Mempersatukan Banyak Orang



Di antara tugas pemimpin adalah mempersatukan mereka yang sedang dipimpinnya. Persatuan itu sedemikian penting, bahkan  menjadi  syarat keberhasilan sebuah organisasi. Tanpa persatuan,  tidak akan mungkin tujuan bersama bisa diraih. Persatuan selalu menjadi  kunci dari semua usaha yang dilakukan dengan melibatkan banyak orang. Tanpa bersatu, maka kekuatan tidak akan terbangun, dan selanjutnya tanpa kekuatan tujuan bersama tidak akan bisa diraih.

Tugas mempersatukan orang tidak mudah. Setiap orang ingin mendapatkan kemenangan, dirinya lebih dihargai, kepentingannya tercapai, beruntung, dan seterusnya. Sedangkan hal-hal istimewa itu jumlahnya terbatas. Maka terjadilah persaingan, perebutan, dan bahkan saling menyerang di antara satu dengan yang lain untuk mendapatkan keistimewaan  itu. Seorang pemimpin harus bisa mengelola perbedaan atau persaingan di antara mereka yang dipimpinnya itu.

Adanya perbedaan kepentingan di antara masing-masing pihak hingga menjadikan persaingan, perebutan dan lain-lain itu, ternyata masih ditambah dengan suasana batin orang yang berbeda-beda dan bahkan berubah-ubah, seperti dengki, hasad, iri hati dan sejenisnya.  Orang yang sedang berada pada posisi kalah, maka suatu saat, oleh karena sifat-sifatnya itu, maka akan berusaha untuk berganti mengalahkan. Itulah kehidupan sosial. Di mana-mana seperti itu. Pemimpin harus tampil, agar mereka yang sedang berebut dan  berkomperisi segera menyatu kembali.

Untuk mempersatukan  banyak orang tidak cukup dilakukan hanya dengan berpidato agar semua pihak menjaga persatuan. Orang-orang yang sedang tidak bersatu bukan berarti bahwa mereka itu tidak tahu tentang betapa pentingnya persatuan. Mereka sangat mengerti tentang itu semua. Mereka juga bisa mengibaratkan bahwa persatuan sama dengan seikat sapu lidi. Manakala  banyak lidi diikat kuat, maka bisa digunakan untuk menyapu. Sebaliknya, lidi tidak akan bisa digunakan bila sedang bercerai berai.

Biasanya banyak orang bersatu manakala ada tujuan atau visi bersama. Tujuan itu harus dirasakan sebagai kebutuhan dan menguntungkan semua orang dan untuk kepentingan institusi yang dikembangkan bersama. Karena itu, tugas pemimpin dalam menyatukan orang adalah merumuskan visi ke depan yang jelas. Selain itu, sebagai bagian dari visinya itu, pemimpin harus pandai memproduk isu-isu besar yang berfungsi untuk menggerakkan sekaligus memberi arah bagi semua orang yang dipimpinnya.   

Selain itu, untuk mempersatukan sekelompok orang, bisa ditempuh dengan cara memperjelas musuh atau setidaknya kompetitor bersama. Sekelompok orang biasanya selalu berpecah belah, berkompetisi, konflik, berebut, dan seterusnya. Akan tetapi, sekelompok orang itu manakala  sedang memiliki musuh atau kompetitor bersama, maka tanpa diajak atau dikomando, akan bersatu dengan sendirinya. Betapa pun, setiap orang tidak ingin  kelompoknya sendiri akan kalah bersaing dari kelompok lain.

Atas dasar kenyataan itu, maka setidak-tidaknya, cara untuk menyatukan banyak orang bisa ditempuh melalui kedua pendekatan, yaitu merumuskan visi, misi atau cita-cita bersama secara  jelas hingga menjadi kekuatan untuk menggerakkan banyak orang agar bersatu. Selainnya, adalah menunjukkan musuh atau kompetitor bersama. Umumnya, orang akan membela kelompoknya sendiri, apalagi kalau yang bersangkutan tidak memiliki kepentingan pribadi atau lainnya.

Boleh jadi selain yang disebutkan itu, masih ada cara lain. Sebab, memimpin dan mempersatukan banyak orang bukan wilayah matematis yang bisa dihitung dengan mudah dan pasti. Pendekatan itu, misalnya, adalah melalui doa bersama, agar hati banyak orang yang sudah bercerai berai dipersatukan oleh pemilik-Nya sendiri.

Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar