Ada saja pertanyaan bagaimana mengimplementasikan ajaran
Islam dari yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan itu muncul
setelah melihat Islam ternyata sedemikian indah, akan tetapi sementara umatnya
selama ini di berbagai tempat banyak yang masih tertinggal, pendidikannya
kurang mencukupi, dan bahkan secara ekonomis juga masih lemah.
Banyak negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam,
tetapi taraf kehidupannya masih menyedihkan. Pendidikannya masih belum teratur,
perkembangan ekonominya tertinggal, layanan kesehatan belum terurus, banyak
pengangguran, dan apalagi dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan masih belum
tersentuh.
Keadaan seperti digambarkan itu masih ditambah lagi, yaitu
selalu terjadi konflik, berebut kekuasaan dan sumber-sumber ekonomi, dan
lain-lain. Padahal Islam bersumberkan al Qur’an dan hadits nabi mengajarkan
tentang keselamatan, kedamaian, saling mencintai antar sesama, amal shaleh,
akhlak mulia, dan seterusnya. Artinya antara idealisme Islam dengan kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari masih terjadi jarak yang kadangkala sedemikian
jauh.
Pada umumnya pemeluk Islam telah memahami tentang kemuliaan
dan keindahan ajaran Islam itu sendiri. Mereka juga mengetahui bahwa pembawa ajaran
ini, yaitu Muhammad saw selalu mengajarkan tentang kebaikan, menghargai ilmu
pengetahuan, kesabaran, bekerja keras, jujur, ikhlas, selalu memperhatikan
orang lain, dan selalu bersyukur. Mereka mengetahui tentang hal itu semua. Akan
tetapi dalam kenyataan hidup
sehari-hari, ajaran yang indah itu belum sepenuhnya dijalankan.
Menyadari persoalan itu, maka muncullah pertanyaan bagaimana
menjalankan Islam mulai dari yang mudah dan sederhana, hingga ajaran Islam
menjadi cara hidup dan benar-benar tampak dalam kehidupan sehari-hari. Islam
tidak saja indah tatkala dibaca dari kitab suci dan riwayat kehidupan nabi,
pembawa ajaran itu, tetapi juga tampak secara jelas dalam kehidupan nyata.
Sebenarnya tidak sulit hal tersebut dijalankan. Islam
mengajarkan agar seseorang mengetahui tentang dirinya sendiri sebagai bekal
untuk mengenali Tuhannya. Seseorang tatkala menyadari dari mana asal muasal
hidupnya, apa sebenarnya tugas dan makna kehidupan yang sedang dijalani, dan
kemudian mengetahui akan kemana kehidupan ini setelah berakhir dengan kematian,
maka akan mengantarkan dirinya untuk mengetahui siapa sebenarnya penciptanya.
Jawaban pertanyaan mendasar tersebut tidak bisa diperoleh di
semua tempat, kecuali dari kitab suci. Bagi umat Islam jawaban itu ada pada al
Qur’an dan hadits nabi. Al Qur’an menjelaskan tentang hakekat eksistensi
manusia, alam, dan bahkan juga tentang Tuhan. Jawaban itu tidak akan berhasil
dicari melalui kegiatan nalar, observasi, maupun eksperimentasi di
laboratorium. Sehebat apapun akal dan
juga penglihatan tidak akan mampu menghasilkan jawaban secara benar atau pasti
terhadap pertanyaan mendasar dimaksudkan itu.
Selanjutnya, dalam kehidupan sehari-hari, setelah manusia
menyadari atas eksistensi dirinya dan juga ajaran yang diperolehnya itu, maka
mereka akan menjadikan dirinya sebagai makhluk terbaik, ialah makhluk yang
mampu membersihkan dirinya, jujur, berbuat adil, dan bekerja secara benar.
Dengan cara seperti itu, mereka akan menjalani kehidupannya secara benar, agar
tidak saja bermanfaat bagi dirinya tetapi juga terhadap orang lain, dan bahkan
lingkungannya.
Kegiatan sehari-hari sebagai seorang muslim misalnya,
tatkala menjelang pagi, hendaknya segera bangun dari tidur dan kemudian bersuci
dengan berwudhu, dan selanjutnya mendatangi panggilan adzan di masjid atau
mushalla untuk shalat berjamaah. Selain itu, semua pekerjaan yang dilakukan
selalu memulai dengan mengucap basmallah, ditunaikan dengan sungguh-sungguh,
ikhlas, sabar, istiqomah, dan kemudian diakhiri dengan hamdalah.
Dalam hubungannya dengan orang lain, sebagai bagian dari
menjalankan agamanya, selalu menghindari perbuatan yang membawa resiko negatif
terhadap siapapun. Semua tugas atau pekerjaan dijalankan atas tujuan beribadah,
selalu membangun penuh kasih sayang, tidak berlebih-lebihan, selalu memikirkan atau memenuhi hak orang lain,
bertolong menolong, segera memaafkan kesalahan orang lain, jujur, dan
adil.
Memulai dari hal-hal kecil seperti tersebut itu, hingga
terbangun kebiasaan hidup sehari-hari secara istiqomah. Sebagai orang yang
mengaku berislam, maka apa yang dilakukan selalu ikhlas, sabar, dan istiqomah.
Manakala semua itu dilakukan oleh kaum muslimin semuanya, maka akan terbentuk perilaku
Islami kolektif dengan sendirinya. Akhirnya, Islam benar-benar menjadi tatanan
kehidupan yang indah dan menarik bagi semua orang dari dimulai yang sedikit dan
sederhana. Wallahu a’lam
Imam Suprayogo
0 komentar:
Posting Komentar