PROSES SENSORI SISTEM INDRA PENCIUMAN DAN PENDENGARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Segala informasi tentang dunia ini sampai kepada kita melalui indera. Indera ini dapat mengingatkan kita akan bahaya dan memberikan informasi yang kita butuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa. Dengan indera, kita juga dapat membedakan warna, menafsirkan ritme musik, atau menentukan temperatur benda yang kita sentuh.
Untuk mengetahui tentang proses sensori, kita hurus megetahui tentang struktur bagian dari suatu indera, proses cara kerja sensori kita, dan reaksi terhadap lingkungan. Dalam bab ini kita akan membahas tentang proses pendengaran dan proses penciuman (pembauan). Selain itu juga bagaimana proses sensori tersebut diimplikasikan dalam islam.
Proses pendengaran dan penciuman sangatlah penting bagi diri kita dimana kita bisa menangkap rangsang dari lingkungan luar masuk ke tubuh kita untuk dikirimkan ke otak yang menghasilkan reseptor. Reseptor ini kita bisa mencium bau dan mendengar suara dari lingkungan kita.


B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian proses sensori?
2.      Bagaimana cara kerja indera pendengaran?
3.      Bagaimana kita bisa merasakan bau?




BAB II
PEMBAHASAN
proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi secara otomatis, misalnya ketika mendengar suara kicauan burung, otak langsung menterjemahkan sebagai bahasa atau suara binatang
Proses sensorik diawali dengan penerimaan input, yaitu individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut. Selanjutnya adalah tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi. Sensori yang kita ketahui adalah 5 jenis. Namun  yang kita bahas adalah sistem indera pendengaran dan penciuman.
A.  Sistem Indera Pendengaran
Pendengaran terjadi apabila suara mengenai indera pendengar. Suara terdiri dari gelombang-gelombang yang berubah-ubah dalam bentuk getaran-getaran di udara. Hal ini oleh ahli ilmu alam disebut gelombang-gelombang suara. Apabila gelombang-gelomnbang suara itu mengenai membrana tympani, kita menghayati suara dalam arti psikologis[1].
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Suara memiliki 3 kharakteristik :
1. Nada, yang diatur oleh frekuensi, tinggi rendahnya suara
2. Intensitas, yang diatur oleh amplitudo, keras lembutnya suara.
3. Timbre (warna suara) yang diatur oleh frekuensi tambahan yang menyertai nada murni[2]. Nada murni memiliki 1 frekuensi utama, dan tidak ada frekuensi tambahan. Timbre berguna agar manusia dapat membedakan asal sumber suara tersebut, sehingga seseorang dapat membedakan suara wanita dan laki-laki.

1.    Susunan Telinga
a.Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
Suara yang datang pertama kali akan ditangkap oleh daun telinga. Daun telinga pada binatang ada yang bisa dibelokkan ke berbagai arah untuk menangkap bunyi-bunyi di sekitarnya, namun pada manusia hanya ke arah depan saja dan memiliki gerak yang terbatas, namun hal ini sudah cukup untuk memudahkan manusia membedakan bunyi dari arah depan atau belakang.
Liang telinga berfungsi untuk menghantarkan getaran dari daun telinga ke gendang telinga. Liang telinga juga berfungsi untuk mencegah kotoran menempel di gendang telinga, yang dapat mengganggu getaran gendang telinga. Liang telinga memiliki rambut-rambut halus dan kelenjar keringat yang dimodifikasi menjadi penghasil serumen. Rambut-rambut halus dan serumen ini dapat digunakan sebagai barier untuk kotoran-kotoran tersebut.
Getaran dari liang telinga akan diteruskan ke gendang telinga. Getaran udara yang terdiri dari tekanan tinggi dan tekanan rendah, akan menggetarkan gendang telinga, sehingga gendang telinga bergetar.
b.Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Senapan mesin didesain untuk mengeluarkan bunyi yang keras. Hal ini digunakan agar dalam keadaan perang, prajurit yang memakai senapan mesin akan terbiasa dengan suara keras, sehingga otot-otot tulang pendengaran akan bekerja maksimal, sehingga ketika ada bom yang jatuh di dekat prajurit tersebut, prajurit tersebut tidak langsung tuli.
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut. Tiga saluran setengah lingkaran, Ampula, Utrikulus, Sakulus, Koklea atau rumah siput.
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

