Bulan Pendidikan



Pendidikan seumur hidup sebenarnya telah lama  diterapkan oleh umat Islam. Konsep itu datang dari  Allah lewat petunjuk al Qur’an yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Pendidikan itu berupa puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Oleh karena itulah, maka bulan suci ramadhan disebut sebagai syahrut tarbiyah, maliputi tarbiyah qolbiyah, tarbiyah  fikriyah dan tarbiyah jasadiyah.
 
Kewajiban berpuasa sebenarnya adalah konsep Tuhan untuk memperbaiki manusia. Mereka dididik selama sebulan penuh, hingga puasa disebut sebagai syahrut tarbiyah itu. Hanya pendidikan di bulan puasa ternyata  tidak diberikan kepada sembarang orang. Para muridnya diseleksi, yaitu mereka yang  telah beriman saja. Pendidikan di bulan puasa hanya akan  berhasil,  manakala murid-muridnya memenuhi persyaratan yang ditentukan itu.
 
Seseorang disebut  beriman manakala  ia   percaya adanya Tuhan, percaya akan adanya hari akhir, percaya kepada para Rasul dan kitab-kitab-Nya, para malaikat, dan qodho’ dan qadar-Nya. Mereka yang mempercayai semua itu, maka perkataan  dan perilakunya bisa dipercaya. Orang yang tidak bisa dipercaya, maka tidak akan mungkin bisa dididik melalui puasa di bulan Ramadhan.
 
Puasa adalah aktivitas yang sangat pribadi. Seseorang diketahui,  menjalankan puasa atau tidak adalah dari pengakuan yang bersangkutan sendiri. Orang lain tidak akan mungkin mampu mengawasi seseorang sedang puasa atau tidak. Puasa atau tidak adalah rahasia pribadi. Orang lain tidak akan mengetahui secara pasti. Bisa saja seseorang mengaku puasa, padahal sebenarnya tidak. Sedemikian mudah orang berpura-pura puasa.
 
Oleh karena itu,  manakala tugas puasa itu diberikan kepada orang yang tidak beriman, atau suka berbohong, pendusta, atau munafiq, maka tugas itu tidak akan dijalankan secara benar. Mereka mengaku puasa, padahal sebenarnya tidak. Mereka bisa saja berpura-pura tidak makan atau minum di hadapan orang, tetapi tatkala sudah sendirian dengan leluasa makan atau minum sepuas-puasnya.
 
Hanya orang yang beriman saja yang bisa memasuki pendidikan di bulan puasa,  yang kemudian bulan itu disebut sebagai syahrut tarbiyah itu. Pendidikan di bulan itu bersifat  menyeluruh, yaitu sasarannya adalah hati atau qolb, pikiran, dan juga jasmani. Sebagai  bentuk pendidikan untuk menjernihkan hati atau tarbiyah qolbiyah,  yaitu  pada saat berpuasa orang dibiasakan untuk mampu bersyukur, bersikap rendah hati,  ikhlas, peduli sesama, dan menjauhkan diri dari  apa saja yang merugikan diri sendiri dan orang lain,  seperti permusuhan, menggunjing, ghibah, iri hati, dengki,  dan serupa  lainnya.
 
Menyangkut pendidikan intelektual, kecerdasan atau tarbiyah fikriyah, pada bulan Ramadhan bagi orang yang berpuasa dianjurkan untuk  banyak membaca kitab suci al Qur’an, membaca sejarah nabi, bertemu dengan orang-orang shaleh dan berilmu pengetahuan, dan lain-lain. Kegiatan itu akan memperkukuh kemampuan  intelektualnya. Dengan cara itu, mereka akan bertambah pengetahuan dan wawasannya tentang kehidupan ini.
 
Sedangkan tarbiyah jasadiyah adalah diperoleh lewat puasa itu sendiri. Orang yang tidak berpuasa maka kapan dan di mana saja bisa makan minum sesukanya. Tetapi tatkala berpuasa,  maka hanya pada waktu tertentu, yakni hanya di malam hari,  yang bersangkutan boleh makan, minum,  dan  melakukan apa saja  sebagaimana tatkala tidak berpuasa. Dengan berpusasa maka hal yang terkait dengan badan atau fisik seseorang diatur sedemikian rupa secara disiplin. Pengaturan itu bermakna pelatihan agar  menjadi sehat.
 
Dengan demikian, puasa melatih atau mendidik seluruh bagian manusia agar menjadi lebih berkualitas. Itulah sebabnya, setelah berpuasa sebulan penuh yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan berharap mendapatkan ridha Allah, maka yang bersangkutan akan meningkat kualitasnya.  Kegiatan puasa  sebagai proses  pendidikan itu dilakukan pada setiap tahun, selama sebulan penuh. Hasilnya, disebuit sebagai orang yang mendapatkan derajad taqwa. Wallahu a’lam.



Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar