Islam dan Kemajuan



Pertanyaan tentang   apakah Islam benar-benar   menjadi faktor pendorong dan petunjuk tentang kemajuan seringkali masih saja kita dengarkan.   Sedangkan kemajuan  yang dimaksud adalah adanya perubahan seseorang dari waktu ke waktu menjadi lebih baik dan lebih sempurna. Tentu pertanyaan itu muncul oleh karena, mereka  sering melihat  sendiri  bahwa umat Islam masih mengalami kemiskinan, keterbelakangan,  dan kalah bersaing dengan yang lain. Maka kalau demikian halnya, sumbangan terhadap kemajuan seperti apa yang dimaksudkan itu.

Kalau jawaban itu ditunjukkan dari data, yakni tentang keadaan umat Islam, maka tidak mudah pertanyaan itu dijawab. Sebab ternyata  benar,  bahwa masih banyak umat Islam yang berada dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Banyak negara-negara Islam dan juga masyarakat Islam, baik dari sudut ekonomi,  pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan,  dan lain-lain masih lemah. Bahkan  masih banyak umat Islam yang terlibat konflik di mana-mana. Perpecahan umat Islam seringkali terjadi, baik dalam skala kecil bahkan juga dalam skala besar.

Namun pertanyaan tersebut  akan bisa dijawab dengan mudah dari doktrin  ajaran Islam itu sendiri. Bahkan jawaban itu tidak perlu  ditunjukkan dari sekian banyak ayat-ayat al Qur’an  dan atau hadits nabi. Jawaban itu cukup dari ajaran tentang shalat subuh  yang seharusnya dijalankan sehari-hari oleh umat Islam. Setiap kaum muslimin diwajibkan shalat subuh tepat waktu,  dan juga berjama’ah di masjid atau mushala.  Manakala shalat subuh ini saja dijalankan secara istiqomah, dan dilakukan secara berjama’ah, maka tidak saja menjadikan kegiatan itu  bagi pelakunya  bertambah sehat, tetapi juga akan memiliki peluang-peluang secara terbuka dalam pengembangan diri.

Bisa dibayangkan dengan adanya kewajiban shalat subuh tepat waktu,  dan apalagi mengikuti Rasulullah, yaitu  selalu dijalankan  secara berjama’ah di masjid, maka akan membuka peluang-peluang kemajuan yang luar biasa. Pada jam 03.45, untuk waktu di Indonesia barat, sudah terdengar adzan subuh. Kaum muslimin mestinya harus segera bangun, dan kemudian mengambil air wudhu, lalu  mendatangi suara adzan  yang didengarkannya. Tentu dari kegiatan itu saja, mereka menjadi sehat. Sebelum berangkan ke masjid, wajah mereka  dibasuh dengan air yang suci, begitu pula kedua tangannya, diusaplah  kepalanya dengan air,  dan dibasuh pula kakinya. Lewat berwudhu,  setelah tidur   beberapa jam, mereka akan menjadi segar kembali.

Hal  itu bisa dibandingkan dengan umpama seseorang tidak berkewajiban shalat subuh. Mereka akan secara bebas bangun dari tidur kapan saja mengikuti kemauannya. Bisa jadi, mereka bangun bersamaan dengan terbitnya matahari. Bagi   yang tidak shalat subuh,  mereka tidak terlalu berkepentingan   segera membasuh wajahnya,  sebagaimana hal itu dilakukan oleh orang yang  harus segera shalat subuh.  Gambaran ini menunjukkan dengan jelas perbedaan bagi seorang muslim yang taat, yaitu dengan selalu menjaga shalat subuhnya tepat waktu  dengan mereka yang bukan pemeluk Islam.   

Setelah berwudhu, badan mereka  menjadi  bersih dan segar kembali,  dan kemudian mereka  datang ke masjid, ketemu dengan para jama’ah lainnya  dari berbagai arah yang bertempat tinggal di sekitar masjid.  Kegiatan  itu bisa dibayangkan  sedemikian  besar  manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.  Dengan shalat subuh berjama’ah di masjid, di pagi buta itu,mereka   bertemu dengan sejumlah jama’ah.  Hal itu bisa dibayangkan betapa indahnya pertemuan di antara  orang-orang  di lingkungan masjid. Setiap subuh, masing-masing  orang  bisa  bertemu dan melihat keadaan  sesama tetangga di masjid. Segera setelah bangun tidur, dan mensucikan  badannya, mereka selalu bertemu  dan selalu bersama-sama mengucapkan kalimat-kalimat mulia dan shalat berjama’ah.

Shalat subuh berjama’ah  yang dilakukan secara istiqomah itu akan melahirkan suasana saling kenal mengenal, menjalin silaturrahmi, saling merasakan kehidupan bersama, dan  tentu akan melahirkan solidaritas yang kokoh.  Hubungan saling menyayangi dan tolong menolong akan lahir dari kegiatan shalat subuh  berjama’ah itu. Suasana  seperti itu akan berdampak luas, membuahkan kebersamaan dan kemajuan bersama. Hanya  sayangnya, shalat subuh berjama’ah, rupanya  belum disadari betapa besar manfaatnya, sehingga masih banyak orang yang kurang  istiqomah menjalankannya.

Umpama kegiatan shalat subuh berjama’ah  itu benar-benar bisa  dilaksanakan, maka umat Islam akan menjadi sehat, bersatu, saling sayang menyayangi, tolong menolong,  dan akhirnya akan membuahkan  kemajuan bersama. Namun  pada kenyataannya,  kegiatan ritual itu  saja belum sepenuhnya dijalankan secara sempurna. Akibatnya,  dampak yang seharusnya diperoleh  belum sepenuhnya diraih.  Akibatnya, bukti  nyata bahwa Islam benar-benar bisa membawa kemajuan juga masih sulit dicari, kecuali  baru  tampak dari   doktrin yang  bersumber  dari kitab suci dan hadits nabi. Wallahu a’lam.    


Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar