Keindahan
Ramadhan di waktu subuh benar-benar terasakan. Setiap pagi, setelah imsyak, terdengar suara
adzan dari berbagai penjuru. Sebenarnya suasana seperti itu juga bisa
dirasakan pada bulan-bulan lainnya, tetapi di bulan Ramadhan terasa lebih
semarak. Suara adzan lebih banyak. Semangat menghidupkan bulan mulia itu lebih
merata di mana-mana.
Kebetulan di bulan ramadhan ini,
saya mendapat tugas ke Jakarta, dan harus berangkat dengan pesawat jam
06.00 dari Surabaya. Sudah terbiasa, saya ke jakarta lewat Surabaya
di pagi buta seperti itu. Biasanya, agar tidak terlambat, berangkat dari
rumah jam 03.00 pagi. Keluar dari rumah jam sekian itu,
maka subuhan mesti di jalan atau di airport Surabaya.
Pada bulan puasa seperti sekarang
ini, selain suara adzan, suasana indah di perjalanan juga
disempurnakan dengan banyaknya orang tua, muda, laki-laki perempuan,
berbondong-bondong menuju ke masjid untuk menunaikan shalat subuh berjama’ah.
Masjid-masjid di pinggir jalan tampak ramai didatangi jama’ah, melebihi
dibanding bulan-bulan selain Ramadhan.
Menyaksikan banyak orang menuju ke
masjid di waktu subuh di mana-mana menjadikan Islam terasa sangat
indah. Islam mendorong orang untuk segera bangkit di pagi hari,
kemudian bersuci, dan selanjutnya mendatangi suara adzan yang dikumandangkan di
masjid-masjid. Mereka itu di tempat yang mulia dan suci saling bertemu,
dan mengucapkan kalimat yang sama, yaitu bertasbih, bertakbir,
bertahlil, dan doa-doa dalam menjalankan shalat.
Di pagi buta
itu, umat Islam tidak melakukan apa-apa selain terlebih dahulu mengingat
Tuhan atau berdzikir, dan shalat subuh bersama-sama. Kehidupan kaum muslimin di Bulan Ramadhan
dimulai dengan menyebut kalimat-kalimat indah. Setelah itu, mereka baru pergi
sebagaimana biasanya untuk mencari rizki atau menunaikan amanah masing-masing
sesuai dengan tugas dan atau profesinya.
Dengan demikian itu, berislam terasa
menjadi teduh dan indah. Kebersamaan atau berjama’ah dijadikan kebiasaan.
Tentu, keindahan itu akan semakin sempurna, umpama kebersamaan itu tidak
saja dalam menjalankan shalat di masjid, melainkan juga dalam berbagai kegiatan
lainnya, misalnya dalam berekonomi, berpolitik, dan juga lainnya. Namun
sayangnya, dalam hal-hal yang disebutkan terakhir itu, umat Islam
terasa belum memiliki kesadaran yang cukup.
Sholat berjama’ah
di masjid belum diikuti dengan berjama’ah dalam berekonomi, berpolitik,
dan lain-lain. Umpama
kehidupan berjama’ah umat Islam itu dilakukan dalam berbagai aspeknya, maka
kehidupan umat Islam akan benar-benar menjadi indah, kuat, dan penuh
wibawa. Dengan demikian, Islam akan benar-benar menjadi rakhmat dan
tauladan bagi umat lainnya. Itulah agenda penting yang seharusnya
dikembangkan pasca Ramadhan, agar Islam benar-benar menjadi
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, dan juga benar-benar identik
dengan keindahan. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar