Segala sesuatu ini muncul dari ‘ketiadaan’ dan
bakal kembali kepada ‘ketiadaan’. Dalam istilah Al Qur’an, kalimat yang sering kita dengar itu berbunyi: inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun –
sesungguhnya (semua ini) milik Allah, dan bakal kembali kepada-Nya.’’ Ternyata, drama kehidupan manusia,
menurut Al Qur’an, melewati lima fase: dari tiada menuju tiada kembali.
Dalam konteks pengetahuan manusia yang terbatas,
keberadaan ‘sebelum ada’ itu disebut sebagai ‘ketiadaan’. Belum eksis, bahkan tidak eksis. Dan sesudah drama kehidupan ini selesai, kita
juga bakal kembali tidak ada, alias kehilangan eksistensi kembali. Sebuah
‘kehilangan’ yang sebenarnya tidak pantas kita sebut kehilangan, karena memang
kita tidak pernah memilikinya. Sejak awal kita sudah tidak ada, sebab yang ada
itu memang hanya Dia: Allah azza wajalla.
‘’ Bukankah telah datang atas manusia satu fase dari perjalanan waktu,
dimana ketika itu dia belum merupakan sesuatu yang bisa disebut?’’ [QS. Al Insaan: 1].
Ya, orang tua kita saja belum menikah, tentu saja
kita pun belum ada. Itulah fase pertama dari drama kehidupan manusia. Dalam istilah Al Qur’an di ayat
yang berbeda, fase itu disebut sebagai
fase kematian. Setelah itu, Allah
menciptakan manusia di dalam rahim ibunda, dan kemudian menjalani drama
kehidupannya di dunia, selama bertahun-tahun, di fase kedua. Ada yang
mati usia muda, dan ada yang meninggal setelah berusia tua. Fase ini disebut
sebagai fase kehidupan.
Fase ketiga, manusia bakal dimatikan lagi. Badannya hancur
terurai menjadi tanah, atau unsur-unsur biokimiawi, tapi jiwanya masih hidup, beralih ke dimensi yang lebih
tinggi. Al Qur’an menyebutnya sebagai fase alam barzakh alias alam kubur. ‘’
Dan janganlah kamu mengira orang-orang yang meninggal di jalan Allah itu mati;
sebenarnyalah mereka itu hidup, tapi kamu tidak menyadarinya.’’ [QS. Al
Baqarah: 154]. Fase ini disebut
juga sebagai ‘fase menunggu’, yakni menunggu datangnya kiamat.
Fase keempat, adalah fase akhirat dimana manusia yang sudah
mati bakal dihidupkan kembali. Sebuah fase yang seringkali dicemoohkan oleh orang-orang yang tidak
percaya Tuhan. Bukan hanya oleh umat sekarang, melainkan sudah sejak zaman para
rasul masih hidup. ‘’Dan mereka berkata (mencemooh): apabila tubuh kami
telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, benarkah kami akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" [QS. Al Israa’:
49]
Dalam buku saya yang berjudul ‘Ternyata Akhirat
Tidak Kekal’, saya menjelaskan secara saintifik bahwa segala benda yang hancur
ini akan dengan sendirinya utuh kembali, jika Allah membalik pergerakan alam
semesta. Fakta Astronomi menjelaskan, bahwa alam semesta sekarang sedang
mengembang. Dikenal sebagai expanding universe. Karena pengembangannya itu,
segala sesuatu mengalami peningkatan kekacauan. Dalam istilah Fisika disebut
sebagai ‘kenaikan entropi’.
Akibat dari meningkatnya entropi itu, segala
benda sedang menuju pada kerusakan. Yang utuh sedang menuju
kehancuran. Yang hidup sedang mengarah kepada kematian. Yang segar sedang
berproses membusuk. Dan seterusnya. Itulah hukum alam dunia, disebabkan
alam semesta terus memproduksi entropi yang meningkat seiring dengan
pengembangannya.
Tapi, ketika alam semesta ini mengerut kembali
diakibatkan oleh gaya gravitasi pusat universe yang menyedot balik
segala benda langit, hukum alam akan berjalan terbalik pula. Yang tadinya hancur bakal
utuh kembali. Yang tadinya mati, akan hidup kembali. Dan yang tadinya busuk
bakal segar kembali. Mirip dengan gelas pecah berantakan yang menjadi utuh kembali ke atas meja
dimana ia diletakkan semula, dikarenakan film rekamannya diputar secara
terbalik..! Fisika menyebutnya sebagai universe
yang memiliki entropi menurun.
Maka, sesungguhnya tidak ada keberatan apa pun
secara saintifik bahwa alam yang hancur ataupun manusia yang sudah mati bakal
bisa hidup kembali. Secara teoritis, hanya memerlukan action untuk membalik pergerakan alam
semesta dari mengembang menjadi menciut kembali. Dan ini sudah dijelaskan dalam
teori Big Bang, yang diakui oleh mayoritas pakar Astrofisika modern. Dengan kata lain, informasi tentang
dibangkitkannya manusia di hari pengadilan kelak, bukanlah hal yang mustahil.
Karena semua itu telah memperoleh pijakan kuat dari teori-teori Fisika modern
yang terus berkembang.
Yang lebih menarik, fase keempat yang kita kenal sebagai Alam Akhirat itu
ternyata bukanlah fase terakhir drama kehidupan manusia. Karena, ternyata
masih ada fase kelima, berupa
hancurnya alam semesta di pusat ledakan kunonya. Dimana alam ini pernah
terlahir, disitu pula alam semesta bakal berakhir.
Dalam teori Big Bang, fase hancurnya alam
semesta itu disebut sebagai fase Big Crunch – kehancuran total. Itulah saat musnahnya segala yang
ada. Seluruh benda-benda langit mulai dari galaksi-galaksi, bintang dan
matahari, planet dan bulan yang mengitarinya, bakal lenyap disedot oleh
black-hole maharaksasa di pusat jagat raya semesta. Bukan cuma hancur, melainkan
runtuh dan lenyap kembali kepada ketiadaan..! Ayat berikut
ini menyebutnya sebagai fase: ilaihi turja’un – (semua) bakal kembali
kepada-Nya. Inilah fase kelima, yang bakal terjadi setelah berakhirnya
alam akhirat, yang berjalan selama miliaran tahun.
‘’Kenapa kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya MATI (fase 1:
ketiadaan), lalu Allah MENGHIDUPKAN kamu (fase 2: alam dunia), kemudian
kamu DIMATIKAN (fase 3: alam barzakh) dan DIHIDUPKAN-Nya kembali (fase 4: alam
akhirat), kemudian kepada-Nya-lah kamu bakal DIKEMBALIKAN (fase 5: lenyap
kembali)?’’ [QS. Al Baqarah: 28]
Wallahu a’lam bishshawab.
Agus Mustofa
Bagus bgt artikelnya kakak
BalasHapusBetul betul betul
HapusBagus bgt artikelnya kakak. dulu mantan anak karisma yaaa? 😘
BalasHapusMantan rohis dong
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCocok jadi ustadz online, asshiapp....
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapus