Kepemimpinan
Visoner adalah gaya atau kemampuan seorang untuk menggerakkan orang lain
mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan cara pandang ke depan yang
realistik. Golleman et.al (2006) bahkan lebih menyederhanakan lagi pengertian
KV dengan menggerakkan orang–orang ke arah impian bersama.
Sehingga dalam
pengertian penulis, KV mengandung dua makna: Pertama KV adalah pemimpin yang
memiliki pandangan jauh ke depan. Kedua adalah pemimpin yang mampu
membangkitkan inspirasi serta berusaha agar orang-orang yang dipimpinnya
bergairah dalam bekerja dan tetap terfokus pada visi institusi.
Kelebihan Kepemimpinan visioner
·
melakukan
akselerasi dan antisipatif terhadap kemungkinan masa depan.
·
mampu
membangkitkan inspirasi serta berusaha agar orang-orang yang dipimpinnya
bergairah dalam bekerja
·
Memiliki
kemampuan mentransformasi institusi dengan visi yang ingin dikembangkan
·
Adanya
kontrak (perjanjian) yang memandu koleganya mengejar keberhasilan secara
profesional. Artinya, setelah visi dijabarkan menjadi kebijakan, program, dan
operasi yang berkaitan langsung dengan individu, maka diperlukan adanya
perjanjian yang memandu individu tersebut bekerja dengan ikatan moral dan
profesional.
Kekurangan
Kepemimpinan Visioner
1. Adanya perbedaan berfikir antara pendidik dan
tenaga kependidikan terkait visi yang akan diterapkan dalam sekolah
2. Susah dalam menentukan visi karena visi
mengambarkan kepada masa sekarang dan masa depan
3. Kepemimpinan visioner kurang dalam pengelolaan
sarana dan prasarana
4. Kepemimpinan visioner kurang dalam
berpartisipasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
5. Tipe kepemimpinan visioner lebih memikirkan
posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
6. Kurang berinteraksi kepad peserta didik
Kasus dalam kepemimpinan Visioner
Dalam memimpin suatu lembaga, Kepala sekolah tidak jarang mendapat suatu
penyimpangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin. Visi yang sejatinya
di kibarkan dalam menjunjung tinggi lembaga tersebut, tak ada gunanya. Karena
visi yang seharusnya dilaksanakan dengan tahap dan proses pendidikan dalam
sekolah yang melalui proses belajar mengajar yang wajar, mejadi tidak wajar.
Visi sekolah dilakukan secara praktis, dengan melakukan hal-hal kecurangan yang
dilakukan oleh pihak sekolah (pemimpin) dalam mensukseskan visinya. Seperti
melakukan kebocoran soal ujian nasional oleh pihak sekolah,, mengedar jawaban
ujian nasional oleh sekolah. Hal tersebut tidak lain adalah ingin mensukseskan
visi sekolah dalam meluluskan siswanya dengan cara yang negative.
Kepemimpinan Profesional dalam lembaga sekolah
terletak pada kepala sekolah, dan Kepala sekolah professional tercermin dalam 5
peran yaitu sebagai pejabat formal, yakni melaksanakan pekerjaan sesuai SK
jabatan, yang sangat terikat waktu. Sebagai leader, sebagai teladan dan
pelindung masyarakat sekolah. Sebagai manajerial, membuat planning,
melaksanakan program sampai pada evaasi kinerja. Sebagai pendidik, yang mana
merupakan bagian guru dalam mengajar. Sebagai staff, membangun hubungan baik
dengan atasan, dan menjadi bagian pening dalam masyarakat.
Kelebihan kepemimpinan professional
adalah
·
Dapat
mengatur program sesuai waktu secara tepat dan proporsional.
·
Tidak
berambisi dalam visi pribadi, namun lebih mengutamakan kecapaian bersama
·
Menyeimbangkan
antara pelaksanaan dan waktu secara proporsional
·
Melibatkan
anggota lain / pihak lain dalam menuntaskan salah satu programnya.
Kekurangan kepemimpinan professional
·
Melaksanakan
tugas hanya sesuai prosedur SK jabatan, sehingga pengembangannya dibatasi.
·
Kurang
kuat dan keras dalam melaksanakan program (pemimpin).
·
Rentan
terhadap gugatan dari bawahannya.
Kasus dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kasus yang terjadi adalah bagaimana kepala sekolah tidak bisa menerapkan
kemimpinan secara tidak professional. Professional dicapai ketika dapat
menerapkan 5 hal, yaitu sebagai pejabat formal, manajer, leader, pendidik,
staff. Dan kasus yang terjadi dalam sekolah semisal membiarkan sekolah dengan
keadaan kotor. Kurang dibbersihkan dan mebiarkan corat-corat dinding menghiasi
tembok. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak bisa menjadi tauladan yang baik
buat masyarakat sekolahnya.
0 komentar:
Posting Komentar