Suatu ketika, saya ditanya tentang bagaimana
menjalankan kepemimpinan agar komunitas yang dipimpin menjadi semakin dinamis,
berkembang, dan maju. Pertanyaan sederhana itu saya jawab dengan tiga pilihan
dalam menjalankan kepemimpinan, yaitu menjaga, memelihara, dan mengubah.
Seorang pemimpin lebih memilih gaya menjaga, sementara lainnya lebih
menyukai gaya memelihara. Selain itu, ada pula pemimpin yang menyukai
untuk melakukan perubahan-perubahan.
Setiap orang ketika menjalankan kepemimpinan memilih
gaya sendiri-sendiri yang berbeda dari lainnya. Seseorang karena
kehati-hatiannya, maka lebih memilih gaya menjaga. Pemimpin semacam itu
selalu taat pada tata tertib atau peraturan yang berlaku. Rasanya
pemimpin seperti ini sangat cocok untuk birokrasi pemerintah. Tatkala akan
mengambil kebijakan, yang dicari adalah aturan atau payung hukumnya. Manakala
tidak ditemukan aturan atau payung hukum yang dimaksud itu, maka lebih
baik diam, karena takut risiko atas keputusannya itu.
Pemimpin yang bertipe penjaga
seperti itu selalu berorientasi pada keamanan. Bahwa yang terpenting
bagi mereka adalah aman. Cara berpikir dan bekerjanya persis seperti perilaku
penjaga pada umumnya. Penjaga gardu keamanan, pintu kereta api, penjaga toko,
gudang atau rumah tatkala pemiliknya pergi ke luar kota dan semacamnya,
tidak akan melakukan tindakan apa pun selama masih aman. Mereka lebih
memilih pasif, dan baru bergerak dan melakukan langkah-langkah tertentu
manakala apa yang dijaga ada yang mengganggu. Seorang penjaga gudang akan
bergerak manakala gudangnya terancam kebakaran, misalnya. Demikian pula sikap
sebagai penjaga lain pada umumnya.
Perilaku selanjutnya adalah sebagaimana seorang
pemelihara. Seorang yang bertugas sebagai pemelihara, maka ia akan
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup yang dipeliharanya. Seorang
pemelihara kebun, maka ia akan berusaha agar kebunnya menjadi subur dan berbuah
banyak. Seorang pemelihara ternak sehari-hari berpikir agar ternaknya
menjadi tumbuh dan berkembang. Peran sebagai pemelihara lebih aktif dan agreasif
daripada sekadar penjaga. Pemimpin yang bergaya pemelihara, maka ia akan
mencari cara bagaimana institusi atau komunitas yang dipimpinnya tetap hidup,
berkembang, dan bahkan maju.
Selanjutnya, berbeda dari kedua tipe kepemimpinan di atas
adalah pemimpin yang selalu melakukan perubahan-perubahan. Pemimpin seperti itu
selalu ingin mengubah apa saja yang dipimpinnya, agar menjadi lebih
sempurna. Pemimpin bertipe pengubah biasanya tidak mau terbelenggu dengan
tata tertib atau peraturan yang seharusnya ditaati. Bahkan tata tertib
atau peraturan olehnya dianggap sebagai pembelenggu bagi dirinya. Para
entrepreneur biasanya memilih gaya kepemimpinan ini. Yang selalu dipikirkan
adalah perubahan demi mendapat keuntungan dan kemajuan maksimal.
Pemimpin yang menyukai perubahan biasanya lebih
kreatif dan bersifat pemberani. Mereka tidak takut risiko yang akan diterima
sebagai akibat perubahan yang dilakukannya. Perubahan yang dilakukan bisa
jadi sangat mendasar, misalnya mengubah visi dan misi institusi yang
dipimpinnya, kelembagaannya, sarana dan prasarana, bahkan wajah komunitas yang
menjadi tanggung jawabnya. Semua diubah secara mendasar dan radikal. Dulu
bangsa Indonesia memiliki pemimpin yang bertipe pengubah, di antaranya Presiden
RI pertama, Ir Soekarno. Ia memiliki semboyan yaitu jebol dan bangun kembali.
Ia adalah tepat dijadikan contoh sebagai pemimpin yang bergaya pengubah.
Berdasar pada tiga tipe kepemimpinan tersebut,
maka kita bebas memilih tipe yang mana. Pilihan dianggap tepat tatkala sesuai
dengan pribadi atau jiwa masing-masing. Seorang pemimpin memilih aman,
tetapi berisiko lembaga yang dipimpinnya tidak akan maju. Alternatif kedua,
memilih tipe sebagai pemelihara. Pilihan ini cocok bagi orang yang ingin maju,
tetapi masih aman. Sedangkan pilihan yang berisiko, tetapi akhirnya
berhasil membuat sejarah baru, maka pilih saja tipe pemimpin yang ketiga, yaitu
sebagai pengubah.
Namun semua itu terserah pada kita, memilih yang mana,
yaitu apakah yang aman, atau maju tetapi tidak terlalu berisiko, atau sekalian menjadi
pengubah sejarah. Di alam demokrasi seperti sekarang ini semua orang berhak
memilih pemimpinnya. Yang penting jangan sampai salah pilih. Jika ingin
perubahan yang mendasar, maka keliru jika memilih pemimpin yang bertipe
pemelihara, dan apalagi sekadar penjaga.
0 komentar:
Posting Komentar