Bagi saya, hidup dengan berpedoman pada Islam
maka akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan itu tidak saja
bersifat lahir, tetapi juga batin. Secara lahir, dengan berpedoman Islam, maka
akan menjadi sehat, baik sehat jasmani maupun rokhani. Islam mengajarkan
kepada semua orang agar selalu memelihara pikiran supaya tetap sehat, hati dan
juga semua anggota tubuh. Dengan demikian, Islam adalah jalan hidup untuk
memelihara dan menyelamatkan kehidupan itu sendiri.
Sementara orang, tentu yang belum mengerti, Islam
dianggap sebagai ajaran yang membelenggu, menjauhkan dari kebahagiaan, tidak
masuk akal, kuno, dan bahkan akhir-akhir ini dipandang sebagai
sumber kekerasan. Padahal sejatinya tidak begitu. Islam justru mengajarkan
kemajuan, kemoderenan, mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keadilan,
kebersamaan dan bahkan agar saling menyayangi di antara sesama. Islam
mengajarkan agar dalam menjalani hidup saling tolong menolong, menghormati,
menghargai dan mencegah kerusakan.
Islam adalah ajaran yang memberi tuntunan agar setiap
manusia dihormati, saling memberi maaf ketika melakukan kesalahan,
memberikan peringatan, berbagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
saling memelihara dan memberi manfaat antar sesama. Ajaran yang dibawa oleh rasulullah
juga mengajarkan agar setiap orang membangun keyakinan yang kokoh bahwa manusia
itu adalah ciptaan Tuhan. Mereka tidak boleh menyembah kepada selain-Nya. Dalam
kehidupan sehari-hari, ummat Islam agar memelihara perilaku yang mulia atau
akhlakul karimah.
Muhammad sebagai nabi terakhir tidak pernah mengajak
untuk menyalahkan ajaran nabi-nabi sebelumnya. Ia juga mengajari agar mengimani
terhadap semua para rasul Allah, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw. Islam
juga mengajarkan agar ummatnya mengimani terhadap kitab-kitab Allah, yaitu
taurat, zabur, injil dan al Qur’an. Nabi Muhammad tidak membantah atas
kebenaran kitab-kitab tersebut. Di dalam al Qur’an juga diajarkan
agar, sebagai seorang yang bertaqwa, agar supaya mengimani al Qur’an dan kitab-kitab
lain yang diturunkan sebelumnya, yaitu kitab-kitab sebagaimana disebutkan di
muka.
Islam mementingkan keselamatan bagi semua.
Keselamatan itu dalam perspektif yang amat panjang, yaitu baik di dunia maupun
di akherat. Agar seseorang menjadi selamat, maka harus selalu menjalin hubungan
baik dengan Tuhan dan juga hubungan baik dengan sesama. Hubungan baik
dengan Tuhan dilakukan dengan cara mengimani-Nya, menjalankan kegiatan ritual
sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi-Nya. Hubungan baik dengan sesama
didasarkan pada akhlak yang mulia.
Tidak dibolehkan sebagai ummat Islam membuat kerusakan
di muka bumi, baik kerusakan terhadap manusia, lingkungan dan alam ini. Bahkan
manusia tidak boleh merusak dirinya sendiri, bunuh diri misalnya. Larangan mencuri,
berjudi, meminum minuman yang memabukkan, merampas hak orang lain, menyakiti
dan apalagi membunuh orang adalah bisa dimaknai dengan jelas, bahwa Islam
adalah ajaran yang berusaha menjauhkan dari kerusakan itu. Sedemikian
jelas, bahwa Islam adalah agama yang mengajak kepada keselamatan dan bahkan
kebahagiaan yang sejati.
Ajaran yang mengantarkan pada suasana bahagia itu
telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad beserta para sahabat dan ummatnya semasa
hidupnya di Madinah. Masyarakat madinah kemudian dikenal dalam sejarah ummat
manusia sebagai tatanan kehidupan yang amat ideal. Tatanana masyarakat
madinah yang disebut ideal itu dikenal dalam sejarah hingga sekarang ini.
Itulah sebabnya tatkala orang ingin membangun masyarakat ideal, yaitu damai,
rukun dan sejahtera, maka selalu mengacu pada masyarakat madinah itu.
Namun sayangnya, ajaran yang mulia itu tidak selalu
ditangkap, dan bahkan oleh ummatnya sendiri. Sebagai akibatnya, masyarakat
muslim banyak yang ketinggalan, baik dari aspek ilmu pengetahuan, ekonomi,
politik dan juga kebudayaannya. Banyak kalangan muslim yang ditimpa oleh
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Mereka itu, mengaku sebagai kaum
muslimin, tetapi tidak berpegang sepenuhnya terhadap ajaran yang
dibawa oleh rasulnya. Ajaran Islam yang mengajak pada persatuan, justru di
antara sesama bertengkar dan bercerai berai. Islam menyeru pada keselamatan,
tetapi justru melakukan kerusakan di mana-mana.
Lebih dari itu semua, Islam mengajarkan agar peduli
terhadap anak yatim dan orang miskin, tetapi yang terjadi justru memonopoli dan
menumpuk harta sebanyak-banyaknya hingga yang lain menjadi miskin. Islam
mengajarkan kebahagiaan, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan,
ternyata tertutupi oleh perilaku ummatnya yang belum sepenuhnya paham dan
menjalankan ajaran nabi yang mulia itu. Ummat Islam harus segera bangkit,
menjalankan ajaran Islam sebagai pintu meraih kebahagiaan sejati itu. Wallahu
a’lam
0 komentar:
Posting Komentar