Indera penglihatan dan pendengaran ternyata saling bekerjasama
Jakarta (ANTARA Information) – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa indera penglihatan dan pendegaran manusia itu ternyata bekerjasama.
Dalam sebuah penelitian mengenai bagaimana satu indera dapat mempengaruhi indera lainnya, Landan Shams, seorang professor psikologi dari UCLA dan rekannya yang menunjukan pada 63 orang partisipan titik-titik dalam jumlah banyak pada sebuah layar dalam dua tahap yang terpisah, dengan jeda antara tahapnya.
Dalam satu tahap, titik-titik bergerak secara acak, di sisi lain, beberapa dari titik-titik bergerak bersama dari kanan ke kiri. Dalam kedua tahap, titik-titik itu diikuti dengan suara.
Para partisipan juga dibagi kedalam tiga kelompok. Salah satu grup mendengar suara bergerak dari kanan ke kiri mengikuti pergerakan titik-titik itu dari kanan ke kiri, dan mereka mendengar suara yang menyisakan keseimbangan dalam tahap acak itu.
Kelompok kedua mendengar suara dari kanan ke kiri itu dalam dua tahap itu. Dan kelompok ketiga mendegar suara bergerak melawan arah dari kiri ke kanan dalam dua tahap itu.Kemudian, masing-masing partisipan menjalani percobaan dalam sebuah tiga kondisi itu.
Seperti yang diduga Shams, para partisipan yang mampu dengan baik mengenali tahap itu dimana titik -titik itu bergerak secara horizontal ketika suara bergerak dalam arah yang sama sama seperti titik-titik itu tetapi menyisakan keseimbangan selama tahapan acaknya.
Para peneliti menemukan bahwa suara yang bergerak melawan arah baik yang meningkatkan atau memperburuk persepsi visible para partisipan.
Mengejutkannya, suara itu yang keduanya bergerak kekiri ketika titik-titik bergerak kekiri dan ketika titik titik bergerak secara acak merupakan suara yang menghasilkan informasi yang tak berguna untuk memilih antara dua tahap itu yang juga membantu orang memilih tahap dengan tepat dengan pergerakan horizontal.
“Penelitian ini menunjukan bahwa setidaknya dalam hal terkait persepsi objek bergerak, pendengaran dan penglihatan secara dalam terjalin, pada derajat dimana bahkan ketika suara itu sepenuhnya tak sesuai dengan tugasnya, hal itu masih mempengaruhi cara kita memandang dunia,” Ungkap Shams, pipmpinan senior penelitian itu.
Penelitian itu muncul dalam jurnal Psychological Science edisi bulan Desember yang dikeluarkan oleh Affiliation fοr Psychological Science.(yud).
ANTARA Information – Hiburan – Gaya Hidup
2.      Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran
3.        Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

