Pekerjaan memilih ternyata tidak mudah. Apalagi jika
yang dipilih itu mirip, serupa atau hampir sama. Memilih antara yang baik dan
yang buruk, atau yang tampan dan yang kurang tampan, hitam atau putih,
yang semua itu adalah jelas, tidak sulit. Akan tetapi memilih di antara
yang sama-sama putih, sama-sama hitam, sama-sama benar atau sama-sama salah,
yang antara keduanya masih di bisa dibedakan, agaknya tidak mudah. Dalam
memilih akan terjadi spekulasi, coba-coba, dan bahkan akan dilakukan
dengan cara ngawur, yang penting adalah memilih di antara pilihan-pilihan itu.
Berbeda dengan memilih adalah mencari. Pekerjaan
itu kadang relatif lebih sulit dibanding memilih. Mencari jawaban lebih
sulit daripada memilih jawaban. Pekerjaan mencari tidak mudah,
karena orang yang mencari harus berpikir lebih keras. Orang yang mencari
sesuatu harus tahu jalannya, memiliki bekal yang diperlukan dan bahkan juga
mengerti hambatan-hambatannya. Bahkan, menjadi lebih sulit lagi apabila
proses mencari itu telah ditentukan waktu, biaya, dan
target-target lainnya, agar efektif dan efisien. Dengan demikian itu, mencari
lebih sulit dibanding memilih.
Ada lagi pekerjaan yang lebih sulit, yaitu
menciptakan sesuatu. Apalagi, yang harus diciptakan itu adalah sesuatu
yang sama sekali baru. Tugas ini tentu tidak semua orang bisa
melakukannya. Membuat sesuatu yang sudah ada contohnya saja tidak semua
orang mampu, apalagi menciptakan sesuatu yang baru. Orang yang hidup zaman
sekarang ini dituntut untuk menjadi pencipta, bukan hanya sebatas memilih,
mencari, dan meniru.
Kemampuan memilih, mencari, dan mencipta adalah
sama-sama penting, oleh karena itu harus dilatih. Lembaga yang paling
berkompeten untuk melatihnya adalah pendidikan. Di zaman modern seperti
sekarang ini, lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis. Lewat
pendidikan, para siswa atau mahasiswa harus memiliki kemampuan
memilih, mencari, dan bahkan juga bisa mencipta. Namun pada
kenyataannya jika dilihat dan renungkan secara saksama, sekarang ini yang
lebih ditekankan rupanya baru ketrampilan untuk mengenal dan memilih. Hal itu
dengan mudah bisa dilihat dari soal-soal ujian misalnya, sejak dari
tingkat dasar hingga menengah ke atas, dan bahkan soal-soal ujian masuk ke
perguruan tinggi, kebanyakan adalah berbentuk memilih.
Untuk mengantisipasi jenis soal seperti itu, maka
dalam proses belajar dan mengajar terjadi sesuatu yang aneh. Menurut
sementara informasi, beberapa bulan menjelang ujian akhir atau ujian
nasional, para guru di sekolah-sekolah tidak lagi berfokus pada memberi
pelajaran agar siswa bisa mencari dan apalagi mencipta, tetapi melatih
para siswa agar bisa memilih. Untuk mempersiapkan ujian akhir atau ujian
nasional, para siswa dilatih untuk menjawab soal-soal yang berbentuk pilihan.
Mereka dilatih memilih dan bukan mencari dan mencipta itu. Melalui kegiatan
itu, para siswa akan menjadi jagoan dalam memilih dan bukan mecari dan apalagi
mencipta. Padahal di zaman modern, setiap orang tidak cukup memiliki kemampuan
memilih, tetapi lebih dari itu adalah mencari dan menciptakan sesuatu.
Respon negatif terhadap edaran Dirjen
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berisi bahwa
syarat kelulusan sarjana harus membuat tulisan di
jurnal, adalah mudah ditebak sebab musababnya. Menulis di
jurnal ilmiah adalah bukan pekerjaan memilih, melainkan mencari dan bahkan juga
membuat atau mencipta. Selama ini lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi lebih banyak melatih murid dan mahasiswa untuk memilih.
Oleh karena itu tatkala disodori beban agar mereka mencari dan mencipta maka
akan merasa kesulitan, sehingga harus menolak isi edaran itu.
Oleh karena itu, maka model pendidikan yang selama ini
dijalankan di negeri ini harus direnungkan kembali, baik tentang
relevansi metodologis dan bahkan terkait isi yang dikembangkan selama ini. Pelajaran
berupa menghafal rumus-rumus, konsep-konsep, teori-teori dan lain-lain,
mungkin sudah waktunya ditinjau kembali. Pelajaran membuat rumus,
konsep, atau teori adalah lebih penting dari sekedar menghafal dari apa
yang sudah jadi. Hidup di zaman yang semakin modern ke depan, setiap
orang memerlukan kemampuan mencari dan mencipta, daripada sekedar
memilih.
0 komentar:
Posting Komentar