa,
khalada’, dan ‘abadaa’ yang memunculkan kerancuan makna ketika
diterjemahkan ‘kekal’ ke dalam bahasa Indonesia.
Maka,
untuk melengkapi pembahasan tersebut, saya ingin menyampaikan informasi Al
Qur’an yang bercerita dengan sangat gamblang (muhkamaat) bahwa fase
kehidupan akhirat itu memang bukan fase terakhir dalam drama penciptaan alam
semesta. Karena, setelah fase akhirat itu ternyata masih ada satu fase lagi
yang benar-benar akan membinasakan ‘alam baqa’ itu sehingga lenyap, kembali
kepada Sang Pencipta. Persis seperti diklaim oleh Allah sendiri di dalam
firman-Nya berikut ini.
QS.
Al Baqarah (2): 28
Mengapa
kamu mengingkari Allah, padahal kamu tadinya mati (fase ke-1), lalu Allah
menghidupkan kamu (fase ke-2), kemudian kamu dimatikan (fase
ke-3) dan dihidupkan-Nya kembali (fase ke-4), kemudian kamu dikembalikan
kepada-Nya (fase ke-5)?
Karena
ini ayat muhkamaat, maka kita dengan sangat mudah memahami dan
mencocokkan dalam realitas kehidupan, bahwa manusia memang mengalami 5 fase
itu.
FASE
KE-1,
adalah fase dimana manusia belum dihidupkan oleh Sang Pencipta. Dalam istilah
ayat di atas kita disebut masih berada di dalam kondisi ‘mati’. Ini sesuai
dengan informasi ayat lain, yang menamai fase itu sebagai fase yang ‘belum bisa
disebut’ alias tak berbentuk.
QS.
Al Insaan (76): 1-2
Bukankah
telah datang kepada manusia suatu fase dari perjalanan waktu, dimana ketika itu
dia masih berupa sesuatu yang belum bisa disebut?
(Setelah
itu) sungguh Kami menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur
(dalam proses pembuahan), yang Kami hendak mengujinya (dalam kehidupan di
dunia). Karena itu Kami jadikan dia (bisa) mendengar dan melihat.
FASE
KE-2,
adalah fase ‘dihidupkan’ di dunia, sejak berupa embrio di dalam rahim sampai
mencapai umur yang tua renta. Diceritakan dalam puluhan ayat, salah satunya
berikut ini.
QS.
Al Hajj (22): 5
Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah (benda mati).
Kemudian dari setetes air mani (sperma & ovum). Kemudian dari embrio
(alaqah). Kemudian dari gumpalan daging (janin) yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna. Agar (bisa) Kami jelaskan kepada kalian (proses penciptaan
itu). Dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
sudah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi. Kemudian kalian
mencapai kedewasaan. Dan di antara kalian ada yang dimatikan (saat usia muda),
dan (adapula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, sehingga dia tidak tahu
lagi sesuatu yang dulu telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi yang kering ini,
bila Kami turunkan air di atasnya, ia menjadi hidup. Dan subur serta
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
FASE
KE-3,
adalah fase ‘dimatikan’. Jasadnya dikubur di dalam tanah atau dikremasi atau
hancur karena sebab-sebab lain, tapi jiwanya tetap hidup, berpindah ke alam
berdimensi lebih tinggi yang disebut ‘alam barzakh’.
QS.
Al Mukminuun (23): 99-100
(Demikianlah
orang-orang ingkar itu), hingga apabila datang kematian kepada salah seorang
dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar
aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding (barzakh) sampal hari mereka dibangkitkan (di akhirat
kelak).
FASE
KE-4,
adalah fase dihidupkan kembali. Itulah ‘hari kebangkitan’ yang akan terjadi di
alam akhirat. Manusia memperoleh ganjaran atas segala amal perbuatannya ketika
hidup di fase-fase sebelumnya. Yang beruntung akan ditempatkan di surga, yang
celaka di dalam neraka. Berapa lama? Selama alam semesta masih ada, persis
seperti difirmankan Allah dalam ayat berikut ini.