B.  SISTEM INDERA PENCIUMAN
Alat pencium terletak dalam hidung kita. Rangsang-rangsang yang dapat ditangkap dengan alat ini adalah berupa gas. Rangsang-rangsang tersebut diterima oleh organ-organ sarap penciuman yang kemudian diteruskan ke dalam otak. Sel-sel sarap pencium terletak dalam  hidung sebelah dalam yang luasnya 5 cm. Setelah diolah, maka timbullah respon yang berupa perbuatan membau bau-bauan beraneka macam. Rasa cium tersebut adalah Olfactory sensation akibat zat—zat kimia.
Menurut Gates, bahwa Henning telah menemukan bau-bauan yang tergolong dalam bau-bau elementaris (bau-bau pokok) yang ada 6 macam yaitu bau busuk, bau buah, bau bunga, bau sangit, bau akar, bau getah[3]. Masing-masing bau tersebut berhubungan dengan rangsang-rangsang kimis yang khusus. Bau-bau selain dari 6 macam tersebut adalah bukan bau-bau pokok tapi termasuk dalam bau-bauan yang tersusun oleh campuran dua atau lebih dari antara 6 bau-bauan pokok tersebut. Dengan demikian variasi bau-bauan yang bersifat komplementer terdapat banyak jumlanya. Kecuali alat pencium kita dapat menangkap beranekaragaman bau-bauan dari sejak masih berbentuk rangsang-rangsang sampai kepada bentuk reaksinya, ternyata alat  pencium juga mempunyai daya adaptasi (menyesuaikan), karena setelah rngsang-rangsang diolah menjadi respon, maka segeralah bau-bauan mencapai titik maksimalnya dan kemudian meskipun rangsang-rangsang masih terus berlangsung seperti semula, tetapi reaksi sadar kita terhadap bau-bau tersebut lambat laun berkurang ketajamanny. Bila kita memasuki ruangan yang berbau busuk, maka setelah kita tinggal didalamnya agak lama, lama kelamaan kita tidak merasa terganggu lagi oleh bau busuk tersebut. Hal ini membuktikan bahwa alat penciuman kita memiliki daya adaptasi terhadap keadaan sekitar.
C.  IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Berkaitan dengan keterlibatan sensori terhadap islam itu sendiri, bahwa alat indera mempunyai fungsi dan kegunaannya masing-masing. Seperti telinga untuk mendengarkan, hidung untuk mencium (membau), mata untuk melihat, dll. Namun kadang manusia diberikan kenikmatan tersebut kurang bersyukur. Seperti dijelaskan dalam ayat al-Qur’an surat Al-Mu’minun;78.
و هو الذي انشئا لكم السمع و الابصار والافئدة قليلا ما تشكرون.
Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. (Al-Mu`minun/23: 78).
Indera dalam tubuh kita menangkap respon dari luar. Seperti indera pendengaran yang digunakan untuk menangkap suara dari luar. Dengan mendengar kita bisa memperoleh ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh orang lain.
Untuk mengenal Tuhan dengan segala ciptaan-Nya, apa yang terbentang di seluruh jagat dan alam raya ini sebagai ayat-ayat Allah swt. juga perlu dibaca oleh manusia guna ma’rifatullah. Maka dari itu Tuhan memberikan kepada manusia alat-alat potensial yang dapat mencerdaskan manusia sebagaimana di dalam QS. al-Nahl (16): 78:
والله اخرجكم من بطون امهتكم لا تعلمون شيئا وجعل لكم السمع والابصار والافئدة لعلكم تشكرون.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (An-Nahl/16: 78).
Klausa “لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا dalam ayat di atas mengandung makna bahwa setiap anak di saat dilahirkannya, tidak mengetahui sesuatu tentang sedikit pun, dan untuk mengetahui yang tidak diketahuinya itu, maka Allah swt. memberikan alat potensial untuk mencerdaskan dirinya berupa al-sam’u (pendengaran), al-abshāra (penglihatan), dan al-afidah (hati untuk memahami).
Allah swt. memberi pendengaran, penglihatan dan hati kepada manusia, agar dipergunakan untuk merenung, memikirkan, dan mem-perhatikan apa-apa yang ada disekitarnya. Kesemuanya ini, merupakan motivasi bagi segenap umat manusia untuk mencari ilmu pengetahuan melalui jalur pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sejak kecilnya sampai berusia lanjut.








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan input sensorik yang diterima. Sensori yang kita bahas adalah
1.      Sistem Indera Pendengaran
Pendengaran terjadi apabila suara mengenai indera pendengar. Suara terdiri dari gelombang-gelombang yang berubah-ubah dalam bentuk getaran-getaran di udara. Hal ini oleh ahli ilmu alam disebut gelombang-gelombang suara.
2.      Sistem Indera Penciuman
Alat pencium terletak dalam hidung kita. Rangsang-rangsang yang dapat ditangkap dengan alat ini adalah berupa gas. Terdapat  6 macam bau elementer / bau pokok yaitu bau busuk, bau buah, bau bunga, bau sangit, bau akar, bau getah.














DAFTAR PUSTAKA
Mappiare, Andi.1968.Psikologi.Surabaya:Usaha Nasional
Arifin,Drs.1976.Psikologi.Jakarta:Bulan Bintang
Madmud, Dimyati.Psikologi Suatu Pengantar.Yogyakarta:BPFE
Atkinson, Rita.1983.Pengantar Psikologi.Jakarta:Erlangga
anharnst.wordpress.com
lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/04110162.ps



[1] Drs. M. Limyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta, BPFE, 1989), hlm 27
[2] Rita L. Atkinson, Pengantar Psikologi 1, (Jakarta, ERLANGGA, 1983), hlm 191
[3] Drs. H.M. Arifin, Psikologi, (Jakarta, Bulan Bintang, 1976), hlm 161

0 komentar:

Posting Komentar