Membaca dan Mencipta



Fase awal diturunkannya al Qur’an dimulai dengan petunjuk atau peringatan  tentang betapa pentingnya membaca dan mencipta. Ayat pertama  kali yang diturunkan lewat kitab suci itu adalah perintah membaca. Selain itu, juga mengenalkan tentang  asma Allah, yaitu al kholiq atau Yang Maha Pencipta. Saya menangkap, dua kata  itu, yaitu membaca dan mencipta,  menjadi sangat penting,  dan jika direnungkan secara saksama  adalah merupakan pintu pembuka keberhasilan hidup bagi siapapun di dunia ini.

Dalam sejarah kehidupan umat manusia hingga sekarang ini, terdapat umat atau bangsa yang maju, sedang,  dan ada pula yang masih tertinggal.  Keadaan itu bisa dilihat secara jelas tergantung pada kemampuannya membaca alam,  kehidupan sosial, dan lainnya. Dalam kehidupan ini terdapat bangsa-bangsa yang  sedemikian gigih mengkaji alam dan kehidupan sosial. Lewat riset yang dilakukan, maka ditemukan berbagai jenis ilmu hingga detail. Atas dasar temuan itu, maka lewat teknologi yang diciptakan,  mereka  memanfaatkannya untuk mempermudah dalam menjalani kehidupannya.

Pada awalnya, mungkin orang hanya membaca bahwa binatanglah yang bisa digunakan  sebagai alat transportasi. Maka unta, kuda, gajah, khemar dan seterusnya dijadikan tunggangan ke mana-mana. Dengan binatang itu, orang tidak lagi terlalu capek, pergi ke  berbagai tempat yang jauh dengan berjalan kaki. Akan tetapi pada dunia modern seperti sekarang ini, atas dasar temuan ilmu pengetahuan dan teknologi, alat transportasi tidak lagi menggunakan tenaga binatang, melainkan berganti dengan menggunakan mesin. Orang bepergian sekarang menggunakan motor, mobil, kapal laut, dan bahkan juga pesawat terbang yang amat canggih.

Demikian pula alat komunikasi. Dulu orang harus berbicara keras, agar suaranya bisa didengar oleh orang lain. Komunikasi lewat surat diantar dengan menggunakan jasa merpati, kentongan, dan sejenisnya. Tilpun dulu menggunakan kabel, tetapi sekarang, dengan temuan-temuan baru, --------hasil membaca itu, suara atau pesan bisa dikirim lewat teknologi yang lebih modern lagi. Orang berkirim surat, gambar atau foto tidak lagi selalu menggunakan jasa pos, tetapi cukup dengan e mail, dan sejenisnya. Demikian pula, orang tidak harus membawa dokumen yang tertulis di kertas, melainkan hanya berupa CD atau flasdish.

Kehidupan menjadi mudah disebabkan oleh  hasil temuan ilmu pengetahuan dan kemudian dikembangkan lewat teknologi. Ayat al Qur’an yang berbunyi : wayatafakkaruna fi kholqis samawaati wal ard,  dan kemudian diteruskan dengan : rabbana ma kholqta hadza bathila memberikan isnpirasi bahwa   betapa pentingnya memikirkan dan merenungkan penciptaan langit dan bumi, seraya kemudian mendapatkan pemahaman bahwa semua penciptaan itu tidak ada yang sia-sia.

Sayangnya, selama ini umat Islam belum terlalu serius dalam memikirkan dan melakukan perenungan tentang penciptaan itu. Manakala umat Islam mau lebih serius melakukan tugas-tugas kemanusian, terkait dengan kegiatan membaca penciptaan itu, maka seharusnya di lembaga pendidikan Islam dilakukan riset yang lebih luas dan mendalam tentang ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial dan humaniora.  Organisasi Islam semestinya membuat pusat-pusat riset yang andal. Sehingga atas dasar temuan-temuan itu, umat Islam akan kaya ilmu dan  kemudian  mengembangkan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia pada akhir-akhir ini semakin cepat. Pusat-pusat riset dikembangkan oleh para ilmuwan di berbagai negara. Sayangnya, para cendekia di negara-negara Islam yang sebenarnya telah mendapatkan perintah atau pesan dari kitab suci ternyata belum melakukannya secara serius. Akibatnya, selama ini mereka mengalami ketertinggalan dalam banyak lapangan kehidupan. Lewat riset yang dilakukan, para ilmuwan di negara-negara maju yang penduduknya bukan beragama Islam, telah mengembangkan hotel di angkasa. Sementara, kaum muslimin masih belum banyak yang berpikir untuk membangun hotel, sekalipun hanya di kota-kota kecil.  Bahkan, akhir-akhir ini,  para tokohnya baru memikirkan tentang bagaimana cara melihat bulan secara tepat pada setiap menjelang jatuhnya awal bulan puasa dan hari raya.  

Nama-nama Allah atau asma’ul husna yang berjumlah 99, ternyata yang diperkenalkan terlebih dahulu adalah Yang Maha Pencipta. Umpama  hal itu dipahami bahwa mencipta adalah merupakan kegiatan yang amat penting, sehingga mendorong umat Islam untuk menjadi pencipta, maka di sanalah letak pintu keunggulan umat.  Sementara ini lagi-lagi, para pencipta teknologi masih didominasi oleh para ahli yang berasal dari negara-negara yang berpenduduk bukan muslim. Sebaliknya, para cendekiawan muslim  baru sampai pada tingkat mengeluh oleh karena ketertinggalan di bidang ilmu, pendidikan, ekonomi, politik dan bahkan juga lainnya.

Atas ketertinggalan itu, sementara orang mungkin akan mengatakan bahwa rugi  di dunia tidak mengapa, asalkan tidak celaka di akherat.  Boleh-boleh saja pendapat itu dipertahankan. Akan tetapi, al Qur’an mengingatkan betapa pentingnya membaca dan juga sekaligus mencipta. Bahwa semua ciptaan oleh Allah tidak ada yang sia-sia. Selain itu, kaum muslimin juga dipacu untuk meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akherat. Lebih dari itu, juga diberi petunjuk bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberi manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, untuk menjadi  seorang muslim yang sempurna, seharusnya mengimplementasikan perintah atau isi al Qur’an, yaitu membaca dan mencipta. Dengan cara itu, insya Allah umat Islam akan meraih keunggulan. Wallahu a’lam.     

Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar