Keunikan Setiap Orang



Disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang unik. Artinya setiap orang memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda atau dapat dibedakan dari lainnya. Bahkan dua orang kembar yang sejenis pun, sekalipun tam pak dan terasa mirip, masih bisa dibedakan di antara keduanya. Pada kenyataannya tidak pernah ada dua atau lebih orang yang memiliki kesamaan.

Dua orang atau bahkan lebih kita lihat seperti sama, tetapi setelah dipastikan, ternyata masih ada perbedaan-perbedaannya. Mungtkin sepintas wajah keduanya mirip, tetapi jika diperhatikan secara saksama,  ternyata berbeda. Semakin lama diperhatikan, perbedaan itu akan semakin tampak. Namun  setelah diteliti di antara keduanya memang benar-benar berbeda.

Perbedaan di antara banyak orang tidak saja tampak dari  wajahnya, tetapi bahkan juga dari suaranya. Setiap orang memiliki suara yang berbeda-beda. Selama hidup, saya belum pernah menemukan dua orang yang memiliki suara yang sama. Masing-masing orang memiliki suara yang khas. Umpama ada orang yang berusaha mematut-matutkan suaranya dengan suara orang lain, maka  lama-kelamaan  akan ketahuan perbedaannya itu.

Maka sungguh luar biasa kekuasaan Allah, menciptakan manusia secara unik. Suara yang berbeda-beda itu juga mampu direkam oleh telinga masing-masing orang. Kita semua mampu membedakan antara suara seseorang dengan suara orang lain. Misalnya,  kita memiliki kenalan seratus orang, maka mereka juga memiliki seratus jenis suara. Sekian banyak jenis suara itu juga bisa direkam oleh telinga masing-masing orang,  sehingga kita bisa membedakan antara berbagai orang tidak saja lewat wajahnya, tetapi juga lewat suaranya.  

Dengan mengenal masing-masing orang lewat suaranya, maka tatkala  dari jauh lewat pengeras suara, kita mendengarkan suara ceramah dari kejauhan, maka kita akan mengetahui siapa penceramah itu.  Sebab masing-masing orang selain memiliki perbedaan suaranya, juga intonasi, gaya bicara yang berbeda-beda. Itulah keunikkan masing-masing orang. Tentu perbedaan itu menambah keindahan makhluk berupa manusia ini.

Manakala bentuk wajah,  penampilan, dan bahkan suaranya berbeda-beda, maka apalagi pikiran dan perasaannya. Tentu  akan lebih berbeda-beda pula. Namun anehnya, kita  seringkali menganggapnya sederhana, dan bahkan keliru. Mengira bahwa sekelompok orang, ------dalam organisasi, madzhab, aliran, partai atau lainnya,  memiliki kesamaan sepenuhnya. Kita mengira bahwa di antara sesama anggota NU, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain,  memiliki kesamaan secara sempurna. Padahal tidak begitu. Di antara orang NU, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain, masih terdapat perbedaan, yang bisa jadi,  perbedaan itu  amat jauh.

Oleh karena itu sebenarnya kesamaan di antara banyak orang hanya menyangkut lambang, jargon, pekik, baju, dan lainnya serupa itu. Sedangkan selebihnya, misalnya menyangkut pengetahuan, perasaan, pemahaman, dan  apalagi keyakinannya,  antara satu dan lainnya akan berbeda-beda. Namun anehnya, kesamaan dalam tataran simboliknya saja sudah dirasakan menggembirakan dan kemudian diperjuangkan. Sikap seperti itu boleh-boleh saja, asalkan tatkala menyenangi  orang-orang yang berada pada kelompoknya itu tidak kemudian membeci orang atau kelompok lainnya, dan apalagi memusuhinya.     

Pandangan terbuka dan luas seperti tersebut itu harus selalu dikembangkan, sebab pada hakekatnya tidak ada dua orang pun yang sama. Masing-masing memiliki kekhasan atau keunikan sendiri-sendiri. Sehingga, manakala ada orang yang dianggap berbeda dengan dikri dan kelompoknya lalu dibenci, maka sebenarnya akan membenci semua orang. Karena,  tidak ada dua orang yang memiliki kesamaan secara sempurna. Perbedaan adalah justru sebagai bagian dari keindahan dalam kehidupan ini.

Menyadari akan keunikan masing-masing orang, maka  biasanya pengasuh pesantren mempersilahkan beberapa orang santrinya bertempat tinggal dalam satu kamar. Pada umumnya  kyai menghendaki agar lulusannya kelak menjadi pemimpin umat. Sebagai seorang calon pemimpin, maka harus mengerti watak, perilaku, dan kharakter sejumlah  orang yang selalu berbeda-beda itu. Oleh karena itu, ketika para santri hidup bersama teman-temannya dalam satu kamar, maka diharapkan masing-masing  belajar tentang sejumlah temannya itu. Manakala santri bertempat tinggal di satu tempat dengan 10 orang, maka para santri itu diharapkan belajar tentang 10 orang temannya itu. Pengetahuan itu penting sebagai bekal kelak tatkala mereka menjadi pemimpin umat.   

Keunikan-keunikan tersebut mestinya mendapatkan perhatian dalam proses pendidikan dan juga dalam kepemimpinan. Namun sayangnya banyak orang yang mengabaikan. Akibatnya, hasil pendidikan tidak maksimal dan begitu pula dalam  kepemimpinan. Sekalipun tidak pernah belajar psikologi, atau ilmu lain serupa itu, ternyata kyai sebagai pengasuh pesantren telah memahami hal itu. Mereka mengetahui tentang perilaku manusia seperti itu, berasal dari  sumber yang tepat, yaitu al Qur’an dan hadits nabi. Itulah sebabnya, saya seringkali mengatakan,  bahwa lewat al Qur’an dan hadits, maka  watak, perilaku, dan karakter manusia bisa dikenali lebih jelas, melebihi ilmu-ilmu sosial. Wallahu a’lam.

Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar