Komunikasi dalam Kepemimpinan



Ada sementara orang yang mengatakan bahwa kunci sukses sebuah organisasi itu ada pada diri pemimpinnya. Sedangkan pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menjalankan komunikasi secara baik. Jenis komunikasi yang dituntut dari seorang pemimpin adalah komunikasi yang produktif. Yaitu, komunikasi yang melahirkan etos, semangat, imajinasi, cita-cita, gerakan bersama, tanggung jawab, kemauan bekerjasama, dan seterusnya.

Dalam  sejarah Islam dijelaskan bahwa salah satu sifat  nabi yang mulia  adalah tabligh. Nabi selalu menyampaikan apa saja yang diterima  dari Allah berupa wahyu kepada umatnya. Artinya, nabi adalah seorang  yang  memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam  berkomunikasi.  Itulah yang menjadikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sukses. Orang yang semula membenci sekali pun maka selanjutnya berhasil berbalik, yaitu  menjadi pendukung setia.   

Kehebatan nabi dalam bertablig dapat dilihat dalam banyak aspeknya, mulai dari keluasan jangkauan, pendekatan yang dilakukan, maupun sikap produktif yang selalu dibangun. Terkait tentang keluasan jangkauannya, misalnya, Nabi  dalam  bertabligh tidak mengenal batas, mulai  dari penguasa negeri hingga orang miskin papa, dan bahkan kepada orang tua dan buta sekali pun. Dalam bertabligh nabi menggunakan cara-cara halus, bijak, dan selalu menghargai siapa pun. Nabi juga menyandang  sifat-sifat mulia, seperti sabar, ikhlas, rendah hati, dan seterusnya.

Nabi berhasil membangun masyarakat Madinah, yang keberhasilannya itu masih bisa dirasakan hingga sekarang. Siapa pun yang datang ke kota Madinah akan merasakan getaran-getaran  akhlak mulia yang dibangun oleh nabi dari perilaku penduduk setempat hingga sekarang ini. Itulah sebabnya banyak  orang mengenal bahwa Madinah  adalah sebagai kota yang memiliki  peradaban tinggi.

Belajar dari sejarah Nabi, maka pemimpin yang ingin sukses seharusnya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara produktif itu. Pemimpin selalu menghadapi orang-orang yang memiliki ciri-ciri, karakter, watak, dan perilaku yang beraneka ragam. Komunikiasi tidak boleh terbatas hanya kepada orang-orang yang mudah diajak bekerja sama. Karena mereka yang memiliki latar bekalang berbeda, melalui komunikasi yang baik, juga sangat berpeluang dapat diajak untuk membesarkan organisasi yang dipimpinnya.

Meninggalkan satu orang dari sekian banyak yang dipimpin akan berdampak luas. Sebab,  seorang yang ditinggalkan itu pada suatu saat akan mendapatkan simpatik dari yang lain dan kemudian pada saatnya akan berkolaborasi meninggalkan pemimpin, dan bahkan melakukan  serangan balik secara bersama-sama. Oleh karena itulah komunikasi harus dilakukan kepada siapa pun secara merata.

Tentu teknik-teknik berkomunikasi yang bisa dipilih agar usaha itu berhasil cukup banyak. Akan tetapi pada garis besarnya, hal yang sangat perlu dipertimbangkan agar komunikasi sukses adalah bahwa setiap orang memerlukan pendapatnya didengarkan, hasil karyanya dihargai, dipahami, diorangkan atau aku-nya diakui, disapa, dan bahkan jika mungkin dibantu memecahkan problem yang sedang atau akan dihadapi.

Siapa pun, manakala hatinya sudah terbuka, dan bahkan lapang, maka diajak untuk melakukan apa saja akan bersedia. Imbalan berupa uang  atau  barang  memang penting, akan tetapi hal-hal yang disebutkan di atas justru lebih penting dari segalanya. Banyak orang sekali pun tidak diberi imbalan, masih tetap bersedia untuk bekerjasama, karena hatinya telah lapang sebagai buah  kemampuan pemimpin dalam membangun komunikasi.

Imam Suprayogo

0 komentar:

Posting Komentar