Membangun Kepercayaan Diri



Kurang percaya diri sebenarnya merupakan problem yang cukup serius, namun  tidak banyak mendapatkan perhatian orang. Memang rasanya aneh, terhadap dirinya sendiri saja tidak percaya. Maka,  bagaimana mungkin orang lain diharapkan percaya kepadanya, sementara dirinya sendiri saja tidak mempercayai. Akan tetapi itulah yang terjadi pada diri seseorang.

Orang yang menderita penyakit tidak percaya diri,  maka biasanya tidak suka bergaul, ragu,  dan selalu mengikut apa saja yang dimaui oleh orang lain. Selain itu, orang yang tidak percaya diri selalu menganggap orang lain lebih hebat. Apa saja yang merupakan hasil karya orang lain dinilai tinggi, sementara itu miliknya sendiri dianggap rendah, tidak bermutu, dan tidak mau menghargai.

Gejala seperti itu mudah sekali  dilihat dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal yang berskala kecil maupun yang luas. Hal yang berskala kecil dan sederhana misalnya,  sekedar bertemu dengan orang yang dianggap lebih tinggi saja tidak berani. Merasa dirinya tidak seimbang dan atau tidak mampu. Apalagi,  disuruh berbicara di depan umum, ia tidak berani.

Dalam skala lebih besar, sebagai pertanda orang  yang tidak memiliki kepercayaan diri adalah  selalu menganggap bahwa orang, kelompok,  atau bangsa lain lebih hebat atau unggul. Kita saksikan misalnya, sekolah, dan bahkan berbelanja  saja harus ke luar negeri. Mereka merasa bahwa apa saja yang bermerk luar negeri dianggap lebih hebat.

Memang dalam hal-hal tertentu boleh-boleh saja mengambil produk bahkan merk luar negeri, oleh karena di dalam negeri belum tersedia. Akan tetapi, manakala sikap  itu berlebih-lebihan, akan menandakan bahwa sebenarnya hal itu  adalah merupakan bagian dari pertanda bahwa yang bersangkutan mengidap penyakit rasa kepercayaan diri yang rendah.     

Akibat dari kepercayaan diri yang rendah itu seringkali menjadikan sesuatu yang sebenarnya sederhana dianggap rumit, terasa sulit,  dan dianggap tidak bisa dikreasi sendiri. Karena memang mempunyai uang, maka  sekedar membuat peraturan sederhana saja misalnya,   harus studi banding ke luar negeri. Contoh lain, agar sekolah dan atau rumah sakitnya di bilang hebat, maka  disebut bertaraf internasional. Mereka tidak percaya jika hanya disebut sebagai buatan atau produk dalam negeri atau bahkan lokal. 

Namun anehnya, orang yang tidak memiliki kepercayaan diri, biasanya juga sombong dan bahkan menindas terhadap kelomponya sendiri. Para koruptor, jika diteliti lebih mendalam, sebenarnya adalah juga orang yang berkepercayaan diri rendah. Takut masa depannya berkekurangan maka mereka berperilaku aji mumpung, mencari kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan etika atau larangan yang seharusnya dijauhi. Bahkan, orang yang gila pangkat atau jabatan pun sebenarnya adalah orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Orang yang memiliki kepercayaan diri yang kokoh, maka biasanya juga  memiliki mental dan jiwa yang sehat. Islam mengajarkan agar seseorang memiliki keimanan yang kokoh, bertawakal,  dan semua yang dilakukan hanya untuk-Nya. Selain menyandang ciri tersebut juga berpandangan bahwa semua orang dianggap sama, dan manakala terdapat derajat lebih, maka ukurannya bukan pangkat, harta, kedudukan, melainkan ketaqwaan. Sedangkan yang paling tahu siapa yang paling bertaqwa hanyalah Tuhan sendiri. Atas dasar keyakinan seperti itu, maka kepercayaan diri akan terbangun,  dan memang seharusnya dimiliki oleh siapapun, terutama bagi orang-orang yang berharap hidupnya sukses. Wallahu a’lam.   

Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar