Sebuah kisah nyata yang
menakjubkan. Tersebutlah dua orang wanita yang bersahabat dan saling mengasihi
bagaikan saudara kandung. Wanita yang satu adalah seorang pebisnis, memiliki
tujuh orang anak, namun disia-siakan suaminya. Sedangkan sahabatnya adalah
seorang yang bersuami baik, namun tak dikaruniai keturunan.
Wanita yang satu sangat sibuk
dengan bisnisnya karena ia hanya sendirian menopang kebutuhan keluarga
besarnya. Suaminya hanya datang untuk menanamkan benih, setelah sang istri
hamil maka ia pun pergi pada wanita lain. Tiga dari tujuh anak terakhirnya
praktis diasuh sejak bayi oleh sahabatnya yang tak memiliki anak itu.
Meski tidak memiliki anak, wanita
itu ternyata mampu menyusui anak-anak angkatnya itu. ASI mengalir dari
payudaranya, meski ia sendiri tidak melahirkan. Ini tentu sangat mengherankan.
Di Srilanka ada kisah yang lebih
mengherankan, seorang ayah bisa menyusui, karena ibu sang bayi meninggal dunia.
Karena tak mampu membeli susu formula dan tak ada wanita yang bisa menjadi ibu
susu, akhirnya ia mencoba menyusui bayinya sendiri. Tangisan anaknya yang
kelaparan itu membuat air susu keluar dari payudara sang ayah.
Dalam buku ‘The Secret of Mother’
yang ditulis Tauhid Nur Azhar dan Eman Sulaeman dikatakan bahwa pria juga
memiliki hormone prolaktin yang memproduksi air susu. Namun, jumlahnya sangat
sedikit sehingga tidak mencukupi untuk memproduksi susu.
Cinta dan kasih sayang yang besar
dapat memicu terjadinya perubahan hormon dalam tubuh seseorang. Hormon cinta
(oksitoksin dan fenilatilamin) dalam tubuhnya yang naik secara signifikan,
membuat prolaktin untuk menghasilkan air susu menjadi terangsang.
Cinta dan kasih sayang senantiasa
menakjubkan. Baru-baru ini diberitakan seorang anak berusia enam tahun di Sulawesi
Selatan merawat ibunya yang lumpuh sendirian. Lima kakaknya sudah keluar dari
rumah menjadi pembantu rumah tangga.Tinggalah dia, dengan tubuh kecilnya
menyeret sang ibu untuk memindahkannya, memasak, memandikan, hingga buang air.
Bagaimana mungkin hal itu bisa
terjadi? Sinar, demikian nama anak tersebut, sejak umur empat tahun melakukan
semua itu dengan kasih sayang. Ia dengan tulus, tanpa rasa kesal atau bosan
merawat ibunya. Bahkan ia mengusap, mencium pipi, dan merapikan rambut ibunya.
Dalam al-Qur`an Surat Thaha [20]
ayat 39, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku telah melimpahkan kepadamu
kasih sayang yang datang dari Aku.” Di balik kasih sayang ada Allah Ta’ala Yang
Maha Berkehendak. Dengan kasih sayang, hal yang tampak tak mungkin terjadi,
bisa terjadi.
Kehidupan berkeluarga dewasa ini
dengan segala kompleksitasnya, sering menghadirkan permasalahan. Kasih sayang
dan cinta tulus akan mampu mengatasi permasalahan, sebagaimana kisah-kisah di
atas. Semoga Ramadhan dan Idul Fitri yang telah kita lalui mampu menjernihkan
hati dan jiwa, serta membuat kita mampu menebar kasih sayang pada keluarga juga
sesama.
Oleh Ida S Widayanti
0 komentar:
Posting Komentar