Akhir-akhir ini penyimpangan atau korupsi
bukan saja dilakukan oleh partai politik tertentu, tetapi juga oleh partai
politik yang membawa identitas Islam. Tanpa disebut secara jelas, semua orang
sudah paham, siapa yang dimaksudkan dalam tulisan ini. Penahanan mantan
presiden PKS, Amir Luthfi Isqak adalah merupakan bukti nyata bahwa partai
politik yang mengusung identitas Islam juga tidak bersih dari
penyimpangan yang memalukan.
Dahulu para aktifis politik Islam masuk
penjara adalah hal biasa. Hamka pernah dipenjara. Bahkan kitab tafsir
beliau yang cukup dikenal adalah ditulis tatkala beliau sedang ada di penjara.
Mantan Presiden RI yang pertama, Ir. H. Soekarno beberapa kali masuk
penjara. Demikian pula tokoh-tokoh Islam lainnya. Masuk penjara
bagi mereka itu bukan sesuatu yang aib dan buruk, tetapi sudah
dipandang sebagai sebuah resiko perjuangan.
Pada kala itu, tokoh Islam
masuk penjara justru dipandang sebagai sosok pemimpin yang memiliki komitmen
dan integritas yang tinggi terhadap perjuangannya. Masyarakat sangat menghargai
kepada sosok pemimpin seperti itu. Berada di penjara atau di luar penjara,
pemimpin semacam itu masih tetap dihargai, dihormati, dan dicintai oleh
rakyat. Mereka masuk penjara bukan karena kepentingan dirinya sendiri melainkan
adalah untuk kepentingan rakyat, idiologi, dan atau agamanya.
Keberadaan para tokoh di dalam penjara
bukan menjadikan agama yang bersangkutan direndahkan, melainkan justru
sebaliknya. Agama justru dianggap sebagai kekuatan yang harus diperjuangkan.
Nilai-nilai agama ketika para tokohnya dipenjara malah menunjukkan
kebenarannya. Para tokoh lain yang tidak masuk penjara tatkala menerangkan
kebenaran agama menjadi mudah dan membanggakan. Dahulu masuk ke penjara bagi
para tokoh Islam bukan karena salah, melainkan adanya kebencian
para lawan politiknya.
Berbeda jauh hal itu dengan sekarang,
ialah ketika mantan partai politik yang membawa-bawa identitas Islam masuk
penjara oleh karena terkena kasus korupsi. Semula tokoh lainnya
menjelaskan bahwa peristiwa itu adalah merupakan hasil konspirasi dari
kelompok tertentu yang ingin menjatuhkan partai politik Islam. Akan
tetapi, dari perkembangan pemeriksaaan ternyata terkuak informasi
tentang penyimpangan dan bahkan perilaku menyimpang lainnya, sehingga
pembelaan atau rasionalitas apapun tidak bisa lagi dipertahankan dan atau
dijadikan bahan pembelaan.
Kondisi seperti itu menjadikan beban berat
bagi para tokoh Islam lainnya yang tidak melakukan penyimpangan. Dulu para
tokoh Islam selalu diberi identitas sebagai golongan putih, artinya
adalah orang-orang yang benar-benar akan menjaga kesucian, kebenaran,
keindahan moral, dan akhlak. Kalau pun mereka dibenci bukan karena
perilakunya yang buruk, melainkan para tokoh ini dianggap mengganggu banyak
orang tatkala mereka akan melakukan penyimpangan yang menjadi kesenangannya.
Kasus yang menimpa tokoh partai Islam pada
akhir-akhir ini, yaitu diadili dan ditahan oleh karena
melakukan korupsi adalah benar-benar memukul telak umat Islam
sendiri. Islam yang sehari-hari disebut sebagai ajaran yang mengembangkan
nilai-nilai luhur dan mulia, yaitu kejujuran, keadilan, selektif
dalam mengambil dan memakan harta ialah yang jelas halal,
selalu mengajak kepada kebaikan dan menjauh pada kemungkaran, dan seterusnya,
ternyata keindahan itu dirusak oleh perilaku tokohnya sendiri. Sebagai
akibat dari kasus ini, tidak sedikit orang merasa terganggu dan tidak
mudah lagi berbicara soal keindahan Islam.
Oleh karena itu, tokoh dan organisasi yang
membawa nama Islam harus benar-benar hati-hati. Perilakunya tidak boleh
menyimpang dan apalagi berlawanan dengan nilai-nilai agama itu sendiri.
Bisa saja orang membela pelaku kesalahan itu dengan mengatakan bahwa harus
dibedakan antara perilaku seorang muslim dengan ajaran Islam. Akan tetapi
pembelaan itu tidak akan diterima manakala pelakunya adalah orang yang
sehari-hari dipandang sebagai tokoh dan apalagi dianggap paham tentang
ajaran agamanya itu. Kecerobohan itu benar-benar menganggu dan berdampak sangat
mendalam dan luas terhadap psikologi umat Islam sendiri. Adanya kasus itu, umat
Islam dalam sejarah di negeri ini benar-benar menjadi teraniaya oleh
oknum tokohnya sendiri. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar