Memperjuangkan Agama Lewat Partai Politik, Haruskah?



Beberapa hari terakhir, saya mencoba  bertanya kepada beberapa orang yang saya anggap sebagai tokoh, sekedar  lewat sms,  bagaimana memperjuangkan agama lewat partai politik. Semua  menjawab tidak percaya akan berhasil. Sementara tokoh mengatakan bahwa,  perilaku para politikus pada saat ini,  baik yang membaca basmallah atau tidak sudah sama. Ia  menyebut,  sudah tidak  berharap banyak dari orang yang mengaku bahwa selama ini memperjuangkan agama lewat partai politik.

Dari sms tersebut,  saya juga mendapatkan jawaban  yang lebih keras lagi, bahwa pada saat sekarang memperjuangkan agama melalui politik  adalah  mustahil. Dunia politik pada saat sekarang ini dikatakan  sudah penuh dengan perilaku yang amat jauh dari nilai-nilai agama. Agama dikatakan olehnya tidak perlu dijual. Agama harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak  boleh dijajakan dengan harga murah.

Memang terasa aneh,  saya sama sekali tidak mendapatkan jawaban yang mempercayai bahwa memperjuangkan agama lewat partai politik masih efektif. Memang,  saya tidak menyampaikan pertanyaan itu kepada aktifis partai politik Islam. Umpama pertanyaan itu saya ajukan kepada para pengurus partai politik Islam, dan apalagi kepada mereka yang duduk sebagai angota parlemen yang mewakili  partai Islam, jawaban itu akan sangat berbeda.

Saya juga masih seringkali mendapatkan sms, untuk  meyakinkan, betapa pentingnya ada  usaha-usaha untuk membesarkan partai politik Islam. Dikatakan oleh pengirim pesan tersebut bahwa bangsa Indonesia yang keadaannya seperti ini  adalah akibat tidak dijalankan sesuai dengan syar’i. Padahal syar’i  hanya  akan diperjuangkan oleh partai politik Islam. Partai politik selain Islam disebutkannya tidak akan mungkin memperjuangkannya. Bahkan dikatakan bahwa, keadaan bangsa seperti ini  adalah bersumber dari  kesalahan umat Islam sendiri,  yaitu oleh karena tidak memilih partai politik Islam.

Sebenarnya terhadap perlu atau tidaknya agama diperjuangkan lewat partai politik masih terjadi silang pendapat. Mereka yang menyetujui, umumnya berpegang pada logika yang lebih bersifat teoritik. Bahwa hanya dengan kekuasaan, maka umat Islam akan berhasil mempengaruhi kebijakan politik. Nilai-nilai Islam akan bisa diperjuangkan melalui perwakilan yang berasal dari partai politik Islam itu.

Sementara itu mereka yang tidak mempercayai terhadap partai Islam mendasarkan pada pengalaman yang dilihatnya selama ini. Islam diusung oleh beberapa partai politik. Di antara partai politik Islam saja sudah tidak mampu bersatu, padahal  Islam sendiri mengajarkan persatuan. Belum lagi dilihatnya  bahwa,  perilaku partai politik Islam sudah semakin tidak bisa dibedakan dari partai politik lainnya. Rupanya orientasi mereka sudah sama, yaitu bahwa yang terpenting masing-masing partainya menang, bertahan hidup, dan pengurusnya sejahtera.

Pandangan yang terakhir itu  kiranya juga tidak mengada-ada. Saya sendiri memiliki pengalaman kongkrit. Tatkala berencana membangun gedung lembaga pendidikan Islam, justru yang sangat menghambat adalah oknum pengurus partai Islam. Sehari-hari yang bersangkutan berbicara tentang Islam dan bahkan duduk sebagai wakil partai politik Islam, tetapi justru dia yang keberatan jika bangunan itu didirikan di tempat itu.      

Sangat berbeda dengan kasus tersebut itu, ialah jika kita melihat sejarah, yaitu sejarah  di sekitar menjelang dan awal kemerdekaan. Pada waktu itu  terdapat tokoh-tokoh politik Islam yang sedemikian gigih memperjuangkan Islam.  Mereka itu tidak berpikir tentang kekayaan, hidupnya sangat sederhana, dan yang dipikirkan hanyalah perjuangan. Berkorban adalah hal biasa bagi mereka. Para tokoh politik itu benar-benar telah memposisikan dirinya sebagai penggerak dan pejuang Islam. Kondisi Bangsa Indonesia  sekarang ini sebenarnya adalah  merupakan bagian dari  buah perjuangan mereka itu.

Oleh karena itu persoalan sebenarnya adalah terletak pada orangnya. Dalam sejarah kehidupan ini ada orang-orang baik dan sebaliknya,  ada orang-orang yang kurang baik. Di semua tempat kedua jenis orang itu ternyata ada. Pada partai politik Islam tatkala kebetulan  terdapat orang-orang baik, maka akan sangat menguntungkan, dan demikian pula sebaliknya. Persoalannya adalah bahwa  pada zaman  sekarang ini, mencari orang baik, sudah semakin tidak mudah lagi. 

Namun  untungnya, orang baik  itu ada di mana-mana, tidak sebatas di partai politik Islam. Di partai politik lainnya juga ada, bahkan juga banyak. Jumlah mereka itu jika dikumpulkan semuanya masih luar biasa banyaknya. Itulah alasan,  kita  optimis terhadap Islam di masa depan, sekalipun partai politik Islam tidak  besar-besar amat. Memperjuangkan Islam tidak selalu harus lewat partai Islam, tetapi bisa lewat mana saja, dan bahkan juga tidak harus lewat partai politik sekalipun. Wallahu a’lam.  


Imam Suprayogo

Related Posts:

  • Konflik dan Kesenjangan Sosial Setiap terjadi konflik, selalu saja oleh para pengamat disimpulkan bahwa hal itu disebabkan oleh adanya kesenjangan. Seolah-olah kesenjangan memang benar-benar menjadi sebab setiap terjadi konflik. Selain itu, pihak yang … Read More
  • Keunikan Setiap Orang Disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang unik. Artinya setiap orang memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda atau dapat dibedakan dari lainnya. Bahkan dua orang kembar yang sejenis pun, sekalipun tam pak dan terasa miri… Read More
  • Ketulusan Pemimpin Oleh karena sudah sekian lama memimpin perguruan tinggi, saya seringkali mendapatkan pertanyaan, bagaimana menggerakkan orang agar mereka  bersedia menunaikan tugasnya secara maksimal. Pertanyaan semacam  itu bi… Read More
  • Ramadhan dan Idul Fitri Membangun Kesalehan Individu dan Sosial (Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1433 H, di Lapangan Rampal, Malang) السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ،  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ  اللهُ أَكْبَرُ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ … Read More
  • Kita Perlu Memahami Diri Sendiri Belum tentu manusia paham tentang dirinya sendiri. Boleh saja seseorang merasa tahu tentang dirinya, tetapi belum tentu pengetahuannya itu  sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Disebutkan bahwa manusia bersifat uni… Read More

0 komentar:

Posting Komentar