Pada hari Ahad tanggal 2 Desember 2012, Menteri BUMN, Dahlan Iskan memenuhi undangan Sekolah
Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk berbicara dalam kegiatan seminar internasional tentang
manajemen pendidikan. Selain menteri BUMN, hadir pula
pada acara itu pembicara dari Malaysia, Sudan, dan beberapa mahasiswa pascasarjana dari Libya.
Dahlan Iskan melihat bahwa pada akhir-akhir ini masyarakat
mulai ketakutan manakala para
putra-putrinya tidak pintar. Lebih dari 160 juta penduduk Indonesia merasakan
ketakutan itu. Oleh karena itu mereka berusaha untuk mencari lembaga pendidikan
yang bermutu. Tentang biaya yang diperlukan tidak terlalu menjadi pertimbangan,
asalkan anak-anak mereka mendapatkan
pendidikan yang bisa mengurangi ketakutannya itu.
Menteri BUMN mengajak membandingkan keadaan itu dengan tatkala dia masih kecil. Orang tua pada umumnya menyekolahkan
putra-putrinya ketika itu agar memiliki akhlak yang baik.
Mereka itu, terutama bagi masyarakat pedesaan lebih memilih sekolah-sekolah agama, yaitu
pesantren atau madrasah. Masyarakat
pedesaan lebih mementingkan akhlak daripada kepintaran. Oleh karena itu, pondok pesantren dan madrasah, sekalipun tidak
memiliki sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai dijadikan pilihan sebagai
tempat belajar.
Menjawab persoalan masyarakat tersebut
maka muncul gejala baru, yaitu
semangat pihak-pihak tertentu
menawarkan lembaga
pendidikan bermutu yang mampu
menjawab tantangan itu. Dalam dunia bisnis, pelaku ekonomi selalu memanfaatkan
dua hal, yaitu orang takut dan orang
yang menyenangi sesuatu. Pebisnis akan
menjadikan pasar terhadap sesuatu yang
menjadi kesenangan masyarakat. Selain
itu juga rasa takut. Orang yang memiliki naluri bisnis juga akan menawarkan
sesuatu yang bisa menghilangkan rasa
takut masyarakat.
Menteri BUMN juga
mengajak membaca terhadap
fenomena tuntutan kenaikan upah buruh dikaitkan dengan pendidikan.
Dengan kenaikan upah buruh, maka pengusaha juga menuntut kualitas pendidikan dan ketrampilan mereka meningkat.
Tatkala upah buruh rendah maka persayaratan pendidikan tidak terlalu
mendapatkan perhatian. Akan tetapi tatkala upah harus dinaikan maka perusahaan
akan mempersyaratkan latar belakang pendidikan
para buruhnya.
Lewat penjelasannya
itu, Menteri BUMN rupanya ingin
mengajak para peserta seminar untuk
melihat tantangan yang dihadapi oleh
lembaga pendidikan ke depan. Pendidikan
tidak boleh hanya sekedar memenuhi keinginannya sendiri yaitu mengajarkan
sesuatu yang dianggap penting olehnya, melainkan harus memperhatikan tuntutan
atau kebutuhan lingkungannya. Ke depan lembaga pendidikan diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang
benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Simbol-simbol lembaga pendidikan
yang dulu dipercaya dan dicari, oleh karena dianggap unggul, maka ke depan akan ditinggalkan peminatnya
manakala secara nyata tidak mampu
menjawab kebutuhan masyarakat.
Para peserta seminar tampak
memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kebijakan dan langkah-langkah
yang selama ini dilakukan oleh Menteri
BUMN ini. Mereka berharap besar,
agar Dahlan Iskan ke depan
memiliki peran yang lebih besar lagi dalam memajukan bangsa ini. Sekalipun
kehadirannya di kampus Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang hanya sekitar satu jam, tetapi berhasil
memberikan wawasan dan inspirasi terhadap semua yang hadir terutama terkait dengan kemajuan pendidikan ke depan. Wallahu a’lam.
Imam Suprayogo
0 komentar:
Posting Komentar