SUDAH lama saya ‘curiga’, bahwa di alam semesta ini tidak ada benda mati.
Apa yang kita sebut sebagai benda mati itu agaknya adalah ‘makhluk hidup’.
Cuma, karena derajat kehidupannya yang sedemikian 'rendah', kita mengira ia
tidak hidup. Padahal, seluruh alam semesta ini sebenarnya telah diliputi oleh
Ruh Kehidupan yang menggiringnya menuju suatu tujuan tertentu.
Manusia adalah makhluk hidup. Sebagaimana hewan dan tumbuhan juga adalah
makhluk hidup. Penyusun terkecil dari makhluk hidup itu adalah sel. Pada
tingkat ini, sel disepakati oleh para ahli biologi sebagai unit terkecil
kehidupan. Lebih kecil dari sel, yakni molekul, sudah dikategorikan sebagai
benda mati. Apalagi atom dan partikel-partikel penyusunnya.Tapi, terus terang
saya curiga, jangan-jangan molekul, atom dan partikel-partikel itu adalah benda
hidup juga.
Sesuatu dikatakan sebagai makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri kehidupan.
Diantaranya yang paling dasar adalah: bergerak, bereaksi, bertumbuh, berkembang
biak, dan punya tujuan. Kalau soal ‘bergerak’, saya kira kita sudah sama-sama
tahu bahwa TIDAK ADA benda DIAM di seluruh alam semesta. Mulai dari yang
mikroskopik sampai makroskopik, semuanya bergerak. Gunung yang kelihatan diam
itu pun sebenarnya sedang bergerak seiring dengan rotasi bumi.
Apalagi molekul-molekul, atom-atom,
dan partikel-partikel, semuanya sedang bergerak dan bergetar-getar. Jadi, untuk ciri yang pertama ini, semua ‘benda mati’ sudah memenuhi
syarat makhluk hidup. Yang kedua, ‘bereaksi’. Saya kira kita juga tahu
bahwa semua benda memberikan ‘reaksi’ dalam skala yang berbeda-beda. Sehingga
dalam ilmu Fisika yang membahas tentang benda-benda mati pun dikenal adanya
hukum ‘aksi-reaksi’.
Dan pada kenyataannya, memang benda-benda di sekitar kita ini memberikan
reaksi. Gunung memberikan reaksi. Lempeng bumi memberikan reaksi. Awan, angin,
laut, suhu, tekanan, dan semua variable-variabel yang kita kenal sebagai
makhluk mati itu selalu memberikan reaksi. Tentu saja dalam bentuk yang berbeda
dengan manusia, hewan dan tumbuhan.
Yang ketiga, ciri
bertumbuh dan berkembang biak. Apakah gunung-gunung bertumbuh? Tentu saja.
Mulai dari awal mula pembentukannya, sampai kini menjulang tinggi di angkasa.
Gunung Himalaya pun sampai sekarang tetap bertambah tinggi beberapa sentimeter
di ujung Mount Everest. Demikian pula bebatuan, mereka bertumbuh dan
berkembang-biak, sejak awal penciptaan Bumi dimana ‘gas percikan matahari’ ini
membeku menjadi Bumi. Lantas, mengendap sebagai bebatuan keras, kemudian
melapuk seiring waktu, tekanan, suhu, erosi, dan abrasi menjadi beribu-ribu
jenis batu di muka bumi.
Lebih mendasar lagi, apakah seluruh benda di alam semesta ini bertumbuh dan
berkembang biak? Tentu saja. Perhatikanlah sejarah munculnya segala macam
benda. Awalnya cuma lautan energi sop kosmos di pusat alam semesta. Kemudian
berkembang dan bertumbuh menjadi quark, bertumbuh dan berkembang menjadi
partikel-partikel dasar, berlanjut menjadi ratusan jenis atom, kemudian
membentuk molekul-molekul yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi, dan akhirnya
membentuk segala macam benda di alam semesta ini.
Ternyata seluruh benda mati itu bertumbuh dan berkembang biak sepanjang
miliaran tahun penciptaannya. Tentu saja jangan meminta mereka berkembang biak
seperti manusia, yaitu melalui kehamilan. Karena binatang dan tumbuhan pun berkembang
biak dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ada yang yang lewat telur. Ada yang
lewat tunas. Lewat cangkok dan setek. Atau, bahkan cuma ditancapkan ke tanah.
Atau, seperti makhluk-mahluk bersel satu yang membelah diri secara duplikasi.
Benda mati bertumbuh dan berkembang biak dengan caranya sendiri. Tetapi
lihatlah, mereka telah beranak-pinak sepanjang usia dan sejarah ‘kehidupannya’.
Siapa bilang mereka mati..? :) Bahkan, mereka juga punya ‘tujuan hidup’.
Partikel-partikel graviton punya ‘tujuan hidup’ agar seluruh benda-benda
langit tidak tercerai berai sehingga bertabrakan satu sama lain secara massal.
Ia bertanggungjawab untuk mengikat alam semesta dengan gaya gravitasi.
Partikel-partikel foton punya ‘misi’ dan ‘tujuan hidup’ agar seluruh benda-benda
bermuatan listrik bisa berinteraksi. Sehingga terbentuk atom, molekul, termasuk
badan manusia dan mekanisme kerja otak kita yang berbasis pada sinyal-sinyal
listrik.
Tanpa adanya foton yang merangkai benda secara kelistrikan, triliunan sel
dan organ-organ tubuh manusia tidak bisa bekerja. Anda tak akan bisa berpikir
dan beraktifitas apa pun. Bahkan, tubuh kita bakal buyar, karenanya. Tak ada
atom, tak ada molekul, tak ada sel. Sungguh sebuah ‘misi hidup’ yang bukan main
strategisnya, yang dibawa oleh partikel Foton.
Partikel-partikel Gluon dan Boson malah lebih strategis lagi. Karena mereka
'berkarya' di level inti atom dan pembentukan partikel sub atomik. Yaitu yang
disebut sebagai gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah. Tanpa mereka tidak
bakalan ada penyusun inti atom seperti proton dan neutron. Dan inti atom pun
bakal pecah berhamburan. Dengan kata lain, alam semesta ini tidak terbentuk.
Dan hanya berupa lautan energi belaka.
Woow, ternyata semua BENDA MATI punya ‘misi kehidupan’. Juga
berkembangbiak. Juga bereaksi terhadap segala peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Juga selalu bergerak, dan lain-lain fungsi kehidupan. Hanya
orang-orang yang terkungkung pada ‘kesombongan’ dan ‘pikiran sempit’ saja yang
mengatakan semua ini tidak punya tujuan, tidak bergerak, tidak bereaksi, dan
tidak berkembang biak. Ringkas kata tidak hidup, alias mati. Dan sebaliknya,
orang-orang yang berpikir ‘out box’ bakal ‘bisa melihat’, bahwa ternyata
semua ini adalah sebuah ORGANISME TUNGGAL. Bahwa ternyata Alam semesta adalah
ORGANISME HIDUP yang sedang menjalankan misi kehidupannya..!
Seluruh komponen penyusunnya, mulai dari yang terkecil sampai kepada yang
terbesar, semuanya adalah variable-variable hidup yang berkembang biak dan
punya misi kehidupan parsial, untuk kemudian menyatu padu dalam misi
universalnya. Karena itu jangan heran kalau Al Qur’an mengatakan seluruh alam
semesta ini sebenarnya sedang BERTASBIH kepada Sang Pencipta Kehidupan…
QS. Al Israa’ (17): 44
LANGIT yang tujuh, BUMI dan semua
yang ada di dalamnya BERTASBIH kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi KAMU sekalian TIDAK MENGERTI tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Di ayat yang lain, Allah menceritakan bagaimana gunung-gunung dan burung-burung
bertasbih bersama Nabi Daud. Di ayat yang lain lagi, Allah menyebut petir dan
guruh juga sedang bertasbih, dan takut kepada Sang Penguasa Alam Semesta.
QS. Al Anbiyaa (21): 39
Maka Kami telah memberikan
pengertian kepada Sulaiman tentang hukum; dan kepada masing-masing mereka (Daud
& Sulaiman) telah Kami berikan hikmah dan ilmu. Dan telah Kami tundukkan
GUNUNG-GUNUNG dan BURUNG-BURUNG, semua BERTASBIH bersama Daud. Dan Kamilah yang
melakukannya.
QS. Saba’ (34): 10
Dan sesungguhnya telah Kami berikan
kepada Daud karunia dari Kami. "Hai gunung-gunung dan burung-burung,
BERTASBIHLAH berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi
untuknya,
QS. Ar Ra’d (13): 13
Dan GUNTUR itu bertasbih dengan
memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya…
Kenapa semua makhluk di seluruh penjuru alam semesta, bahkan alam semesta
itu sendiri, bisa bereaksi, bergerak, berkembangbiak, dan punya misi kehidupan?
Ya, karena mereka telah diliputi oleh Sang Ruh yang HIDUP. Sehingga, seluruh
penjuru langit dan bumi menjadi terimbas sifat-sifat ‘Kehidupan-Nya’. Tentu,
dalam skala yang berbeda-beda sesuai dengan desain penciptannya. Dalam skala
makhluk dengan segala keterbatasannya...
QS. Al Baqarah (2): 255
Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia
YANG HIDUP lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya SEGALA yang di LANGIT dan di BUMI. Tidak ada yang dapat
memberi pertolongan di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui segala yang
ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa
pun dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Singgasana (Kekuasaan)
Allah MELIPUTI langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
~ Salam Mengintip Eksistensi Ruh ~
Agus Mustofa
0 komentar:
Posting Komentar