QS.
Huud (11): 106-108
Adapun
orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya
mereka mengeluarkan dan menarik nafas (sambil merintih).
Mereka
menetap di dalamnya selama langit dan bumi masih ada, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap
apa yang Dia kehendaki.
Adapun
orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka
menetap di dalamnya selama langit dan bumi masih ada, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.
Di
akhirat itu manusia tidak bisa mati lagi, sebagaimana diceritakan oleh Allah di
dalam sejumlah firman-Nya dengan gaya bahasa universal. Atau juga diceritakan
di dalam hadits dengan istilah ‘kematian sudah disembelih’ – sesuai dengan
istilah di zaman hadits itu ditulis.
QS.
Ad Dukhan (44): 56-57
Mereka
tidak akan merasakan mati di dalamnya (surga) kecuali mati di
dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, sebagai karunia dari
Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.
QS.
Ibrahim (14): 17
‘’...
Dan datanglah (ancaman) kematian kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia
tidak juga mati (di dalam neraka). Dan di hadapannya masih ada azab yang
berat.’’
Namun,
meskipun tidak bisa mati lagi, dikarenakan hukum alam yang berjalan terbalik,
bukan berarti manusia bakal ada selama-lamanya. Karena, sebagaimana telah saya
ceritakan panjang lebar di notes terdahulu, alam semesta mengalami proses
penyusutan menuju pada ketiadaan: big crunch alias kiamat kubra. Itulah
fase terakhir drama penciptaan alam semesta, sebagaimana tahapan berikut ini.
FASE
KE-5,
adalah fase lenyap kembali kepada Sang Pencipta. Yakni, saat terjadinya kiamat
Kubra berupa runtuhnya alam semesta ke pusatnya, dimana dulu Allah memulai
penciptaan disitulah Allah bakal melenyapkan seluruh ciptaan-Nya. Lantas, Dia
akan memulai kembali ‘drama kehidupan’ alam semesta yang baru, beserta segala
peristiwa yang mengisinya. Apakah kita akan diciptakan lagi? Hhehe, tanyakan
sendiri saja kepada Sang Pencipta: apakah Anda cukup penting untuk diciptakan
lagi..? :)
QS.
Al Anbiyaa’ (21): 103-104
Mereka
(yang berada di surga) tidak bersedih oleh kedahsyatan yang besar (kiamat
kubra), dan mereka didampingi para malaikat (yang berkata): ‘’Inilah harimu
yang telah dijanjikan kepadamu (untuk kembali kepada-Nya).’’
Pada
hari Kami gulung (tujuh lapisan) langit sebagaimana menggulung
lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama
(di pusat alam semesta) begitulah Kami akan mengulanginya (drama
penciptaan yang baru). Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya
Kamilah yang akan melaksanakannya.
Penciptaan
‘babak baru’ dalam drama alam semesta itu, secara kosmologi digambarkan sebagai
runtuhnya ruang-waktu-materi-energi ke dalam ketiadaan, yang kemudian diikuti
dengan ledakan besar kembali sebagai awal episode berikutnya. Terserah Allah.
Karena Dia memang Zat Yang Maha Berkehendak. Alam semesta yang berisi triliunan
benda langit dengan segala peristiwanya ini tak lebih hanyalah setitik debu di
dalam pamer Kekuasaan-Nya yang tiada terbatas. Apalagi cuma Anda, atau saya: hmm,
bukan siapa-siapa..!
QS.
Al Qashash (28): 88
Janganlah
kamu sembah bersama Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan selain Dia. Segala
sesuatu bakal binasa, kecuali Allah saja. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan
hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Wallahu
a’lam bishshawab
~
salam ~
Agus Mustofa
0 komentar:
Posting Komentar